4. Guess the Secret

1.7K 223 20
                                    

"Kenapa kau berjalan begitu cepat? Apa kau dikejar oleh serigala?"

Di koridor istana yang penuh dengan lalu lalang pelayan, Rory menghentikan langkahnya yang tergesa-gesa ketika mendengar Arsen menegur. Dengan patuh dia menundukkan kepalanya. Tidak seperti di kota, perilaku Rory sangat berbeda di istana.

"Tuan Muda."

"Ke mana kau akan pergi?"

"Aku ingin mengumpulkan penjaga yang ditugaskan untuk menyampaikan berita kepada semua pemimpin klan. Tuan Besar ingin mengadakan pertemuan penting."

Arsen mengerutkan kening.

"Ini tentang serangan ke istana kemarin, Tuan mungkin ingin membahas langkah-langkah keamanan yang akan ditingkatkan."

Selain hilangnya banyak penjaga yang dipukuli sampai mati oleh Nero, penjara juga dibobol dan buronan pemberontak di masa lalu telah melarikan diri. Ayahnya pasti sangat sibuk sekarang sehingga niat Arsen untuk meminta Lavi harus tertunda.

"Apakah para tetua akan datang?"

"Pertemuan penting selalu dihadiri oleh para tetua. Mereka memiliki peran penting sebagai penasihat di antara mereka."

"Penasihat, huh?" Arsen bergumam dengan geli. "Lebih tepat menyebut mereka sebagai orang tua kolot yang perintahnya harus terus dipenuhi!"

Rory menggerakkan matanya. "Lavi juga akan berpartisipasi dalam pertemuan itu."

"Kenapa?"

"Dia adalah salah satu saksi mata pada saat penyerangan dan dikonfirmasi bertarung langsung melawan Nero, mungkin kita bisa mendapatkan informasi lebih lanjut tentang penjahat bertopeng itu."

Arsen tersenyum dan menyeringai. "Aku akan memberitahunya."

Rory menatapnya. "Apa kau tahu di mana Lavi? Sejak pagi tidak ada yang bisa menemukannya."

"Aku menguncinya di kamarku."

Wajah Rory langsung kaku, mengasuh Arsen sejak kecil membuatnya tahu bahwa tuan mudanya itu gampang terobsesi dengan sesuatu.

"Tolong jangan siksa dia, Tuan Muda. Dia sedang terluka."

Arsen memandang lurus, membayangkan wajah Lavi, berbicara setelah beberapa saat. Suaranya lembut namun berbahaya, "Kenapa? Kau takut aku akan menghancurkannya?"

Jika Arsen adalah definisi pria tajam yang dominan, maka Lavi adalah pria berdarah dingin yang matanya seakan menyimpan dendam. Keduanya sama-sama keras kepala. Dia takut mereka berdua tidak bisa akur.

Sebelum Rory sempat menjawab, Arsen menepuk pundaknya. "Kau tidak perlu banyak berpikir."

Lelaki berambut pirang itu berjalan ringan ke kamarnya, suasana hatinya begitu baik, dia bahkan menyenandungkan lagu bahagia di bibirnya. Sekarang tidak ada bau darah berceceran di halaman. Para penjaga sepertinya sedang bekerja keras menyiram halaman dengan tanah yang kering, seolah-olah menabur dengan tepung.

Setelah mendapat informasi tentang Karna langsung dari mulut Kiril, Arsen merasa masih banyak yang harus diungkapkan. Menurut uraian Kiril, Karna Adikara adalah seorang pemberontak dua puluh tahun yang lalu, bersama dengan pemberontak lain yang bersekongkol melawan pembantaian klan kecil, namun pria tersebut akhirnya dikalahkan dan dimasukkan ke dalam penjara istana.

Tetapi jika menyangkut hubungan antara Karna dan Lavi, itu masih menjadi pertanyaan besar. Arsen masih enggan membicarakan hal itu secara terbuka kepada siapa pun.

Suara kunci terdengar saat Arsen mendorong pintu. Lavi sedang duduk dengan ekspresi muram di atas tempat tidurnya, dan sepertinya dia tidak menyadari kehadiran Arsen, lalu kaget mendengar Arsen menjentikkan jarinya.

BLACK MASK [Dalam Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang