#15

70 14 0
                                    

Changbin melempar bola di tangannya pada Areum. Gadis itu menangkapnya dengan baik, meskipun tubuhnya hampir limbung karena tenaga Changbin yang kuat.

Gadis itu lalu berlari mendekati ring layaknya atlet dan melempar bolanya. Dia bersorak saat lemparannya masuk. Dia bahkan meloncat-loncat bak anak kecil. Hal itu membuat Changbin terkekeh geli. Reaksi perempuan selalu berlebihan, pikirnya.

Kedua matanya melihat sebuah mobil yang melewati rumahnya dan memasuki halaman rumah Areum.

"Seo Changbin, lihat! Aku berhasil lagi!" Areum masih sibuk dengan kegiatannya memasukkan bola ke dalam ring.

"Hei, Areum-ah. Kurasa orang tuamu sudah pulang," ucap Changbin. Dua orang dewasa tampak keluar dari mobil tadi dan memasuki rumah.

"Biarkan saja." Areum tetap asyik dengan bolanya.

"Ini masih sore. Tumben sekali mereka sudah pulang."

Areum berhenti sejenak dan menatap ke halaman rumahnya. "Mereka hampir setiap hari membawa masalah pekerjaan ke rumah. Kau akan tahu maksudku. Sebentar lagi mereka akan bertengkar." Dia kembali memantul-mantulkan bola sebelum akhirnya melemparnya ke dalam ring. Dia lagi-lagi berseru.

Salah satu alis Changbin naik. Dia terkejut saat samar-samar mendengar benda pecah dari dalam rumah Areum. Lelaki itu lantas menatap Areum yang masih asyik sendiri. Gadis itu benar-benar tidak peduli, bahkan saat tahu kalau orang tuanya tengah bertengkar di rumah. Changbin yakin Areum mendengarnya barusan.

"Tidak usah menatapku begitu. Aku sudah terlalu bosan melihat mereka bertengkar. Mereka pulang lebih awal hanya untuk memindahkan masalah pekerjaan ke rumah. Mereka menjaga citra satu sama lain, makanya mereka memilih bertengkar di rumah. Mereka bahkan tidak peduli tentangku. Jadi kenapa aku harus peduli?"

"Areum-ah, tapi-" Changbin lagi-lagi terkejut saat mendengar benda pecah. "Apa tidak sebaiknya kau pulang dan melihat mereka? Bagaimana jika terjadi sesuatu?"

"Kau ingin aku menginjak pecahan vas lagi?" balas Areum. "Sudahlah. Mereka akan kembali akur, lalu bertengkar lagi saat melakukan kesalahan. Mereka memang begitu." Kini Areum mendudukkan tubuhnya dan menatap Changbin yang masih berdiri. Lelaki itu masih menatap ke arah rumahnya.

"Mereka sudah tua, harusnya mereka bisa lebih dewasa," ujar Areum. Changbin kini menatapnya.

"Kau benar-benar tidak takut terjadi sesuatu?"

"Hei, Seo Changbin. Aku sudah sering melihat mereka begitu." Areum mengatur napasnya. Dia menatap ke arah pintu rumahnya yang menutup. Berbagai macam kalimat dengan nada tinggi itu masih terdengar dengan cukup jelas di telinganya. Areum lalu membuang pandangannya ke arah lain.

"Aku selalu iri dengan keluargamu. Kalian selalu terlihat bahagia. Bahkan ayah dan ibumu juga bersikap sangat baik padaku. Rasanya aku seperti lupa siapa orang tuaku yang sebenarnya. Kau beruntung, Seo Changbin." Areum menghapus sesuatu yang menetes dari salah satu matanya.

Changbin terdiam selama beberapa saat. Dia lalu mendudukkan tubuhnya di sebelah Areum dan mengelus bahu gadis itu. "Kau jangan bicara begitu. Mereka tetap orang tuamu. Kau harus menghormati mereka. Percayalah, aku yakin keluargamu juga akan bahagia lagi seperti dulu." Dia tersenyum.

"Aku tidak yakin." Areum kembali menunduk.

"Hei, kau harus yakin." Changbin berusaha meyakinkan gadis itu. "Menangislah, kau hanya perlu melepaskan semuanya. Jangan ditahan." Dia mengelus punggung Areum ketika kedua bahu gadis itu mulai bergetar. Areum memeluk kedua lututnya dan menenggelamkan wajahnya di sana. Gadis itu mulai menangis.

"Kau tidak boleh patah semangat. Kau itu kuat. Kau bisa melewati ini, Yoon Areum." Changbin tersentuh saat isakan Areum semakin keras. Gadis itu benar-benar butuh seseorang di sampingnya.

"Jika perasaanmu sedang tidak bagus, jangan ragu untuk mengatakannya padaku. Kau tidak boleh memendamnya sendiri. Kau harus melepaskannya, itu lebih baik." Changbin menatap Areum yang masih menangis. "Kau bisa, Yoon Areum. Jangan menyerah. Bahkan bunga-bunga juga memerlukan waktu untuk bisa mekar."

-

Maka teruslah berlari meskipun kau sendiri tidak tahu di mana akhirnya
Meskipun tubuh dan pikiranmu sangat lelah
Kau harus tetap bertahan dan tidak boleh menyerah
Kau sudah memutuskan seperti apa akhir ceritamu
Jadi jangan gelisah, aku yakin kau dapat mengandalkan dirimu sendiri

- Seo Changbin -

Stray Kids - Grow Up🎶

Streetlight ✔Where stories live. Discover now