10. Duo Nero

798 132 8
                                    

Karna berjalan keluar dari kamar, menggendong Lavi yang tak sadarkan diri di bahu, namun langkahnya tiba-tiba berhenti.

Koridor itu panjang dan temaram, dibatasi kayu-kayu penyangga setiap dua meter, lorong itu cukup untuk dua orang dewasa lewat bersama. Walaupun dalam situasi setengah gelap, matanya yang tajam menangkap figur seorang pria yang berhenti di ujung lorong; bertubuh kekar dan tinggi, nampak terkejut. Warna rambutnya kuning terang dalam gelap membuatnya terlihat mencolok. Detik berikutnya pria itu menunjukkan ekspresi keras sambil menghampirinya. Karna mundur satu langkah.

Di masa lalu wajah itu tidak asing bagi Karna, dia adalah anak dari Lord Davion.

"Siapa kau?" Arsen berjalan cepat menembus bayang-bayang daun yang tergambar di dinding koridor. Langkahnya yang cepat berubah menjadi berlari, seolah-olah menerjang medan perang. "Lepaskan Lavi!"

Sudah jelas Karna tidak akan mengabulkan itu.

Dengan gerakan tak terbaca, kaki-kaki Karna terangkat tinggi membentur dada Arsen kuat, menyebabkannya jatuh di lantai. Hal itu tidak cukup untuk membuat pria pirang itu berhenti, dia bangkit menerjang lagi di saat Karna sudah berbalik ingin kabur. Bahu berjubah di hadapannya sudah dia raih, tapi lagi-lagi dia mundur ketika pedang terhunus ke dadanya.

Gigi Arsen menggertak.

"Bos!"

Sebuah teriakan terdengar dari jarak yang jauh dan tiga orang pengawalnya datang mendekat. Karna mengambil kesempatan lari ketika Arsen terdistraksi dengan kehadiran tiga pria itu. Namun, salah satu pengawalnya menghadang dengan cepat, sebuah pedang perak tergenggam di tangannya yang kuat.

"Mau lari ke mana, Tikus besar?"

"Dante, jangan sampai kau melukai Lavi," kata Arsen, diam-diam Karna meliriknya melalui topeng.

"Permintaan yang sulit, Bos. Kalau tergores sedikit tidak apa-apa, 'kan?"

Pria bernama Dante itu tampak tak ingin menahan diri, segera menyerang titik buta Karna.

Dante adalah seorang pengawal terlatih, dia memiliki gigi taring yang menonjol jelas ketika menyeringai, tubuhnya agak bungkuk, namun gesit seperti tupai. Selain itu yang mencolok darinya adalah tato segitiga di pipi kanannya, berwarna merah seperti darah, berukuran besar hampir memenuhi pipi. Sekejap saja dia terlihat seperti anjing lapar yang berliur, mulutnya mengaum ketika dia menerjang Karna membabibuta.

Sekarang hal menjadi serius. Di sisi lain Karna ternyata juga bukan orang yang patut diremehkan. Beberapa serangan yang tak terbaca selalu berhasil dihindarinya. Arsen mungkin tidak tahu bahwa yang dihadapinya adalah buronan kelas berat kemiliteran, jika dibandingkan dengan Nero yang asli, dia jelas lebih unggul. Karna bahkan berhasil menyapu kaki Dante sampai dia jatuh.

"Tikus besar pemberontak rupanya." Dante mengusap hidungnya dengan santai, terlihat jelas seperti veteran yang terbiasa dengan rasa sakit.

Arsen memang tak pernah asal-asalan mendapatkan bodyguard kuat di sisinya. Dulunya Dante merupakan pecandu berat yang hampir mati karena sakau dan dia memungutnya untuk dilatih. Sepuluh tahun lamanya pria bertaring itu menjadi tameng hidupnya dan mengorbankan nyawa untuk melindunginya. Tapi latar belakang itu saja tak membuat Arsen tenang, lantaran dia tak sabar melihat pertarungan imbang itu. Shuo dan Raiden yang datang bersama Dante bahkan telah melesat melawan pria bertopeng yang lain membantu Kiril.

BLACK MASK [Dalam Revisi]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora