Daniar si Apatis

79 21 1
                                    

Niar berjalan tergesa menuju kantin. Rasa hausnya sungguh tak tertahan sedari tadi. Air mineral yang di bawanya pun sudah habis sebelum bel istirahat.

"Buru-buru amat," suara berat itu mampu membuat Niar menoleh ke arah samping. Lanang. Cowok itu kini tengah mensejajarkan langkahnya.

"Iya," kata Niar melanjutkan langkah kakinya yang tertunda karena suara Lanang. "Mau beli minum," imbuhnya lagi.

Lanang hanya ber-oh ria. Menggenggam tangan kanan Niar, mengajaknya untuk duduk di bangku panjang.

Suasana sekolah kini sudah mulai sepi. Sebagian murid masih ada yang lalu lalang sekedar mengikuti ekstrakurikuler adapula yang mengikuti jam pelajaran tambahan untuk murid kekas XII.

"Lo tunggu sini," kata Lanang menatap iris mata coklat Niar yang terlihat bersinar. "Jangan kemana-mana," katanya lagi sebelum pergi meninggalkan perempuan itu.

Niar hanya diam. Ia tak ingin banyak bicara karena tenggorokannya sudah kering kerontang sedari tadi.

Lanang pun langsung bergegas pergi. Meninggalkan Niar untuk membelikan perempuan itu minuman.

Selang beberapa menit. Lanang kembali. Ia mendudukkan dirinya di sebelah Niar sambil memberikan sebotol air mineral yang sudah dibuka tutupnya.

"Minum!" perintah Lanang.

Niar pun menerima, ia tak memikirkan apa-apa. Terpenting cairan bening itu bisa mengurangi rasa haus yang dirasa.

Lanang tersenyum menatap perempuan yang duduk di sebelahnya tengah meneguk setengah botol air mineral pemberiannya.

"Haus banget?" tanya Lanang.

Niar mengangguk. Menutup kembali botol minumannya.

"Makasih ya," ucap Niar berterima kasih.

"Gak usah bilang makasih. Minuman itu hutang gue waktu di depan swalayan. Lo inget, kan!" kata Lanang mengingatkan kembali saat ia merampas minuman kotak rasa apel yang pernah ia minum sampai habis.

Ucapan Lanang mampu membuat Niar geleng-geleng kepala. Tidak menyangka cowok itu masih mengingatnya. "Gue ikhlas kok, rada kaget aja karena lo tiba-tiba ada di sana," kata Niar kembali.

Lanang kembali diam. Ia ingin menanyakan suatu hal pada Niar. Tapi ia ragu. Maukah Niar menjawab pertanyaan absurd ini?

"Lo gak pulang?" tanya Niar memecahkan keheningan diantara keduanya. Membuat Lanang langsung bangun dari lamunan.

"Lo mau pulang?" kata Lanang bertanya balik

Kan Bego, di kasih pertanyaan malah nanya balik, batin Lanang menyesal dengan ucapan yang keluar dari mulutnya barusan.

"Maksud gue, gue entaran aja. Lo udah mau pulang?" ralat Lanang melihat Niar yang menukikkan sebelah alisnya.

"Iya," sahut Niar cepat.

Lanang yang mendengar sahutan Niar menghembuskan napas kasar. Ia tak mau lagi membuang waktu. Belum sempat Niar meninggalkan Lanang. Lanang langsung menarik pergelangan tangan perempuan itu.

Berjalan menuju parkiran dan menghidupkan motornya.

"Pulang sama gue, sekalian gue mau ngomong sama lo," kata Lanang di balik helm full facenya.

"Lo bilang mau pulang entaran?" kata Niar mengingat ucapan cowok yang kini menatapnya dengan pandangan memaksa.

"Udah cepet! Keburu sore," sahut Lanang tak ingin memperpanjang perdebatan dengan Niar.

Sungguh Niar rasanya ingin menjitak kepala Lanang. Ia geram dengan tingkah pemilik motor RX King ini.

Otak Niar masih berputar. Apakah dirinya harus pulang dengan Lanang? Atau pulang dengan naik kendaraan lain?

Belum juga mendapat titik temu, tangan Niar sudah ditarik untuk segera menaiki motor Rx King yang selalu cowok itu pakai. Membuat jantung Niar seketika berdetak tak karuan. Matanya langsung melebar akibat tarikan tak terduga Lanang.

"Santai aja gue gak bakal ngebut kalo bonceng cewek," kata Lanang melihat wajah Niar dari spion motornya dengan kekehan renyah.

Sungguh rasanya baru kali pertama ini Niar di bonceng oleh cowok. Dan cowok itu Lanang. Anak kelas XI IPA-2 yang selalu menyebutnya patung hidup di sekolah.

"Santai aja gue gak bakal ngebut kalo bonceng cewek."
-LANANG BAKAL BAGUS

Hai semua ini cerita pertama aku. Aku harap kalian suka dengan jalan ceritanya. Kasih aku saran untuk membuat cerita ini lebih baik lagi kedepannya. Terima kasih yaa❤❤❤

Follow ig @nndanrstu untuk menjalin pertemanan.


20.08.'20

Daniar si ApatisМесто, где живут истории. Откройте их для себя