11

29.4K 3K 84
                                    


"Selamat datang di markas, Bu Bos!" seru Juned antusias.

Cowok  yang memiliki tinggi badan cukup ideal itu membuka pintu markas lebar-lebar dan menyambut Caca layaknya seorang ratu yang baru saja kembali dari perjalanan jauh.

Caca yang diperlakukan seperti itu hanya bisa mengulum senyum canggungnya. Ia masuk ke dalam ruangan luas yang sebelumnya pernah ia datangi bersama Reyhan itu.

"Silakan duduk, Bu Bos!" seru Beno.

"Nggak usah ngurusin Caca. Pergi sana!" usir Reyhan.

Ia lalu mendorong bahu Caca agar beranjak menuju sofa panjang yang ada di sana.

Reyhan mendudukkan diri di sana diikuti oleh Caca. Sedangkan para anggota sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Beno bermain ular tangga dengan Pitra, Juned mengisi TTS dengan Elvan dan anak-anak yang lain sibuk bergosip ini-itu.

"Lo udah makan siang?" tanya Reyhan.

"Belum," jawab Caca.

Gadis itu duduk diam dengan tubuh yang tampak kaku dan canggung.

Tiba-tiba Reyhan menarik tangan Caca dan mengajaknya masuk ke dalam salah satu ruangan yang ada di sana.
Ternyata ruangan itu adalah dapur minimalis.

"Kenapa? Kaget ada dapur di sini?" tanya Reyhan.

Cowok itu melepaskan tangan Caca lalu menghampiri kulkas dan membukanya. Di dalam kulkas ada beberapa makanan instan yang bisa dijadikan pengganjal perut.

"Duduk aja, Ca," kata Reyhan pada Caca yang masih setia berdiri mematung di tempatnya.

Gadis itu duduk di sebuah kursi bar. Matanya tampak memperhatikan gerak-gerik Reyhan yang mengeluarkan beberapa bungkus mie instan dan telur serta sayuran. Dilihat dari bahan-bahan yang ada sepertinya cowok itu akan memasak mie instan.

Reyhan mengambil panci sedang lalu mengisinya dengan air dan meletakkannya di atas kompor dengan api yang menyala sedang.

"Lo mau bikin apa, Rey?" tanya Caca.

"Mie rebus," jawab Reyhan singkat.

Tiba-tiba Caca menghampiri Reyhan yang tengah membuka kemasan mie instan.

"Mienya jangan dimasukin dulu," ucap Caca seraya menghentikan gerakan tangan Reyhan.

Reyhan mengangkat wajahnya. Mata tajamnya menatap Caca dengan sorot dalam dan teduh.

"Terus? Gimana?" tanya Reyhan.

Caca menggeleng pelan lalu mengambil alih dapur minimalis itu.

"Keliatan banget kalo nggak pernah masak," ucap Caca.

"Emang gue nggak pernah masak," jawab Reyhan.

Caca meraih sayuran yang ada di atas meja lalu mencucinya di wastafel.

"Kalo nggak bisa masak ngapain pake ada dapur segala di sini?" tanya Caca seraya sibuk membilas sayuran.

"Gue emang nggak bisa masak tapi anak-anak yang lain banyak yang jago masak," jawab Reyhan tanpa mengalihkan pandangannya dari Caca.

Caca selesai mencuci sayurannya. Ia lalu kembali ke hadapan Reyhan dan mulai memotong sayuran di atas talenan yang sudah tersedia. Sesekali mata bulatnya menatap Reyhan yang setia berdiri di sampingnya.

Cowok itu terlihat begitu serius memperhatikan gerak-gerik Caca dalam memotong sayuran.

"Jadi, lo kalah sama temen-temen elo dong," ungkap Caca seraya sibuk memasukkan sayuran ke dalam air yang telah mendidih.

REYHANWhere stories live. Discover now