#36 (END)

124 18 7
                                    

Kedua kaki itu perlahan melangkah dengan sedikit keraguan. Helaan napas berkali-kali terdengar. Tangan itu meremas kedua sisi pakaiannya hingga kusut.

Areum menggigit bibir bawahnya. Dia menatap rumah lamanya yang kini sudah ditempati oleh orang lain. Dua orang anak kecil terlihat sedang bermain di ayunan miliknya. Areum tersenyum tipis.

Sudah lama sekali. Kedua mata Areum kembali menatap rumah di depannya. Tidak ada yang berubah, kecuali pohon yang tumbuh lebih tinggi dari yang terakhir dia lihat. Dia menoleh ke sebuah lapangan kecil yang ada di halaman rumah. Bibirnya perlahan membentuk seulas senyuman. Tiang ring masih berdiri dengan kokoh di sana.

Dia bersyukur semuanya masih terlihat sama. Salah satu tangannya mengeluarkan sesuatu dari dalam jaket. Sebuah penghapus milik seseorang yang lupa dia kembalikan. Orang itu, Areum merindukan orang itu. Dia kembali membuang napas.

Apakah dia masih berada di sana? Apa dia masih ingat padanya? Bagaimana jika dia tidak ada? Terakhir mereka bertemu saat masih duduk di bangku sekolah menengah. Kini Areum sudah menempuh pendidikan di universitas, itu artinya hal yang serupa juga terjadi pada lelaki itu.

Kedua kakinya terasa sulit digerakkan kembali. Apa sebaiknya dia kembali? Tapi dia sudah sampai di sana. Membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk sampai ke tempat itu.

Buk!

Areum tersentak dan memegang kepalanya yang berdenyut. Dia berbalik hendak melayangkan protes, namun gadis itu justru terdiam setelahnya.

Seseorang melangkah mendekat seraya menunjukkan seulas senyuman padanya. Areum masih bergeming.

"Kau lama sekali." Lelaki itu tersenyum. Dia mengambil bola yang berada di dekat Areum dan menatap gadis itu.

"Seo Changbin ... " Areum menatap Changbin yang masih tersenyum padanya.

"Sudah lama ya, Yoon Areum?"

Kedua sudut bibir Areum perlahan naik. Dia tersenyum dan memeluk Changbin erat hingga membuat lelaki itu terkejut. Namun di detik berikutnya Changbin tersenyum dan mengusap punggung Areum.

"Kau menepati janjimu," ucapnya. Lelaki itu bertambah tinggi sekarang.

"Kau juga. Aku berpikir kalau kau sudah tidak di sini lagi." Areum kini bisa bernapas lega. Akhirnya dia dan Changbin bisa bertemu kembali setelah sekian lama.

"Bukankah sudah kukatakan kalau aku tidak akan pergi?" Changbin mengelus puncak kepala Areum. Mereka tersenyum satu sama lain.

"Dasar cengeng." Changbin tertawa pelan seraya mengusap sesuatu yang jatuh dari salah satu mata Areum. "Bagaimana kabar ibumu?"

"Ibuku baik-baik saja. Dia ingin ikut denganku tapi dia harus bekerja. Ibu sekarang sudah lebih baik."

"Aku senang mendengarnya. Kalau begitu ayo masuk, ibuku pasti senang melihatmu datang." Changbin merangkul bahu Areum dan membawanya menuju rumah.

"Tunggu!" Areum tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"Ada apa?"

Areum memasukkan tangannya ke dalam jaket dan mengeluarkan sebuah penghapus. "Milikmu," ujarnya seraya tersenyum.

Changbin tertawa pelan dan segera mengambil penghapus itu. "Aku bahkan tidak pernah berpikir kalau kau masih menyimpannya hingga sekarang. Aku sudah tidak ingat."

"Itu milikmu, aku tidak mungkin menghilangkannya," ucap Areum hingga membuat Changbin tergelak. Jawaban yang terdengar lucu. Lelaki itu tiba-tiba menyodorkan ponselnya.

"Kau sudah mengembalikan penghapus milikku. Jadi, bisakah kau memberikan nomormu, Nona?"

Areum berkedip. Gadis itu tertawa seraya mengambil ponsel milik Changbin. Lucu sekali, mereka sudah kenal lama tapi tidak pernah bertukar nomor ponsel.

"Sudah. Aku beri nama Tuan Putri Areum."

Changbin terdiam menatap layar ponselnya. Dia tertawa pelan dan mengacak puncak kepala Areum dengan gemas. Mereka kemudian melanjutkan langkah dan memasuki rumah.

——

Waktu yang telah kau habiskan dalam kekhawatiran di pikiran dan jiwamu adalah sebuah proses untuk menerima hasil yang lebih baik
Kau hanya harus melakukan yang terbaik itu sudah lebih dari cukup
Kau masih muda, itu tidak bisa menjadi akhir
Dengan semua rasa sakit yang kau rasakan di masa lalu, kau akan mendapatkan kekuatan yang lebih
Meskipun kesulitan terus datang padamu, tapi kau harus tetap percaya pada dirimu sendiri sampai akhir

- Seo Changbin -

Stray Kids - Mixtape#3🎶

- END -

Alhamdulillah~ 💕
Ini adalah cerita tercepat yang pernah aku tulis wkwk. Aku nulis ini dalam waktu empat hari aja huaaa lup lup Seo Changbin yang selalu menyemangati😭💕 *plak

Tapi maap karena aku tetap memilih Bangchan🌚🐺🤣 *plak

Awalnya ada 40 part, tapi aku revisi ulang dan jadilah 36 part ini dan aku simpan di draf wkwk. Terima kasih semuanya~ semoga kalian suka🙆🙆

Sebenarnya cerita ini berawal dari iseng. Aku sering ngebayangin punya tetangga macam Changbin wkwk kayaknya seru bisa ribut tiap hari haha. Karena sering kepikiran, akhirnya jadilah cerita ini🤣🤣

Jangan lupa vote dan berikan komentar yaa💕

- Tuti Haryati

Salam hangat dari tetangga sebelah🐷🐇

—Seo Changbin

—Seo Changbin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Streetlight ✔Where stories live. Discover now