-20-

5.2K 590 10
                                    

Carter tidak mau berbicara padanya semenjak Rou berada di rumah sakit maupun ia sekarang dalam perjalanan pulang dan duduk disebelah pria itu. Apa sebegitu damage yang ia timbulkan karena mengeluarkan isi hatinya? Jika iya sungguh Carter adalah pria sensitif.

"Apa yang harus aku katakan pada father in law dan juga mom?" Ia membuka percakapan merasa bersalah mengingat jika ia yang membuat pria itu mendiaminya hampir dua hari belakangan.

Carter tidak menjawab.

"Apa kau masih marah?" Jawabannya sudah pasti tapi Rou hanya ingin pria itu meresponnya.

"Apa kamu bisa berbicara dengan pria bermuka dua sekarang?" Carter mengucapakan kalimat sindiran itu dengan wajah datarnya menyetir mobil.

Fix, Carter benar-benar sensitif.

Rou tidak menjawab, dari pada ia meminta maaf untuk sesuatu yang ia tidak akui sebuah kesalahan biarlah ia menikmati kebisuan itu.

Carter menghela nafas, ia tahu Rou itu sangat menyebalkan tapi tidak separah ini. "Aku tidak tahu sudah seburuk apa image diriku di kepalamu."

Rou melirik pria itu dari sudut pandangnya, Carter tetap menyetir dengan penuh karisma.

"Tapi aku selalu melakukan yang terbaik ketika aku menjalani profesiku sebagai dokter." Pria itu hanya ingin menegaskannya.

"Ok."

"Bagus-"

"Tapi aku tetap tidak mau kamu menjadi dokterku."

Carter menghentikan mobilnya tiba-tiba di pinggir jalanan yang sepi. Ia menatap wanita itu dengan kekesalan yang sudah tidak tertahankan.

"Why?" Ia bertanya dengan suara menahan marah.

Rou membalas tatapan pria itu dengan cold. " Itu hak ku sebagai seorang pasien."

Wanita itu mempunyai alasan menyembunyikan kondisinya, ia hanya tidak mau pria itu tahu betapa rapuh dirinya. Bahwa tidak ada yang tersisa dalam dirinya selain wajah datar yang membuat ia terlihat kuat.

Ia tidak mau Carter mengetahui kelemahannya.

"Katakan Rou, apa yang kamu pikirkan saat menikah denganku?" Carter bertanya tiba-tiba.

"Status?"

Mendengar jawaban wanita itu membuat Carter tertawa tidak percaya.

"Apa yang lucu? Bukankah kau juga sama?" Rou memberikan tatapan sakratis.

"Kau juga berpikir menggunakan pernikahan ini sebagai kedok untuk menyembunyikan fakta kalau kau adalah seorang gay." Sambungnya membuang muka tidak mau melihat ekspresi Carter setelah mengatakan kalimat kasar itu.

"Kau benar." Pria menjawab singkat sebelum menghidupkan kembali mobilnya.

"Dan kau juga membenci kehamilan ini." Rou berujar dengan pelan tapi Carter mendengarnya dengan baik.

C tidak menjawab dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi dan tentu saja Rou hanya bisa berpura-pura kuat padahal jantungnya sudah berdetak tidak karuan takut jika terjadi apa-apa dengan kandungannya.

**

Rou tidak bisa menyembunyikan nafasnya yang tersengal-sengal karena menahan diri selama perjalanan mereka tadi dengan kecepatan tinggi. Carter memasang wajah tidak peduli dan keluar dari mobilnya dengan membanting pintu nya tentu saja.

Tak mau kalah Rou juga melakukan hal yang sama kemudian ia berjalan mengejar pria itu sebelum membuka pintu.

Ia menarik lengan Carter.

Baby With Problem [END]Where stories live. Discover now