1/8

20.5K 3.4K 377
                                    

" Senna sarapan dulu." Kenzy mengetuk pintu kamar Senna.

" Iya bang." Senna yang masih berjalan pincang membukakan pintu kamar untuk Kenzy.

" Gak usah sekolah dulu. Gue udah ijinin ke wali kelas lo. Kalau lo baru aja abis kecelakaan motor."

" Bang, itu lo ngijinin atau doain gue?"

" Sarapan dulu, mba Inah udah dateng. Jadi lo di rumah sama mba Inah ya."

" Kuliah bang?"

" Yoi, ganteng mah kudu rajin dan pintar. Biar jodohnya bangga. Nanti gue temenin ke dokter buat meriksa itu kaki, masih sakit banget?"

" Udah mendingan kok."

" Masa preman takut jarum suntik." Ledek Kenzy.

" Bu-bukannya takut."

" Lo takut beneran?"

" ENGGA!"

Mark keluar dari kamarnya, Senna dan Kenzy memenuhi jalan untuk turun dari tangga jadi mau tak mau Mark jalan pelan nungguin dua orang ini sampe bawah.

" Tumben jam segini udah siap lo?" Tanya Kenzy saat mendapati Mark mendahuli mereka ketika sampai di bawah.

" Mau jemput Rara." Jawab Mark santai lalu duduk di kursi meja makan.

" Mba Inah masak nasi goreng buat— ASTAGFIRULLAH INI NON SENNA KENAPA?!"

" Mba Inah, kuping aku sakit." Mark menutup telinganya kebetulan Mba Inah berdiri di depan Mark persis.

" Jatuh dari motor mba." Jawab Senna sambil tersenyum.

" Duduk sini, ya Allah. Lain kali hati-hati Non. Kasian atuh kaki mulus gini jadi bopeng."

" Iya mba Inah."

" Mba, saya titip Senna." Ucap Kenzy.

" Den Kenzy berangkat sekarang?"

" Iya ada kuis pagi. Berangkat dulu." Kenzy menyambar tas yang ada di sofa ruang tengah lalu berlari keluar rumah.

" Kaki lo patah?" Tanya Mark.

" Gue harap sih gitu. Biar gak ngejar lo lagi."

" Mba Inah. Ada kotak makan siang gak?"

" Ada Den, mau di kotakin nasi gorengnya?"

" Iya buat temen Mba."

Mark mengambil air putih lalu memberikannya pada Senna.

" Jangan ngejar atau suka sama gue lagi. Karena gue gak bisa balas perasaan lo Sen."

" Gue pengen banget Mark, tapi gue gak bisa milih gue harus sayang sama siapa, karena ini urusan perasaan Mark."

" Lo cuma buang-buang waktu Sen."

" Ini Den, nasi gorengnya."

" Makasih mba, aku berangkat dulu."

Mark membawa kotak makan siangnya pergi ke sekolah. Andai Senna bisa berada di posisi Rara walau cuma 5 menit saja merasakan perhatian Mark pasti ia akan bahagia meskipun tidak dalam waktu yang lama.

" Mba, aku udah kenyang."

" Biar mba bantu naik ke atas."

" Gak usah mba. Senna bisa sendiri."

Senna naik ke kamar walau harus berjalan pincang. Ia tak kuasa menahan tangisnya, hati Senna terlalu sakit saat ini. Jadi baginya menyendiri adalah hal yang bisa membuatnya tenang.

BROKEN X MARK LEE ( TERBIT) Where stories live. Discover now