38

20K 2.2K 157
                                    

Cekrek!

Senyum lebar terpatri di bibir Caca kala ia berhasil membidik objek di depannya dengan kamera digitalnya.

"Gue baru tau kalo lo jago fotografi," ucap Reyhan seraya mengeratkan pelukannya.

Cowok itu memeluk Caca dari belakang sambil menyandarkan dagunya di bahu Caca.

Kini, mereka sedang berada di area kebun teh yang agak jauh dari vila. Itu semua ide Reyhan. Reyhan yang membawa Caca kabur bersamanya dan menikmati udara pagi sambil memotret pemandangan di sana. Alasannya membawa Caca kabur tentu saja agar bisa bebas berduaan dengan Caca tanpa takut diganggu oleh Freya.

"Ca? Cuek aja terus," gerutu Reyhan saat melihat Caca yang masih tetap fokus pada kameranya.

"Apa, Rey?" tanya Caca dengan nada lembut.

Gadis itu menoleh sekilas lalu kembali pada kamera digitalnya.

"Ca, udah dong. Masa dari tadi kamera mulu?" ucap Reyhan dengan nada merajuknya.

Jika seperti ini Reyhan terlihat sangat menggemaskan. Siapapun yang melihat Reyhan dengan sikap seperti ini pasti tak akan percaya jika sebenarnya cowok itu jago berkelahi.

Reyhan mendusel-duselkan wajahnya pada leher Caca berharap Caca akan menggubris kehadirannya dan tentu saja berhasil.

Gadis itu mengalungkan kameranya lalu berbalik. Ia balas memeluk Reyhan dan menempelkan wajahnya di dada Reyhan.

"Makasih ya udah bawa gue ke sini," ucap Caca.

"Makasih doang nih?" tanya Reyhan.

"Maksud lo?" Caca balas bertanya.

Gadis itu melepaskan diri dari Reyhan. Kedua alisnya bertaut pertanda heran dengan pernyataan Reyhan.
Lalu saat Reyhan menunjuk pipinya Caca pun paham apa yang cowok itu inginkan.

"Nggak ada!" sentak Caca.

"Yah, Ca cuma di pipi doang, Ca," bujuk Reyhan sembari bergelayut manja di lengan Caca.

Mata Caca melirik Reyhan dengan tajam. Lirikan itu pun berhasil membuat bulu kuduk Reyhan mendadak berdiri. Lirikan itu juga berhasil menggugah kembali kejadian semalam.

"You are mine, Caca Ariska Pratiwi," bisik Reyhan.

Caca membuka matanya. Ia menatap Reyhan dengan sorot yang sulit diartikan. Lalu detik selanjutnya yang Caca lakukan sungguh di luar dugaan Reyhan.

"REYHAN, SIALAN LO!!" teriak Caca.

Dugh!!

"Aww!!"

Reyhan merintih kesakitan saat Caca menendang tulang keringnya dengan kekuatan penuh. Tak berhenti sampai di situ. Kini Caca bahkan memukuli punggung Reyhan dengan membabi buta sembari mengucapkan kalimat sumpah serapahnya.

"Sialan lo!! Berani lo cium gue?!!" maki Caca.

"Aww! Aww! Ampun, Ca. Ampun!!" teriak Reyhan seraya berusaha menghindari pukulan Reyhan.

"Sini lo!! Gue bunuh lo!!" teriak Caca.

"Ampun, Ca! Janji nggak bak-- awww!!"

TAK

Tiba-tiba lampu dapur dinyalakan. Caca menghentikan kegiatannya dan beralih menatap sosok yang berdiri di ambang pintu dapur. Sementara Reyhan sudah menekuk wajahnya saat tahu bahwa orang yang menyalakan lampu dapur itu tak lain adalah Raffa, sahabatnya.

REYHANOù les histoires vivent. Découvrez maintenant