-30-

5.6K 623 11
                                    

Hari Senin adalah hari yang palin Rou tidak sukai, karena hari itu adalah hari pertama dalam seminggu ia memulai pekerjaan setelah menghabiskan liburannya.

Ia masih bekerja, bahkan sangat sibuk. Meski usia kandungannya sudah memasuki bulan ke sembilan, ah rasanya Rou ingin cuti saja merasakan jika perutnya itu kelewat besar, bahkan ia selalu menjadi bahan perhatian jika berjalan. Hanya saja ia harus bersabar karena ia hanya perlu menunggu seminggu lagi.

Carter dan ia sudah membicarakannya beberapa kali dan Rou akan berhenti bekerja selama beberapa tahun untuk fokus merawat anak triplet mereka. Awalnya ia sedikit ragu tapi karena Carter cekoki dengan dalih tanggung jawab ia harus memikirkannya dengan matang.

Knock knock

Rou sedang membaca filenya ketika pintu kantornya terbuka begitu saja menampilkan dokter Jesicca, ia mencoba berdiri.

"Duduk saja." Wanita itu memerintahkan kemudian mengambil tempat duduk didepan Rou menyerahkan hasil pemeriksaan dua minggu yang lalu.

"Apa ini dok?"  Rou memasang wajah heran seingatnya kondisinya sudah jelas kemarin.

Jessica terlihat serius. " Maafkan atas keteledoran perawat yang memberikan berkas hasil pemeriksaan kamu Rou, aku juga salah karena tidak memperhatikan dengan seksama." Ia meminta maaf terlebih dahulu.

"Maksud dokter?" Rou semakin tidak mengerti.

Jessica mengambil nafas panjang. " Hasil pemeriksaan mu yang kemarin tidak bagus dan kamu diharuskan melakukan operasi Caesar secepatnya. Jika tidak mereka bisa saja tidak bertahan."

"Maafkan aku menawarkan persalinan normal beberapa saat yang lalu karena laporan yang tertukar itu Rou, agar tidak terlambat sebaiknya kamu mengambil jadwal operasi malam ini." Dokter itu menatap dengan serius pada Rou yang tiba-tiba memucat.

Setahunya kandungannya baik-baik saja, dan ia sama sekali tidak memikirkan Caesar karena saran dokter Jessica yang meyakinkan kemarin, ia juga sempat ragu mengapa ia baik-baik saja mengingat kondisi rahimnya yang buruk. Tapi Rou memang sering berpikir positif.

Ia menekan ludah kasar, ia belum siap. Mentalnya. Bahkan ia juga belum sempat membeli perlengkapan bayi mereka ia dan Carter sama-sama sibuk dan tidak tahu meminta tolong siapa lagi.

"Apa semua akan baik-baik saja dok?" Ia mempertanyakan kegusarannya.

Dokter Jessica tidak menjawab cepat, terlihat keraguan disana.

"Dok?" Rou memanggilnya lagi.

"Maaf Rou kecerobohan perawat itu begitu fatal dan kondisi kamu dua minggu lalu sudah sangat buruk, dan saya sarankan untuk melakukan check up sekarang dan mengikuti langkah pertama untuk persiapan operasi besok."

"Tapi aku tidak merasakan apapun? Aku tidak sakit dok, rasanya baik-baik." Rou mencoba mencari jalan keluar.

Dokter didepannya itu mengangguk paham. " Kamu bisa saja masih stabil dan melewati operasi ini dengan lancar. Dan begitu pula sebaliknya. Untuk sementara kamu langsung mengambil jadwal operasi saja."

***

Carter sangat lelah, terlampau lelah hingga tertidur begitu saja di sofa panjangnya sehabis melakukan operasi transplantasi jantung yang memakan waktu hampir delapan jam itupun dibantu lebih dari enam dokter spesialis lainnya.

Ia berat membuka matanya ketika merasakan ponselnya bergetar berulang kali di atas meja. Ia melirik jam dinding dan terkejut mengetahui sudah memasuki pukul dua belas malam. Carter bergegas bergerak menarik ponselnya dan berdiri bersiap untuk pulang. Rou pasti sudah menunggunya.

Baby With Problem [END]Where stories live. Discover now