#32

54 15 0
                                    

Rumah begitu sepi, padahal hari sudah cukup siang. Beberapa makanan tampak sudah disajikan di atas meja makan, namun Nyonya Yoon tidak menemukan keberadaan putrinya di sana. Dia sudah mengecek ke kamar Areum, namun gadis itu juga tidak ada di sana.

Nyonya Yoon menarik salah satu kursi dan segera memakan makanan yang sudah disiapkan oleh Areum. Kedua sudut bibirnya naik saat masakan Areum terasa pas di lidahnya. Putrinya memang cukup pandai memasak, namun karena beberapa waktu terakhir banyak hal yang membuatnya tidak nyaman, pada akhirnya dia jarang makan.

Setelah sarapan, Nyonya Yoon tidak juga melihat Areum. Karena penasaran, akhirnya dia mengeceknya ke luar. Keadaan rumah sudah bersih, sepertinya Areum sudah membersihkannya saat dia belum bangun. Gadis itu pasti bangun pagi-pagi sekali.

Samar-samar dia mendengar suara Areum di suatu tempat. Nyonya Yoon menoleh dan mendapati putrinya tengah berada di halaman rumah tetangganya bersama dengan seorang laki-laki yang sepertinya seumuran dengannya. Kening Nyonya Yoon berkerut, dia bahkan sampai tidak sadar kalau rumah kosong itu sudah ditempati kembali. Dia benar-benar sibuk memikirkan pekerjaannya.

Dilihatnya Areum tengah duduk bersila dengan tangan yang memegang sebuah bola. Putrinya tengah tertawa, terlihat senang sekali. Nyonya Yoon merindukan senyuman itu. Sudah lama sekali dia tidak melihat Areum sesenang itu.

"Tiga puluh enam ... tiga puluh tujuh— yak! Kau belum selesai!" Areum melempar bola di tangannya ke arah lain dan menarik ujung kaus milik Changbin hingga tubuh lelaki itu tertarik ke belakang.

"Apa yang kau lakukan? Bajuku bisa melar! Hei, Yoon Areum!" Changbin berusaha melepaskan tangan Areum namun gadis itu masih saja tertawa dengan tangan yang tak kunjung lepas. Tubuhnya bahkan ikut terseret di permukaan rumput begitu Changbin melangkah. Namun bukannya bangun karena kesakitan, Areum justru menikmatinya seperti anak kecil.

Nyonya Yoon yang melihat itu perlahan tersenyum. Dia bahkan tidak tahu kalau Areum memiliki teman baru. Atau mungkin lebih tepatnya, dia tidak tahu  Areum sudah memiliki teman.

"Astaga, kau ini." Changbin tertawa pelan dan menyingkirkan tangan Areum. Pandangannya lalu teralih pada seseorang yang duduk di ayunan. Pandangan mereka bertemu.

"S-selamat pagi, Nyonya," sapanya pada Nyonya Yoon. Dia bahkan tidak menyadari kalau wanita itu ada di sana.

Nyonya Yoon tersenyum. Dari sikapnya, dia bisa menebak kalau pemuda yang tengah bersama dengan Areum itu adalah pemuda baik-baik.

"Ah, Ibu sudah bangun. Apa Ibu sudah makan?" tanya Areum. Ibunya mengangguk. "Oh, iya. Dia temanku. Namanya Seo Changbin."

Changbin seketika menjadi salah tingkah. "Seo Changbin imnida," ucapnya seraya membungkukkan badan. Dia tersenyum canggung.

Nyonya Yoon ikut senang. Setidaknya putrinya tidak benar-benar sendirian selama ini. Ada seseorang yang menemaninya.

***

"Kau tidak perlu repot-repot. Ajak saja Areum."

"Tidak apa-apa. Anda kan ibunya, lagi pula semakin banyak orang akan semakin menyenangkan." Changbin menarik pelan tangan Nyonya Yoon agar ikut ke rumahnya. Dia dan keluarganya sedang mengadakan pesta BBQ kecil di halaman. Areum sudah berada di sana dan tengah membantu Nyonya Seo.

"Oh! Ibu!" Gadis itu berseru senang saat Changbin ternyata mengajak ibunya juga. Kedua orang tua Changbin yang melihatnya lantas menyambutnya dengan baik.

"Anda ibunya Areum? Ah, salam kenal. Kami pikir Anda bekerja. Tapi Changbin berkata kalau Anda ada di rumah jadi saya menyuruhnya agar mengajak Anda bergabung. Maaf, ini hanya acara kecil-kecilan," ucap Nyonya Seo.

"Ah, tidak apa-apa. Saya sudah sangat senang karena Anda mengajak saya bergabung. Saya benar-benar berterima kasih." Nyonya Yoon menjawab seraya tersenyum. "Saya bahkan tidak sadar kalau kalian pindah ke sini. Saya minta maaf."

"Tidak apa-apa. Kudengar Anda sedang sakit beberapa waktu lalu. Apa sekarang sudah baikan?" Kini Tuan Seo yang bertanya.

"Ah, iya. Saya sudah merasa lebih baik."

"Anda duduk saja, biar Areum yang menyiapkan makanannya. Jika rasa dagingnya aneh, Anda marahi saja dia." Changbin berujar seraya melirik Areum. Dia langsung tertawa saat Areum memelotot padanya.

"Enak saja! Aku bisa membuat daging yang enak! Awas ya kau!" Gadis itu mengacungkan pencapit daging ke arah Changbin hingga semua orang tertawa. Suasana di sana perlahan mencair. Udara malam yang dingin tidak menghalangi mereka sama sekali.

Streetlight ✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat