-05-

5.7K 587 1
                                    

Sebulan berlalu dan Rou memutuskan untuk konsultasi kembali mengingat jika menstruasinya bulan Ini lebih baik dari sebelumnya setelah ia mengkonsumsi obat dari dokter itu.

Ia menekan tombol liftnya setelah melapor di meja informasi. Tapi seperti mengalami kejadian yang sama seorang pria dengan tergesa-gesa memasuki liftnya, ia tidak begitu mengenal pria itu tapi ia hanya merasa lucu sendiri mengingat kejadian yang terulang itu meski dengan pria yang berbeda.

"Apa anda sudah baikan?"

Rou memutar kepalanya menatap pria yang menanyakan kabarnya, ia merasa tidak mengenal pria itu meskipun ia sedikit lama menatapnya karena wajah pria itu cukup menarik perhatian.

"Sudah." Ia menjawab cepat dan berbalik menyadari jika ia memandang terlalu intens.

"Baguslah, terakhir kali saya melihat anda, anda sangat kesakitan." Ucap pria itu lagi.

Rou mengernyitkan alisnya. "Anda siapa?" Tanyanya langsung menimbulkan ekspresi kaget pria itu, karena memang seingatnya ia tidak pernah mengenal pria semenawan itu.

"Anda tidak mengingat saya?" Pria itu sedikit memastikan karena biasanya  dirinya selalu meninggalkan kesan pada setiap orang yang ia temui.

Rou menggeleng.

"Saya dokter yang pernah berbicara dengan Anda beberapa saat yang lalu disini."

Mendengar penjelasan pria itu, ia hanya bisa memuji bagaimana pria itu masih mengenali dirinya sedangkan ia sudah lupa padahal seharusnya ia masih ingat mengingat wajah pria itu sepertinya mudah dikenali.

"Sorry dok, saya mungkin terlalu tidak fokus saat itu sehingga tidak mengingat anda." Ia sedikit menunjukkan wajah bersalah.

Pria itu terlihat paham dan mengangguk kecil. "Sudah merasa lebih baikan?" Tanyanya lagi.

"Sudah." Dan Rou menjawab hal yang sama.

Carter memijit batang hidungnya yang terasa berdenyut tiba-tiba, padahal ia tidak memakai kacamata minusnya.

"Kalau begitu saya permisi dulu dok, terima kasih atas perhatiannya. " Wanita itu memberikan senyum tipis kemudian berjalan menjauh tanpa menunggu jawaban dari dirinya dan Carter merasakan perasaan kesal yang sama dengan saat ketika ia bertemu wanita itu pertama kali.

***

"Kamu sudah baikan?" Dokter Jessica bertanya lagi.

Rou mengangguk. "Apakah berarti saya ada kemungkinan sembuh dok?"

Jessica tersenyum tipis, "kalau masalah sembuh itu urusan Tuhan, tapi berdasarkan pemeriksaan rahim kamu kemarin sepertinya tidak akan kembali seperti semula lagi." Dokter itu harus berkata jujur.

Rou menghela nafas. "Thanks dok, saya sekalian minta resep lagi." Ia menyiapkan tasnya.

"Kamu tidak merasa berat dengan dana disini?" Dokter itu memang sudah sedikit dekat dengan Rou mengingat ia sering menghubungi dokter itu meminta saran-saran dan Jessica tidak keberatan.

"Dengan dokter lebih nyaman, dengan biaya saya masih punya tabungan." Ia bukan anak orang kaya tapi Rou rajin menabung hingga ia memiliki cukup uang.

"Kamu bekerja apa?"

Wanita itu sedikit sungkan menceritakan situasinya tapi untuk apa juga ia sembunyikan, toh ia benar-benar seorang ahli gizi meskipun ia bongsor begini.

"Kalau pekerjaan sampingan saya masih seorang caretaker, tapi saya sedang berusaha menemukan pekerjaan tetap yang sesuai dengan almamater saya." Jawabnya sembari tersenyum kikuk.

Baby With Problem [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora