16

24.5K 2.4K 74
                                    


Orang yang tidak pernah berbohong sekalinya berbohong pasti akan mendapatkan masalah. Setidaknya itulah yang kini terjadi pada Caca. Itulah yang kini dirasakan oleh Caca.
Caca tidak pernah berbohong dan tidak pandai berbohong namun, dengan percaya dirinya ia malah berbohong pada Reyhan tentang hubungannya dengan Daniel yang bahkan baru dua hari ia kenal.

Caca menyesal telah berbohong. Karena kebohongannya itu kini Daniel harus terseret dalam masalahnya, Daniel harus terlibat dengan Reyhan yang hobi memukuli orang.

"Daniel, angkat telfonnya dong," gumam Caca.

Kini ia berdiri di depan gedung kampus Daniel. Caca sudah berada di sana sejak satu jam yang lalu. Caca juga sudah mencoba menghubungi Daniel sejak satu jam yang lalu. Namun, hingga kini cowok itu tak juga mengangkat telepon dari Caca.

Keraguan menghampiri Caca ketika kakinya akan melangkah masuk ke dalam gedung. Ia ragu dan takut jika sampai bertemu dengan Daniel dan teman-temannya. Ia takut Daniel akan malu karena bergaul dengannya yang hanya anak SMA. Namun, jika ia tidak masuk dan mencari Daniel maka kekhawatirannya akan semakin menjadi-jadi.

"Daniel, lo kemana sih?" tanya Caca khawatir.

"Ck! Ah, bodo amat. Gue harus ketemu Daniel," ungkap Caca seraya berjalan masuk ke dalam gedung.

Ia tak perduli pada para mahasiswa yang menatapnya heran. Ya, tentu saja mereka heran sebab Caca datang masih dengan seragam putih abu-abunya.

Caca mencari Daniel di sepanjang koridor. Ia juga memeriksa ruang kelas yang ada di sana namun, tak ada tanda-tanda akan keberadaan Daniel.

Setelah pencariannya tak membuahkan hasil Caca memutuskan untuk duduk di kursi koridor. Ia kembali memeriksa ponselnya untuk menghubungi Daniel sampai akhirnya sebuah suara membuat perasaan Caca menjadi lega.

"Caca?"

Caca mengangkat wajahnya. Ia berdiri dan menghampiri sosok yang sejak tadi ia cari itu.

"Daniel, lo ke mana aja sih? Gue nelfon dari tadi," ungkap Caca khawatir.

"Gue lagi ngerjain tugas di perpus, Ca. Hp gue mode silent jadi nggak kedengeran kalo lo nelfon," jelas Daniel.

Mata Caca meneliti penampilan Daniel terutama wajah Daniel yang penuh dengan lebam dan luka gores. Tanpa aba-aba gadis itu menyentuh wajah Daniel diiringi mata yang sudah berembun.

"Maafin gue, Niel. Ini semua gara-gara gue. Harusnya gue nggak perlu libatin elo," ucap Caca menyesal.

Bukannya marah atau ikut menyesal Daniel justru tersenyum dan menggenggam tangan Caca yang ada di wajahnya.

"Ini bukan salah elo, Ca. Gue ikhlas bantuin lo. Apa lagi setelah gue tau dan liat sendiri gimana kelakuan Reyhan. Gue makin yakin kalo keputusan gue buat bantuin lo itu adalah keputusan yang benar," jelas Daniel.

Kenapa ada orang sebaik Daniel? Tolong jelaskan pada Caca. Dan kenapa Caca harus melibatkan orang sebaik Daniel ke dalam lingkup masalahnya dengan Reyhan?

Caca menjauhkan tangannya dari wajah Daniel. Kini, gadis itu duduk di kursi yang ada di koridor.

Daniel mengikuti Caca. Cowok itu duduk di samping Caca.

"Kenapa, Ca?" tanya Daniel.

"Skenario ini ... mending kita batalin aja, Niel," ungkap Caca.

Iya. Satu-satunya hal yang ada dalam pikiran Caca saat ini adalah membatalkan semua rencananya. Rencana yang sudah ia susun dengan Daniel. Rencana yang akan membuat Reyhan berhenti mengganggunya.

Kata-kata Caca membuat Daniel terdiam. Untuk beberapa saat Daniel mencoba memahami perasaan Caca. Daniel tahu pasti sekarang Caca cukup terkejut dengan hal yang telah menimpanya.

REYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang