31. He is Handsome and Seductive

545 100 19
                                    

"Mengapa kau terkejut?" Arsen menatapnya dengan wajah dingin.

Ogima menggenggam jari jemarinya dengan erat, dia merasa gugup ketika duduk di depan Arsen lalu tiba-tiba menerima fakta yang langka dan membuatnya begitu tidak nyaman. Situasi ini salah. Dugaan Arsen akan berkembang dengan luas jika dia bicara lagi, tapi tidak berniat untuk menutupi ini juga. Arsen adalah tuan muda dari istana tempat dia mengabdikan diri. Keingintahuan Arsen bukan menjadi urusannya, cepat atau lambat tuan muda ini akan tahu fakta sebenarnya, bukan?

Hanya saja, identitas Lavi sebagai tuan muda dari Klan Adikara tidak bisa bocor secara sembarangan. Davion bahkan tidak mengizinkan orang lain tahu tentang fakta ini. Di istana Bathara, selain Ogima, hanya Davion dan Tabib Kepala yang tahu fakta ini, bahwa Lavi Arutala adalah tuan muda asli dari klan terkutuk itu.

Wajah Ogima menunduk sehingga seluruh wajahnya tidak bisa dilihat Arsen. "Tuan Muda, ini tidak benar."

Dengan gaya acuh tak acuhnya, Arsen menenggak seteguk teh lagi, mengetuk permukaan meja dengan cangkir sebagai isyarat untuk menambahkan isinya. Ogima ragu-ragu menuangkan lagi. Gerakannya yang lemah lembut sebelumnya menjadi kacau dan tidak ada yang tidak bisa menangkapnya.

"Apa maksudmu 'tidak benar'? Apakah fakta ini seharusnya tidak kuketahui? Tapi aku sudah tahu lebih dulu, bagaimana menurutmu?"

Ini sebenarnya omong kosong.

Pada awalnya, Arsen hanya menduga fakta ini secara sepihak, sebelumnya dia tidak tahu fakta sesungguhnya. Terkadang menjadi orang yang sok tahu itu benar-benar membawa keberuntungan.

"Tuan Muda, ini seharusnya memang bukan sesuatu yang harus ditutupi."

Dahi Arsen mengernyit.

Ogima membersihkan tenggorokannya dengan batuk ringan. "Jika Tuan Muda sudah tahu, pelayan ini tidak mungkin bisa menutupinya lagi. Hanya saja pelayan ini cuma tahu secara garis besar dari keseluruhan cerita. Terlebih Tuan Lavi sendiri tidak ingin identitasnya diketahui orang lain."

Arsen masih tidak mengerti mengapa semuanya harus ditutupi. Dia segera bertanya, "Mari kita kesampingkan yang itu. Aku ingin bertanya tentang bagaimana Lavi bisa berada di istana Bathara, kau pasti tahu tentang itu."

Untuk seorang ayah angkat, tidak mungkin jika Ogima tidak tahu asal usul Lavi. Itulah sebabnya Kiril pun memintanya untuk menemui Ogima. Ini menambahkan satu dugaan lagi, apakah artinya bahwa Kiril juga tahu tentang masalah ini?

Ogima akhirnya menjawab, "Dua puluh tahun lalu, saat pembantaian Klan Adikara terjadi, kami menemukan Tuan Lavi kecil yang terluka parah di gerbang belakang istana."

Arsen tidak berekspresi, secara non verbal meminta Ogima melanjutkan.

"Saat itu Tuan Lavi masih berusia sekitar sepuluh tahun. Pada awalnya pelayan ini tidak tahu bahwa dia berasal dari Klan Adikara. Maka karena dia terluka sangat parah pada saat itu, kami segera membawanya ke Tabib Kepala untuk diobati."

"Tunggu dulu," sela Arsen. "Kau berkata 'kami', dengan siapa kau pada saat itu?"

"Pelayan ini saat itu bersama dengan Tuan Besar Davion."

Arsen tercengang. "Lanjutkan."

"Pada saat itu Tuan Lavi menderita luka di kepala dan juga luka di punggungnya yang seperti sabetan pedang, memanjang dari bahu kanan sampai pinggang kirinya." Ogima menjeda ceritanya sebentar untuk melihat Arsen semakin terkejut, lalu melanjutkan, "Kondisinya sangat buruk dan hampir tidak tertolong, tapi Tuan Besar bersikeras ingin menyelamatkannya, jadi kami bertiga hampir tidak tertidur berhari-hari untuk membuat kondisinya kembali stabil."

BLACK MASK [Dalam Revisi]Where stories live. Discover now