5

39.6K 3.6K 240
                                    

"Lo semua liat, kan? Jadi, mulai sekarang jangan ada yang berani deketin Caca. Paham?!!"

PLAK!

"Dasar kurang ajar!!" seru Caca.

Mata Caca sudah tampak memerah menahan amarah. Bahkan kini air matanya sudah jatuh dan membasahi pipi putihnya.
Sementara Reyhan masih memalingkan wajahnya setelah ditampar oleh Caca. Pemandangan itu tentunya tak luput dari perhatian teman-teman sekelas mereka.

"Caca, lo nggak apa-apa?" tanya Lia seraya menghampiri Caca dan memegang bahu Caca.

"Ca?" tegur Awam.

Caca diam. Dia hanya diam dan menatap Reyhan dengan nyalang lalu Reyhan membalas tatapan itu dengan sorot dinginnya.

"Kalo lo dateng ke sini cuma mau bikin masalah ... mending lo keluar dari sekolah ini sekarang juga," ungkap Caca dengan nafas menderu.

"Maksud lo apa?" tanya Reyhan.

"Emangnya kurang jelas, ya? Bukannya anak geng motor kayak elo itu bisanya cuma bikin masalah?" ucap Caca.

Sungguh saat ini Caca benar-benar malu setelah menerima perlakuan Reyhan. Caca juga menyesali perbuatannya yang waktu itu mencoba bersikap simpati dan perduli pada Reyhan. Caca tidak pernah menyangka jika niat baiknya justru akan berimbas seperti ini pada dirinya sendiri. Caca menyesal, Caca malu dan Caca benci pada cowok bernama Reyhan itu.

Reyhan baru akan membalas perkataan Caca namun, Caca sudah lebih dulu meninggalkan kelas. Gadis itu terlalu malu berhadapan dengan teman-temannya setelah apa yang Reyhan lakukan padanya.

Kini, para siswa mulai kembali ke bangku masing-masing. Mereka enggan menatap Reyhan. Atau mungkin mereka sudah memutuskan untuk tidak menganggap kehadiran Reyhan.

"Ck! Sialan!" desis Reyhan.

"Nama lo Reyhan?" tanya Awam tiba-tiba.

"Kenapa?" Reyhan balas bertanya.

"Tolong ya ... jaga sikap lo sama cewek. Gue tau lo brengsek tapi, nggak gini juga," sarkas Awam.

*****

Berkali-kali Caca membasuh bibirnya dengan air yang mengalir melalui wastafel. Berkali-kali pula gadis itu merasakan amarahnya naik ke ubun-ubun.

"Dasar cowok brengsek!" seru Caca.

Ia tak menyangka jika pertemuannya dengan Reyhan hari itu akan berujung pada kejadian seperti ini. Padahal hari itu Caca hanya merasa simpati pada Reyhan. Hari itu Reyhan terlihat sangat kacau dan yang paling membuat Caca merasa simpati adalah tatapan sendu Reyhan. Tatapan yang seakan sedang menyesali kepergian seseorang.

Hari itu Caca menegur Reyhan dan mencoba menyemangati Reyhan karena Caca tahu pasti bagaimana rasanya ketika ditinggalkan oleh seseorang yang amat ia sayangi. Rasanya dunia seakan runtuh tak bersisa. Rasanya seperti tak ada tempat dan tak ada orang yang bisa memahami perasaannya.

"Gue tau lo di dalam. Keluar sekarang!"

Caca mematikan wastafel lalu mengelap wajahnya. Ia sama sekali tak memperdulikan suara seseorang yang kini berada di luar toilet dan sedang menunggunya.

"Caca, keluar sekarang!!"

Orang itu adalah Reyhan. Benar sekali. Dia adalah Reyhan, cowok yang telah mempermalukannya beberapa menit yang lalu.

Mendengar suara Reyhan amarah Caca pun kembali naik. Gadis itu menghela nafas dengan pelan seraya kembali menyesali perbuatannya tempo hari pada Reyhan.

REYHANWhere stories live. Discover now