1/29

21.5K 3.5K 578
                                    

" Mata menilai, bibir berbicara, kadang yang terlihat belum sepenuhnya benar."

" Lo yakin gak ada niat nyamperin Senna?" Tanya Jaemin pada Mark yang sedang fokus pada jejeran buku yang tersusun rapi di rak toko buku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Lo yakin gak ada niat nyamperin Senna?" Tanya Jaemin pada Mark yang sedang fokus pada jejeran buku yang tersusun rapi di rak toko buku.

" Tadi dia sampe di panggil ke ruang BK sama Pak Reinaldi gara-gara bikin heboh di sekolah kemaren." Lanjut Jaemin.

" Itu urusan Senna sama pihak sekolah."

" Lo gak penasaran gitu sama siapa yang ngelakuin itu ke Senna?"

" Engga, dia bakal baik-baik aja. Lagian Senna kan udah bilang sama pihak sekolah gak ada apa-apa cuma iseng doang, yaudah sih berarti masalahnya udah selesai."

" Lo kalau gak suka sama Senna mending jauhin, lo tuh kaya ngasih anak orang harepan. Bilangnya benci tapi Senna cuek lo deketin."

" Gue udah punya pacar, gue juga baik sama Senna karena kasian."

" Jeno sama Yeji lagi panik nih nyariin Senna. Anaknya ilang gak ada kabar seharian."

" Kenapa jadi bahas Senna mulu sih?!"

Jaemin memperlihatkan chat-nya dengan Yeji dan Jeno yang sedang mencari keberadaan Senna.

Tangan yang sedari tadi mengabsen buku untuk di beli tiba-tiba berhenti, perhatian Mark mengarah pada Jaemin.

" Bukan urusan gue." Ucap Mark dingin lalu mengambil salah satu buku yang sudah ia putuskam untuk di beli.

" Jangan baik sama orang karena kasihan Mark, gak semua orang suka di kasihanin."

" Gue mau ke rumah Rara."

***

Senna berjongkok di pusara seseorag yang di batu nisannya tertulis nama " Windy Sihila."

" Maaf baru jenguk lo lagi sekarang. Dan maaf juga gue selalu pura-pura mengerti apa yang lo rasain sampai sekarang semua yang pernah terjadi sama lo juga terjadi di hidup gue."

" Jangan nyalahin diri lo terus."

Gadis itu sontak menoleh ke sumber suara yang berasal dari arah belakangnya. Disana berdiri Ghafa dengan seikat bunga mawar putih di tangannya.

Ghafa tersenyum dan meletakkan bunga mawar tersebut di batu nisan Windy lalu ikut berjongkok di sebelah Senna.

" Lo sering kesini?"

BROKEN X MARK LEE ( TERBIT) Where stories live. Discover now