Daniar si Apatis

126 45 3
                                    

Zilo Abimastya. Nama yang cukup familiar bagi keempat cowok yang kini tengah duduk di bangku panjang pos Dadoeg. Murid baru yang kini bersekolah di SMA yang sama dengan Lanang. Lanang tak kaget melihat Zilo murid baru di sekolahnya. Tak ada keterkejutan sama sekali sewaktu Bisma membisikkan siapa murid baru itu.

"Bukannya Zilo sekolah di SMA Leter ya, Nang," kata Panjul duduk bersender di pos.

Lanang hanya berdehem. "Kenapa dia pindah sekolah? Pasti bakal ada apa-apa," kata Juki.

Bisma dan Lanang langsung menatap Juki secara bersamaan. Ucapan Juki ada benarnya. Semua anak Dadoeg tau jika Lanang dan Zilo tak pernah bisa akrab sebagai sepupu.

Tingkah Zilo yang selalu menyalahkan Lanang akibat perceraian kedua orang tuanya adalah salah satu pemicu Zilo membenci sepupunya, Lanang.

"Kenapa lo pada ngeliatin gue kaya gitu, anjir," kata Juki.

"Gue juga sepemikiran sama lo," kata Bisma.

"Coba pikir kenapa dia tiba-tiba mau sekolah di sini. Secara sekolah kita sama sekolah Zilo selalu adu balapan sama kita. Apalagi Hendro juga benci banget sama Lanang," kata Bisma dengan otak encernya.

Panjul manggut-manggut. "Bener yang dibilang Bisma. Kita harus waspada, Nang. Siapa tau Zilo disuruh Hendro."

Lanang masih mencerna ucapan ketiga temannya. Ia sama sekali tak takut jika harus dihadapkan dengan anak Leter sekalipun. Selagi Lanang benar dan tak membuat kesalahan cowok dengan surai hitam legamnya ini tak tak akan gentar dengan ancaman apapun.

"Gue gak takut sama mereka," kata Lanang. "Kalo sampai mereka macem-macem sama anak Dadoeg ataupun temen kita yang lain gue gak akan segan buat ngehabisin mereka semua," ucap Lanang tenang dengan sorot mata tajam.

Lanang Bakal Bagus sang ketua geng Dadoeg tak akan membiarkan teman-temannya di ganggu. Baginya teman adalah orang yang harus di jaga. Teman adalah segalanya. Dan teman adalah harga mati dalam diri Lanang. Ucapan Lanang memang sudah terbukti adanya.

"Gue percaya sama lo, Nang. Lo ga akan biarin temen lo dalam bahaya," kata Juki menepuk bahu ketuanya pelan.

Siapapun tau jika Lanang memprioritaskan teman-temannya. Bagi Lanang teman adalah keluarga kedua. Mereka selalu ada dalam keadaan suka maupun duka. Banyak yang salut akan kepribadian Lanang.

"Gue seneng bisa punya temen kaya lo, kita bangga punya ketua yang punya nyali besar kaya lo," kata Panjul pada Lanang.

Ketiga murid dengan seragam abu-abunya itu tersenyum. "Gak ada yang bisa ngalahin pesona Lanang, ketua Dadoeg SMA Analog," kata Bisma merangkul bahu Lanang.

Kini keempat cowok yang menjadi senter Dadoeg saling menatap satu sama lain dan melempar senyuman.

◆◆◆

"Anak mana nih," celetuk sosok cowok yang mengenakan kaos oblong berwarna putih tengah duduk di depan gedung kosong yang lama tak terpakai.

"Bangsat lo!" kata Zilo yang mendekati sosok teman lamanya.

"Gimana? Lo sekelas sama Lanang?" kata cowok itu lagi.

Zilo menggeleng. "Gue sekelas sama cewek yang lo bilang," sahut Zilo merampas rokok elektrik dari tangan Hendro, cowok yang sedari tadi menunggu kedatangannya.

"Bagus," kata Hendro dengan senyum yang merekah dari sudut bibirnya. Senyum yang menandakan akan ada peperangan dingin diantara persahabatan lama mereka.

"Selagi kita benar dan tak membuat kesalahan jangan gentar akan ancaman."
-LANANG BAKAL BAGUS

Hai semua ini cerita pertama aku. Aku harap kalian suka dengan jalan ceritanya. Kasih aku saran untuk membuat cerita ini lebih baik lagi kedepannya. Terima kasih yaa❤❤❤

Follow ig @nndanrstu untuk menjalin pertemanan.

10.08.'20

Daniar si ApatisOnde histórias criam vida. Descubra agora