Daniar si Apatis

106 39 1
                                    

Sepanjang koridor menuju kantin, Niar berjalan sendiri. Biasanya ada Putri yang menemani. Kini ia terpaksa jalan sendiri. Perutnya sedari tadi berbunyi karena pagi tadi ia melewatkan sarapan. Dan tentunya Niar lari dari ocehan Zilo yang sedari tadi merecokinya.

Belum sempat Niar masuk pintu kantin, suara berat yang selalu meneriaki namanya dengan sebutan 'patung hidup' membuat Niar terkejut.

"Sendiri aja. Mana temen, lo," kata Lanang mencegat Niar.

"Sakit," ucap Niar singkat enggan untuk berlama-lama. Melanjutkan langkah yang sempat tertunda.

"Mau ditemani?"

Mendengar ucapan Lanang, Niar menggeleng. Membuat Lanang melangkah mendekat. Membisikkan kata-kata yang membuat Niar terdiam untuk sementara waktu.

Melihat reaksi Niar, Lanang tertawa. Tawa khas yang hanya dimiliki oleh sosok Lanang Bakal Bagus, cowok rusuh yang seenaknya memanggil Niar dengan sebutan 'patung hidup'.

"Ayo! Keburu bel," ajak Lanang menggandeng tangan Niar secara refleks. Membuat beberapa siswa menatap aneh keduanya.

Tak biasanya Lanang melakukan kontak fisik dengan perempuan, apalagi ini dengan Niar. Entahlah, Lanang tak begitu menggubris tatapan mereka.

Lanang menempatkan Niar di tempat duduk yang biasanya ditempati anak Dadoeg. Tempat pojokan sebelah pintu keluar kantin. Tempat yang sering digandrungi kebanyakan murid laki-laki.

"Duduk sini،" perintah Lanang.

Niar pun menurut, ia tak bisa berkutik. Membuat Lanang mengukir senyum kecil di sudut bibirnya.

"Lo mau makan apa?" tanya Lanang mendudukkan dirinya di hadapan Niar.

Sejujurnya Niar merasa canggung duduk di sini. Apalagi duduk di depan sosok Lanang. Cowok bertubuh tinggi dengan rambut hitam legam yang selalu tampak tak rapi sama sekali.

"Niar," panggil Lanang lagi. Sedari tadi Niar menunduk, enggan menatap Lanang. Entahlah. Membuat Lanang menghembuskan napas pelan.

Sadar atau tidak, Lanang memanggil nama perempuan di depannya dengan benar.

Tanpa mengucapkan sepenggal kata. Lanang beranjak dari tempat duduknya. Ia berjalan menuju stan penjual soto yang letaknya berada di dekat pintu keluar. Memesan dua mangkok soto beserta minuman.

Niar yang masih menunduk langsung mendongak, melihat semangkok soto dan es teh sudah tersedia di depannya.

"Makan, gue tau lo gak nyaman duduk di sini," ucap Lanang. "Tapi coba lo liat. Lo mau duduk di mana, semua tempat duduk udah ada yang punya." Lanang mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin, Niar pun mengikuti arah pandang Lanang dan benar semua tempat duduk sudah terisi.

◆◆◆

Bisma, Panjul, dan Juki yang asik menikmati semilir angin menoleh bersama ketika suara motor berhenti tepat di sebalah pos Dadoeg.

"Dari mana ae bang, baru nongol?" Tanya Juki.

Lanang yang baru turun dari motornya menenteng sekantong kresek, tak lupa ia juga mengulurkan sekantong kresek putih yang berisi minuman bersoda dan beberapa makanan ringan pada Juki yang memang lebih dekat dengan Lanang.

Mata Juki langsung berbinar. Dengan tangkas ia membuka isi dari kantong kresek dan membagikan sama rata pada Panjul dan juga Bisma.

"Soal makanan gercep banget, kalo soal matematika Pak Suryo ngeluhnya seantero jadi korban. Dasar!" cemooh Panjul. Juki hanya meringis. Ia lebih baik menikmati minuman dan snack ringannya daripada harus  meladeni ucapan benar teman selawaknya.

Lanang dan Bisma tertawa. Memang benar apa yang diucapkan Panjul. Juki salah satu cowok yang perutnya tidak bisa disikonkan.

"Tadi gimana makan bareng sama Niar," celetuk Bisma cengengesan.

"Cieee," goda Panjul dan Juki bebarengan.

"Cuman nemenin doang, dia kaga ada temen kan kasian," kilah Lanang dengan wajah tenangnya.

"Gimana-gimana, sayang banget kita gak ada tadi. Pasti anak kantin pada liatin lo pada," tebak Panjul tepat. Lanang hanya tersenyum.

Bisma, Panjul, dan Juki memang sewaktu istirahat tidak ke kantin, mereka lebih memilih merokok di gedung belakang sekolah. Tempat paling aman dari jangkauan guru BK.

Jangan tanya darimana ketiga cowok ini tau, semua murid membicarakan tingkah Lanang, membuat ketiganya langsung mendengar gosip langka sosok Lanang.




"Kalo kita gak ramah, apa bisa kita saling menyapa?"
-LANANG BAKAL BAGUS






Hai semua ini cerita pertama aku. Aku harap kalian suka dengan jalan ceritanya. Kasih aku saran untuk membuat cerita ini lebih baik lagi kedepannya. Terima kasih yaa❤❤❤

Follow ig @nndanrstu untuk menjalin pertemanan.

11.08.'20

Daniar si Apatisजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें