-36- [END]

10.2K 640 11
                                    

Rou memperhatikan Carter yang tersenyum lebar menaiki kudanya mengelilingi lahan ayahnya itu, lahan yang diberikan cuma-cuma oleh keluarga Kennedy sebagai permintaan maaf. Awalnya ayahnya menolak tapi ibu mertuanya sampai memohon-mohon.

Lupakan itu.

Kembali lagi ke Carter.

Pria itu terlihat tanpa beban padahal Rou rasanya mengering kehilangan semangat bahkan ia sudah memasrahkan anaknya diangkut ibu dan ibu mertuanya berjalan-jalan ke pasar untuk di pamerkan.

"Pssst..psstt." Dixie yang duduk disebelahnya mengganggu Rou.

"Apa?" Sahut wanita itu.

Dixie mengarahkan dagunya kearah kiri mereka, Rou menoleh.

"Siapa itu?"

Rou menyipit matanya mencoba mencari tahu. "Oh, Edgar. Teman sekolahku." Jawabnya singkat kembali memandangi wajah tampan suaminya.

"Sudah punya istri kira-kira?" Dixie memberi kode.

"Kalaupun tidak pasti punya pacar. Apa bedanya." Rou ogah-ogahan menjawab.

"Kalau dia punya istri aku kasih bendera putih. Tapi kalau hanya pacar? Pfftt.." Dixie heboh sendiri.

Rou mengernyit. "Dia sepertinya sudah tunangan." Ia memberikan keterangan jelas.

Dixie melotot. " Benarkah?"

"Tanya saja kalau tidak percaya."

"Tapi hubungan sebatas itu tidak akan menjadi penghalang jatuh cinta." Dixie dan ke haluannya.

"Coba saja kalau berani, nanti jangan patah hati kalau di tolak." Rou memberikan gambaran.

"Yah, kalau yang satu itu aku tidak suka. Penolakan." Adik iparnya itu turun semangat.

"Rou!!" Tiba-tiba Edgar melambai kearahnya.

Rou berpura-pura tidak lihat. Dixie mengernyitkan dahi. "Kamu mengacuhkannya?"

"Kau boleh membalasnya untukku."

Dixie dengan tingkat kepenurutannya yang memang semakin meningkat pada Rou melambai begitu saja. Pria itu langsung menurunkan tangannya.

"Ah, dia kecewa karena bukan kamu." Dixie mengeluh.

Rou tertawa kecil. Kemudian Dixie
Menyadari sesuatu. "Apa terjadi sesuatu diantara kalian?" Ia menyipit.

Rou membuang muka malas membahas masa lalu yang tidak mau ia ingat.

"Ok, aku bisa bertanya pada bibi." Dixie mengancam.

Tentu saja Rou tidak mau. "Dia pernah melamarku." Jawabnya singkat.

Dixie menganga. "Apa??"

"Aku tidak tahu kalau orang seperti mu memiliki pria-pria tampan di sekelilingnya."  Sambungnya dramatis.

"Hello!" Rou tidak terima memangnya dia seburuk apa. "Begini-begini dulu aku seksi ya." Sombongnya.

Dixie tergelak. " Aku tahu, dari album photo mu." Mengingat itu ia tertawa lagi bagaimana tidak orang tuanya bahkan tidak percaya melihat perbedaannya.

Mengabaikan Dixie Rou melihat Carter yang sudah terlihat menuruni kudanya dan sedang berbincang dengan Edgar juga ayahnya. Melihat gerak-gerik Carter yang kepanasan juga pasti kehausan ia mengambil botol minum yang ada didekatnya berencana memberikannya pada pria itu.

Dengan cepat ia berjalan takut jika Carter pergi terlebih dahulu. Sebelum sampai disana ia melihat ayahnya sudah pergi menjauh dan kini hanya tersisa dua orang itu.

Baby With Problem [END]Where stories live. Discover now