Daniar si Apatis

81 21 1
                                    

Sesuai janji Lanang. Cowok dengan jaket varsity yang dikenakannya mengantarkan Niar pulang.

Usai balapan Lanang menghajar Hendro habis-habisan. Emosi yang ia pendam sontak membludak teringat Niar yang diancam anak Demerol. Geng yang diketuai sosok Hendro. Rival Lanang beberapa tahun ini.

"Niar," panggil Lanang ketika perempuan itu sudah turun dari motornya.

"Lo gak akan bilang sama anak-anak di sekolah, kan? tanyanya memastikan. "Gue harap lo tutup mulut soal geng gue. Lo tau kan kepala sekolah gak akan segan-segan buat bubarin geng ini," terangnya.

Niar mengernyitkan kening. Ia menatap wajah Lanang yang penuh luka akibat perkelahiannya dengan Hendro.

"Luka di wajah lo?" tanya Niar enggan membahas apa yang dibicarakan Lanang.

"Gue gak apa, ini cuman luka kecil," kata Lanang memegang sudut pelipis yang berwarna biru kehitam-hitaman.

"Luka kecil lo bilang? Sekecil apapun luka itu pasti sakit," balas Niar dengan suara kerasnya. Terlihat jelas jika perempuan dengan sweater gombrong berwarna milo itu terlihat khawatir dengan keadaan Lanang.

Baru kali ini Niar terlihat tak tenang. Ada rasa yang susah untuk dijelaskan. Degub jantungnya seketika nyeri melihat kondisi Lanang.

"Lo kenapa? Khawatir?" kata Lanang dengan senyum menggoda. Menggenggam jemari lentik Niar untuk digenggamnya.

"Sekarang lo masuk! Besok gue jemput," pungkas Lanang menatap manik mata Niar dengan pandangan seolah hanya Niar yang ada di iris mata hitamnya. Niar perempuan yang mampu membuat Lanang hilang kendali. Antara otak dan hatinya kini berjalan tak sebati.

◆◆◆

Usai mengantar Niar, Lanang langsung pergi ke rumah Bisma. Ketiga temannya kini tengah duduk bersila di depan layar tv. Memegang stik play station masing-masing.

"Gimana Niar?" tanya Juki menoleh sekilas ke arah Lanang yang sudah duduk di sofa coklat tak jauh dari tempat ia duduk.

"Baik," jawab Lanang singkat.

"Gue harap dia gak ngomong sama anak-anak di sekolah besok," timpal Panjul menghentikan gamenya. Diikuti Bisma dan Juki. Mereka bertiga langsung duduk menghampiri Lanang.

"Gak akan. Gue percaya sama Niar," kata Lanang mengingat wajah khawatir Niar. Sungguh untuk kali pertamanya Lanang merasa dipedulikan oleh perempuan.

Bisma yang setuju dengan anggapan Lanang mengangguk. "Gak mungkin Niar bakal cerita ke anak-anak. Kayak gak kenal Niar aja lo," katanya.

"Iya juga sih. Bisa aja kan Niar diam-diam menghanyutkan," ucap Juki menatap ketiga temannya bergantian.

"Nggak bakal. Gue percaya sama Niar."

"Lo jangan terlalu percaya sama perempuan, Nang. Jangan sampai lo gila cuman gegara perempuan. Inget yang dulu. Buat jadi pelajaran," imbuh Panjul dengan gaya sok bijaknya. Membuat Lanang, Bisma, dan Juki menatap dengan tatapan seolah bertemu hantu.

"Kena setan mana lo? Bilang sama gue," kata Juki menempelkan tangan kanannya di kening Panjul.

"Bangsat lo!" geram Panjul menghempas kasar tangan Juki.

Membuat ketiga cowok itu tertawa terbahak kecuali Panjul.

Bahagia itu memang sederhana. Dari lingkungan sekitar saja sudah membuat kita tertawa. Kata yang pernah diucapkan Lanang pada Niar.

Membuat Lanang tersenyum mengingat perempuan berambut coklat yang tadi sempat mengkhawatirkan dirinya.

◆◆◆

Di depan gerbang tinggi berwarna hitam. Sosok cowok berseragam SMA tengah duduk diatas motornya.

15 menit menunggu. Perempuan yang membuat Lanang hampir gila hanya karena suaranya akhirnya membuka pintu.

Niar yang baru saja membuka pintu gerbangnya terkejut bukan main melihat Lanang.

"Kok di sini?" tanya Niar.

"Buat jemput lo," balas Lanang tenang. Tatapannya masih terfokus dengan wajah Niar.

"Makin hari lo makin cantik," celetuknya secara spontan.

Lanang Bakal Bagus ada apa dengan dia pagi ini. Sungguh Niar yang mendengar ucapan Lanang cukup terkejut. Wajahnya tampak bersemu. Perempuan mana yang tak malu jika di puji seperti itu.

"Lo ngomong apa sih," ucap Niar menunduk. Menutupi wajahnya yang memerah. Lanang yang melihat tingkah Niar gemas. Tanpa permisi ia menarik tangan perempuan itu agar segera naik ke atas motornya.

"Kenapa dia makin hari makin cantik?"
-LANANG BAKAL BAGUS


Hai semua ini cerita pertama aku. Aku harap kalian suka dengan jalan ceritanya. Kasih aku saran untuk membuat cerita ini lebih baik lagi kedepannya. Terima kasih yaa❤❤❤

Follow ig @nndanrstu untuk menjalin pertemanan.


26.08.'20

Daniar si ApatisWhere stories live. Discover now