-15-

5.1K 547 8
                                    

Mereka mengetahui siapa yang melakukan hal usil itu setelah memeriksa CCTV yang berhasil menangkap wajah sang pelaku , tapi Rou menyuruh untuk mengintrogasi besok saja karena dokter Jessica sudah menunggui dirinya.

Ia berjalan sesekali melirik pria yang berada disebelahnya, setelah ia berdiri di depan pintu dokter Jessica ia memberi tatapan menyelidik sekali lagi pada pria itu.

"Apa dokter yakin?"

Carter tidak menjawab malah ia membuka pintu itu dan masuk terlebih dahulu.

Dokter Jessica tentu saja terlihat kaget. "Apa yang membawa anda kemari dokter Scott?" Ia bertanya sembari berdiri mempersilahkan dua orang yang terlihat tidak cocok berdampingan bersebelahan itu untuk duduk.

"Aku hanya singgah sembari mengantarkan dia." Ia menjawab enteng mengabaikan Rou yang mengumpat dalam hati karena dijadikan subjektif 'dia'

Terlihat Dokter Jessica tidak menyukai kehadiran pria itu tapi laki-laki memang tidak pernah peka.

"Ada apa dokter memanggil saya?" Untuk mempersingkat waktu karena ia harus bekerja besok pagi, Rou menanyakan maksud wanita itu memanggilnya.

Dokter Jessica terlihat bimbang. "Aku hanya ingin-" ia memutar kepalanya kemudian berdiri menuju mejanya mengambil berkas. "Meminta tolong pada kamu untuk memberikan resep makanan pada salah satu pasien ku yang sedang hamil dan memiliki kondisi tertentu, kamu bisa membacanya disini."

Rou menerima berkas itu.

"Ini saja dok?" Ia memastikan.

Dokter Jessica sepertinya menyimpan uneg-uneg tapi wanita itu memilih untuk menyudahi.

"Maafkan aku memanggilmu hanya untuk ini padahal kamu sedang sibuk bersama Dokter Scott."

Rou menggeleng keras. "Tidak apa dokter, anda sudah banyak membantuku jadi selagi aku mampu aku akan membalasnya." Ia tidak mau membuat dokter muda itu sungkan.

"Lagipula kami hanya menghadiri makan malam keluarga." Tambahnya menimbulkan rasa penasaran tercetak jelas di wajah Jessica.

"Apa Tante Elizabeth juga disana?" Jessica memberikan pertanyaan pada Carter.

"Mom and Dad, hanya kami berempat. Tidak bisa disebut kelurga karena saudaraku yang lain tidak ada disana." Ia menjawab begitu saja sembari berdiri menandakan jika ia tidak ingin berlama-lama.

Rou hanya menangkap informasi yang sedikit dari Carter mengenai keluarga pria itu, ia memang tidak tahu apa-apa.

"Kalau begitu kami permisi lebih dulu dok." Rou berjalan mengikuti Carter meninggalkan Jessica yang memasang ekspresi wajah yang sulit dibaca.

***

"Dokter punya saudara?" Setelah sekian lama Rou berani bertanya pada pria yang serius menyetir itu.

Carter mengangguk. " Dua kakak laki-laki dan satu adik perempuan."

Rou mangut-mangut "Usianya?" Ia penasaran.

"My brothers are twin mereka 32 tahun, Charles dan Jacob. Sedangkan Dixie dua puluh empat tahun."

Rou kaget. "Berarti Dixie seumuran denganku." Ujarnya.

"Benarkah? Aku kira kau lebih tua."

Rou mendelik. "Don't you see my cute face." Ia mencoba memainkan pipinya yang tembem.

Carter mendengus. "Percayalah, wajahmu seperti tante-tante."

Bughhh

Rou meninju lengan pria itu sekuat tenaga hingga menimbulkan ringisan lolos dari bibir merah Carter yang terkadang ia irikan. Rou kembali duduk dengan nyaman menyilangkan tangan di depan dada mengabaikan tatapan tajam Carter.

Baby With Problem [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora