1/41

20.2K 3.1K 255
                                    

Pukul menunjukkan jam 10 malam, tapi Mark masih kesulitan untuk tidur. Sama halnya dengan Senna yang menginap di kediaman Mark, gadis itu juga masih sibuk membaca komik onlinenya di ponsel.

Mark keluar dari kamarnya, dari celah bawah pintu masih terlihat jika lampu kamar Senna belum padam.

TOK TOK TOK!

" Sen." Panggil Mark.

" Buka aja!" Balas Senna.

Mark membuka pintu yang ternyata tak di kunci. Terlihat Senna sedang tertawa pelan dengan pandangan fokus ke layar ponsel.

" Lo belum tidur?"

" Belum, gak bisa tidur gue." Balas Senna tanpa memandang lawan bicaranya.

Mark mendekat ke arah Senna dan merebut ponsel Senna.

" Yah! Mark lagi seru!" Protes Senna.

" Gue laper Sen."

" Gila Mark! Ini udah jam 10."

" Kan itu fungsi utama lo gue larang pulang."

Senna berdecak kesal, " Iya gue masakin!"

Dengan terpaksa Senna bangkit dari tempat tidur, sedangkan Mark menahan tawa karena berhasil mengganggu kesenangan Senna.

Keduanya turun ke dapur, Senna memasak kalau Mark duduk anteng di kursi meja makan.

" Nasi goreng aja yah cepet."

" Lo ceplokin telur juga gue makan Sen."

" Lo bener-bener gak bisa masak? Selama ini lo kalau di rumah sendiri siapa yang masakin?"

" Mba Inah buat apa di pekerjakan disini Sen? Kan beliau yang masak."

" Oh iya, lama gak ketemu Mba Inah jadi lupa. Hahaha."

" Ngerti kok, isi otak lo kan cuma gue." Mark menaik turunkan alisnya sembari tersenyum usil.

Senna memutar bola matanya malas, fokus memasak adalah tujuan utama Senna agar bisa cepat melanjutkan membaca komik yang tinggal satu part lagi tamat.

Setelah nasi goreng buatan Senna jadi, ia menyajikan di piring lalu menyodorkannya pada Mark.

" Pelan-pelan makannya."

" Weits, mau kemana lo?" Mark menahan tangan Senna.

" Ke atas lah lanjut baca."

" Temenin gue makan."

" Mark, tinggal satu part lagi tamat elah! Mati penasaran gue!"

" Inget fungsi utama lo disini?"

" Kan cuma masak doang!"

" Nemenin gue juga."

" Banyak peraturan!"

Senna duduk di sebelah Mark.

Karena lelah menunggu Mark, Senna merasakan matanya semakin berat. Ia mulai mengantuk. Kalau saja tangan Mark tidak sigap menangkap dahi Senna mungkin dahi itu sudah benjol membentur meja.

" Kebiasaan kalau tidur suka gak tau tempat." Omel Mark.

" Ngantuk." Keluh Senna.

Mark membawa kepala Senna bersandar pada bahunya, " Gue makannya lama."

" Lo ngunyah ikut aturan?"

" Sssst, merem aja."

***

BROKEN X MARK LEE ( TERBIT) Kde žijí příběhy. Začni objevovat