Daniar si Apatis

63 18 1
                                    

"LANANG BAKAL BAGUS!!! TUGAS YANG KEMARIN KENAPA BELUM DIKERJAKAN!" teriakan Bu Non guru Kimia menggelegar. Membuat kelas XI IPA-1 dan IPA-3 bisa mendengarkan suara guru muda itu.

"Lanang sehari gak buat guru teriak itu gak bisa apa, ya?" gerutu Putri memutar bola matanya bosan. "Heran gue sama dia. Gak ada bosen-bosennya apa," celetuknya lagi.

Niar yang asik menulis langsung menoleh menatap Putri sekilas tanpa berkomentar. Memang dasarnya Putri yang kadar ngedumelnya diatas rata-rata. Apapun yang ia lihat atau yang ia dengar, perempuan dengan suara cempreng itu selalu berkomentar.

"Niar, gue mau cerita," kata Putri menutup buku Niar dengan paksa. Membuat sang empunya menatap seksama.

"Waktu gue keluar rumah jalan-jalan gue gak sengaja ketemu Lanang. Dia minta nomor lo ke gue," katanya to the point.

Minta nomor? Buat apa? batin Niar.

"Kayaknya dia mau minta maaf sama lo, dia udah sadar kali," katanya lagi menatap manik mata Niar.

"Lo kasih?" tanya Niar.

"Ya enggak, lah! Kan lo pernah bilang kalo nomor lo itu privacy buat lo," jelasnya mengingat betul jika Niar pernah mengatakan hal itu pada Putri. "Mana berani gue."

Putri memang sahabat terbaik, meski mereka berbeda sifat. Tapi keduanya selalu saling menjaga. Membuat Niar nyaman memiliki sahabat seperti Putri.

"Sebenernya Lanang juga pernah minta nomor ke gue," jujur Niar membuat Putri menegakkan tubuhnya dengan benar. Obrolan yang tentunya membuat Putri mati penasaran. "Lagian Lanang juga udah minta maaf sama gue," imbuhnya lagi. Entahlah perasaan apa yang dimiliki perempuan itu pada Lanang. Yang jelas ia sendiri masih bingung dengan perasaan yang dipunya.

"Serius lo! Kapan! Kok gue baru tau!" kata Putri dengan wajah yang cukup terkejut.

"Belum lama ini," kata Niar singkat. Putri yang mendengar tercengang. "Lanang bisa minta maaf juga ya ternyata," kata Putri manggut-manggut.

Niar hanya mengangguk ia juga tak menceritakan mengenai kejadian kemarin malam. Entahlah perempuan itu ingin tutup mulut saja.

Di bonceng Lanang saat balapan adalah hal yang ingin dilupakan Niar.

◆◆◆

Zilo cowok berpawakan atletis dengan kaki jenjangnya melangkah menuju kursi yang sering di tempati anak Dadoeg. Tak biasanya cowok itu bertatap muka ataupun sekedar saling sapa.

"Jauhi Niar!" suara tegas Zilo menatap tajam Lanang.

"Ada urusan apa lo!" suara Lanang tak kalah lantang. Membuat beberapa murid memerhatikan interaksi keduanya.

Kantin yang biasanya ramai kini seperti tak berpenghuni. Mereka semua cukup terpekur dengan suara Lanang dan juga Zilo.

"Gue suka sama Niar. Gue rasa dia lebih cocok sama gue ketimbang sama lo," kata Zilo dengan nada percaya yang cukup tinggi pada Lanang. Ketua geng Dadoeg yang masih duduk santai di kursinya.

Lanang yang mendengar pengakuan Zilo menaikkan sebelah alisnya. "Yakin Niar bakal suka sama lo!" ucapnya dengan nada mencemooh. Sungguh siapapun tau betul jika Niar tak nyaman bila berdekatan dengan Zilo.

Dilihat dari cara Niar yang terus menghindar dari jangkauan Zilo. Apa Zilo tidak sadar?

"Semua juga tau lo anak baru. Tapi jangan ngayal kalo lo bisa ambil hati Niar!" kecam Lanang berdiri dari duduknya. Berjalan mendekati Zilo dan membersihkan seragam sepupunya yang terlihat rapi.

"Karena Niar bakal jatuh hati sama gue," bisiknya tepat di telinga kanan Zilo. Lanang dengan pandangan songongnya pun langsung meninggalkan area kantin. Meninggalkan Zilo dan ketiga temannya yang diam memperhatikan.

Bisma, Panjul, dan Juki tentu ketiga cowok itu melongo mendengar pengakuan Zilo. Sepupu Lanang itu dengan gamblangnya mengungkapkan rasa sukanya terhadap Niar.

"Gue heran sama Niar," ucap Juki terheran masih menatap Zilo yang berdiri kaku dengan tangan terkepal. "Diem-diem banyak juga yang naksir."

"Ya gimana, Niar udah pendiem, pinter, cantik lagi. Siapa juga yang gak naksir sama Niar," kata Panjul.

"Tapi ya gitu, lo kuat-kuat ngadepin cewek kaya Niar. Susah diajak bicara," terangnya lagi. Membuat Juki mengangguk menyetujui.

"Jadilah teman dalam segala keadaan."

Hai semua ini cerita pertama aku. Aku harap kalian suka dengan jalan ceritanya. Kasih aku saran untuk membuat cerita ini lebih baik lagi kedepannya. Terima kasih yaa❤❤❤

Follow ig @nndanrstu untuk menjalin pertemanan.


31.08.'20

Daniar si ApatisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang