#16

62 12 1
                                    

Changbin menghela napasnya dan menatap ke arah jendelanya yang dibuka. Sedari tadi yang dia lakukan hanya berbaring di atas tempat tidurnya. Ah, tidak. Bahkan sudah dua hari dia begitu. Dia demam tinggi dan tidak sekolah. Sang ibu selalu memperingatkannya agar tidak nekat pergi ke sekolah. Changbin pada akhirnya hanya bisa menurut.

Kepalanya menoleh ketika pintu kamarnya terbuka. Kedua matanya menyipit saat melihat ... Yoon Areum?

"Areum bilang dia ingin melihat keadaanmu," ucap Nyonya Seo. "Aku akan mengambilkan minum untukmu."

Areum mengucapkan terima kasih. Dia masih memakai seragam sekolahnya, sepertinya dia baru pulang. Gadis itu tersenyum canggung dan meletakkan keranjang buah di atas meja belajar milik Changbin. Matanya lalu menatap kamarnya dari sana.

"Wah, aku pasti terlihat jelas dari sini." Dia tertawa pelan.

Salah satu sudut bibir Changbin naik. "Tangisanmu bahkan lebih terdengar jelas."

Kedua mata Areum membulat seakan tidak percaya. "B-benarkah?"

Changbin mengangguk. Areum seketika menggigit bibir bawahnya. Dia malu sekali. Dia itu cengeng dan sering menangis. Changbin mendengarnya dan itu pasti memalukan.

Reaksi Areum membuat Changbin tertawa pelan. Dia lantas mendudukkan tubuhnya. "Kau tahu dari mana kalau aku sakit?" tanyanya.

Areum menarik kursi dan mendudukkan dirinya di sana. "Tadi aku bertemu dengan ibumu saat di perjalanan pulang. Ibumu habis berbelanja. Dia bilang kau sakit, jadi aku langsung membeli buah-buahan. Pantas saja beberapa hari ini kau tidak terlihat. Ternyata si jagoan basket ini sedang demam." Areum tertawa pelan.

"Aish ... demamku sudah turun. Kurasa besok aku akan kembali sekolah."

"Jangan terlalu dipaksakan. Kau butuh istirahat." Areum mengambil beberapa miniatur dinosaurus yang ada di atas rak buku milik Changbin.

"Aku tidak lemah," ucap Changbin. Areum langsung menatapnya.

"Kau menyindirku, ya?" Gadis itu memasang muka marah. Keduanya lalu tergelak.

Areum menatap sebuah foto yang berada di atas nakas, tepat di sebelah Changbin. Kedua matanya menyipit, mencoba mengenali orang-orang di dalam foto itu. Keningnya berkerut. Dia baru saja hendak berdiri untuk melihat lebih jelas, namun Nyonya Seo tiba-tiba datang.

"Terima kasih sudah menjenguk Changbin. Harusnya kau tidak perlu repot-repot membawakan buah," ucapnya seraya meletakkan segelas jus dan setoples camilan di dekat Areum.

"Ah, tidak apa-apa. Rasanya tidak enak jika datang dengan tangan kosong." Areum menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Nyonya Seo hanya tersenyum. Dia lalu keluar dan kembali ke dapur untuk membereskan belanjaannya.

Areum mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kamar Changbin. Gadis itu berdecak kagum. "Kamarmu lebih rapi dari dugaanku."

"Memangnya kau pikir kamarku seperti gudang bawah tanah?"

Areum tertawa. "Bukan begitu. Hanya saja aku jarang menemukan lelaki sepertimu. Bahkan kamar Han Jisung saja tidak serapi ini. Tapi kamarnya tidak berantakan kok."

"Memangnya kau pernah ke kamarnya?" Changbin tersenyum miring. Areum mengerjap. Ah, dia salah bicara.

"Aku pernah menjenguknya sewaktu sakit. Jadi aku tahu. Jangan berpikiran yang aneh-aneh." Areum mencebikkan bibir. Dia lalu melihat sebuah gitar di dekat meja. "Kau bisa main gitar?" tanyanya antusias.

"Aku bahkan bisa membuat lagu." Changbin berujar dengan nada sombong. Tapi lelaki itu memang mengatakan hal yang sebenarnya.

"Benarkah? Wah ... itu sangat keren. Kau seperti Han Jisung. Dia juga sering membuat lagu." Areum meletakkan gitar milik Changbin di pangkuannya dan memetik beberapa senar.

"Berhentilah menyamakan aku dengan pacarmu. Astaga." Changbin tertawa pelan.

"Aku mengatakan yang sebenarnya. Kalian sepertinya memang sama-sama berbakat. Oh, iya. Kapan-kapan ajari aku main gitar, ya?"

"Kenapa tidak minta pada pacarmu?" Salah satu alis Changbin naik.

Areum terdiam selama beberapa saat. "Dia sibuk," ucapnya dan mulai memainkan gitar di tangannya dengan asal.

"Hei, hentikan itu. Kau membuat telingaku sakit," protes Changbin saat nada yang dimainkan Areum begitu sumbang. Sementara gadis itu hanya tertawa tanpa dosa tanpa menghentikan kegiatannya.

Jadi, ceritanya kalian lagi jenguk tetangga yang sakit(~ ̄³ ̄)~

Iya ceritanya:"

Iya ceritanya:"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

— Seo Changbin

Streetlight ✔Where stories live. Discover now