#1

355 34 4
                                    

Selamat membaca~🐺💕


Sebuah mobil tampak berhenti di halaman rumah kosong yang ada di sebelah. Kedua alis Areum bertaut, mengamati tiga orang yang baru saja keluar dari mobil. Sepasang suami istri dan seorang remaja laki-laki masing-masing membawa koper besar dan berjalan memasuki rumah itu.

Ah, rupanya tetangga baru, pikir Areum.

Dia lalu beranjak dari ayunan yang sedaru tadi didudukinya dan masuk ke rumah. Kedua orang tuanya tampak rapi dengan pakaian kantor, membuatnya mengernyit.

"Kalian mau ke mana? Bukankah ini masih libur?" tanya Areum.

"Ada rapat penting. Sepertinya kami akan pulang malam sekali. Ibu sudah menyiapkan makan malam untukmu," ujar ibunya.

"Lalu nanti malam bagaimana? Kalian sudah berjanji akan pergi menonton bersamaku."

Ibunya lantas menatap sang suami. Pria itu menghela napas dan mengusap pelan puncak kepala putrinya.

"Maaf, tapi ini benar-benar rapat penting. Kita akan pergi lain waktu. Maafkan Ayah dan Ibu." Pria paruh baya itu lalu mengecup kening Areum.

"Jangan lupa kunci pintu jika kau mau tidur. Ibu dan Ayah pergi dulu," susul sang ibu.

Areum memandangi punggung kedua orang tuanya dengan tatapan sendu. Wajahnya menekuk ke bawah dan helaan napas terdengar setelahnya. Tidak lama kemudian dia mendengar suara mobil. Gadis itu lalu pergi menuju kamarnya dengan langkah gontai.

Sore ini, entah menjadi sore ke berapa bagi Areum ketika orang tuanya meninggalkannya demi pekerjaan ketika akhir pekan. Areum mendudukkan dirinya di kursi tempatnya belajar dan menarik salah satu laci yang ada di meja belajarnya. Tiga lembar tiket nonton itu kini tidak berarti lagi baginya. Dia sudah tidak minat lagi pergi walaupun itu bersama teman-temannya.

Dia lantas merobeknya hingga berubah menjadi ukuran kecil dan melemparkannya asal ke atas meja. Areum membuang napas kasar. Di saat yang bersamaan, pandangannya yang lurus ke depan tidak sengaja melihat kegiatan di sebuah kamar di seberang sana.

Laki-laki yang tadi. Rupanya dia benar-benar pindah ke sana. Saat ini dia terlihat sibuk membereskan pakaiannya. Areum mengamatinya selama beberapa saat, sebelum akhirnya dia kembali membuang pandangan.

Dia memilih membuka buku dan mengerjakan tugas sekolahnya.

***

Ruangan itu akhirnya telah rapi, begitu pula dengan barang-barangnya. Hari sudah hampir malam ketika kegiatan beres-beres itu selesai.

"Changbin-ah, kau perlu bantuan?" Seorang pria masuk ke dalam kamar.

"Ah, tidak. Aku baru saja selesai." Changbin tersenyum tipis.

"Kau suka kamar barumu?"

Changbin mengedarkan pandangannya dan lelaki itu mengangguk pelan. "Lumayan. Aku akan terbiasa."

"Baiklah, kalau begitu segera bersihkan tubuhmu dan turunlah untuk makan malam. Kau pasti lelah."

"Hm."

Pintu kamar itu kembali ditutup. Changbin kembali melihat-lihat keadaan kamarnya. Dia lalu mengambil sebuah bola basket yang ada di atas lantai dan duduk kursi belajarnya. Saat dia memainkan bola itu di ujung jari telunjuknya, pandangannya teralih pada seseorang yang berada di sebuah kamar tepat beberapa meter di depan jendela kamarnya.

Seorang gadis tampak sibuk mengerjakan sesuatu di bukunya. Changbin mengerjap saat bola di tangannya hilang keseimbangan. Dia lalu meletakkannya di bawah meja dan beranjak dari kursi dan segera membersihkan tubuh.

Bonus pict:

Seo Changbin(~ ̄³ ̄)~

Seo Changbin(~ ̄³ ̄)~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Streetlight ✔Where stories live. Discover now