6

36.6K 3.2K 85
                                    

Cklek! Reyhan membuka pintu rumahnya. Ia lalu masuk dan bergegas ke lantai dua untuk ke kamarnya.

"Reyhan?" tegur Eva, Mama Reyhan.

Cowok itu berbalik dan menatap Eva. "Kenapa, Ma?" tanya Reyhan.

"Nggak apa-apa. Tumben udah pulang? Nggak ngumpul dulu sama temen-temenmu?" tanya Eva.

"Enggak. Reyhan ke atas dulu, Ma," jawab Reyhan.

"Oke. Nanti turun lagi, ya. Kita makan malam bareng soalnya papa juga bentar lagi pulang," ucap Eva.

"Hmm," gumam Reyhan seraya melanjutkan langkahnya menaiki tangga menuju lantai dua.

Mata Eva tampak menatap punggung Reyhan dengan sorot sendunya. Wanita itu merasa semakin hari putra semata wayangnya itu semakin dingin dan tak dapat dijangkau oleh siapapun. Apa lagi sejak kematian Riyan sikap dingin Reyhan semakin menjadi saja.

"Assalamualaikum, Ma!" seru Juan.

"Walaikusalam, Pa," jawab Eva seraya menghampiri Juan dan mencium punggung tangannya.

"Reyhan udah pulang, Ma?" tanya Juan.

"Udah, Pa. Baru aja pulang," jawab Eva.

Juan mengangguk paham. Ia pun beranjak ke kamar untuk mandi dan berganti baju sementara Eva bergegas ke atas untuk memanggil Reyhan agar turun untuk makan malam bersama.

Eva mengetuk pintu kamar Reyhan. Tak berselang lama pintu pun dibuka dari dalam.

"Kenapa, Ma?" tanya Reyhan.

"Turun, yuk! Kita makan malam. Papa baru aja pulang," ucap Eva.

"Hmm," gumam Reyhan seraya keluar dan menutup pintu kamar.

Cowok itu berjalan mendahului Eva. Tak ada obrolan sepanjang mereka berjalan menuju ke ruang makan. Itu semua karena Reyhan memang sangat irit bicara saat sedang di rumah maupun saat di luar rumah.

"Duduk, Rey. Biar mama ambilin makanannya," ucap Eva.

"Iya, Ma," gumam Reyhan.

"Eh, anak Papa udah pulang. Gimana sekolah barunya?" tanya Juan seraya duduk di kursi dan mengambil piringnya.

Reyhan tersenyum paksa seraya menjawab pertanyaan Juan. "Baik, Pa," kata Reyhan.

"Udah punya banyak temen belom di sana?" lanjut Juan.

Eva tersenyum lalu menyambung obrolan. "Papa nih gimana sih? Reyhan kan temennya emang banyak," ucap Eva.

"Iya juga ya, Ma," kata Juan.

Eva menggeleng pelan lalu menyerahkan piring Reyhan yang telah terisi nasi dan lauk pauknya.
Kemudian Eva beralih pada piring Juan dan mengisinya dengan nasi juga lauk pauk.
Setelah itu Eva duduk dan mengisi piringnya sendiri. Mereka pun mulai makan malam bersama.

"Rey!" tegur Juan.

"Kenapa, Pa?" tanya Reyhan tanpa menatap Juan.

"Weekend kamu ada acara?" tanya Juan.

Reyhan menghentikan kegiatan makannya sejenak. Ia tampak seperti sedang berpikir. Tak berselang lama ia pun kembali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Kenapa, Pa?" tanya Reyhan.

Juan tersebut tipis. Ia melemparkan tatapannya pada sang istri namun, hanya disambut dengan bahu yang mengendik.

"Kamu mau nggak jenguk mamamu?" ucap Juan hati-hati.

Mama Reyhan? Iya, mama Reyhan.  Reyhan bukan anak kandung Eva dan Juan. Cowok itu merupakan putra dari Linda, sahabat Eva. Saat ini Linda sedang dirawat di rumah sakit jiwa. Linda sudah berada di sana sejak Reyhan masih kelas 1 SMP. Dan sejak saat itu pula Eva dan Juan memutuskan untuk mengadopsi Reyhan.

REYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang