1/24

21.3K 3.5K 492
                                    

" Kamu adalah sebuah tujuan yang tak pernah bisa ku capai."

Senna menatap sinis ke arah Mark, " Ngapain lo ngintilin gue?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Senna menatap sinis ke arah Mark, " Ngapain lo ngintilin gue?"

" Gue mau mastiin lo sampe di kamar dan gak kabur buat nemuin si Ghafa itu."

" Gak perlu!"

" Senna biarin aja kenapa sih? Emang salah calon kamu nganter sampai kamar?" Teriak Mamah Senna dari arah ruang tengah.

" Tapi Senna cewek mah! Tetep aja gak boleh ada cowok yang masuk ke kamar Senna!" Protes Senna.

" Semakin cepet lo masuk ke kamar, semakin cepet juga gue pulang."

Senna berdecak kesal, ia lanjut menyusuri anak tangga hingga sampai di depan kamarnya dan Mark masih mengikuti Senna.

" Gue udah di kamar sekarang. Buru pergi!" Senna sudah berada di dalam kamar dengan pintu yang ia siap tutup.

Mark tak menggubris ucapan Senna, ia justru masuk ke kamar Senna tanpa ijin dengan yang punya terlebih dahulu.

" Ini kamar atau kandang hamster sih?" Pandangan Mark mengedar menyusuri setiap sudut kamar Senna yang berantakan.

Senna yang kesal menarik paksa tangan Mark, tapi Mark menepisnya.

" Keluar!"

" Gak sopan ngusir tamu. Apalagi itu calon suami lo sendiri."

" Jangan bikin gue bingung. Mending lo bilang mau lo apa sebenernya?"

" Minta maaf sama Rara."

Senna memutar bola matanya malas, " Iya besok gue minta maaf sama pacar kesayangan lo itu. Sekarang lo keluar dari kamar gue."

Perhatian Mark tertuju pada robekan foto yang ada di meja belajar Senna. Dengan cekatan Senna mengambil robekan foto itu lalu membuangnya ke tempat sampah.

" Kenapa di buang?"

" Lo itu anak SMA atau kang sensus penduduk? Nanya mulu!"

" Itu kan foto kita waktu kecil."

Senna tertawa mendengar ucapan Mark, " Hahahaha. Gak akan ada kata 'kita' di antara gue sama lo!"

" Sekarang memang udah gak ada dan gak akan pernah ada. Tapi dulu waktu kecil kan masih ada Sen."

" Gue gak suka bahas yang dulu-dulu." Senna melepas jam tanggannya lalu meletakkan jam berwarna hitam itu di atas meja.

" Gue mau denger dari versi lo."

Senna yang baru saja meletakkan tasnya di kursi meja belajar menatap Mark heran.

" Versi gue? Apa perlu?"

" Perlu."

" Kita ngomong di balkoni." Senna berjalan ke balkoni di ikuti oleh Mark. Di balkoni mereka duduk bersebelahan di kursi rotan dimana Senna biasa menikmati waktunya sendiri.

BROKEN X MARK LEE ( TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang