43. Bad News

442 69 24
                                    

Topi yang dibeli mereka berbahan dasar kulit, sisi kanan kirinya agak panjang untuk menutupi daun telinga. Sekilas nampak seperti topi pengemudi sepeda motor di kota, bahkan memiliki penutup mata.

Memakai topi ini, bukan hanya rambut yang bisa ditutup dengan baik, sebagian wajah juga tidak terlihat.

Lavi memasangkan topi itu di kepala Arsen dan mengukurnya, "Yang ini bagus."

Sebaliknya Arsen tidak suka dan buru-buru melepasnya. "Ini akan membuat rambutku lembab."

"Kau harus bertahan."

"Mengapa aku harus menyamar? Selama ada kau bukankah tuan muda ini akan aman? Bukankah kau akan melindungiku?" Arsen memutar topi itu di tangannya beberapa kali.

Lavi memberinya tatapan lurus, tidak berkata apa-apa selama beberapa saat dan mengabaikannya, dia berkata pada penjual topi itu. "Aku ambil yang ini."

Penjual topi itu adalah seorang lelaki tua yang tubuhnya bungkuk. Sangat menyedihkan dan rapuh. Di hari sepanas ini dia belum menjual satu barang pun sebelum mereka datang. Padahal, barang yang dijual merupakan buatan tangan tuanya, masih menggunakan bahan kulit asli dan kayu yang kokoh, caranya melukis barang lain seperti topeng juga tidak diragukan.

Lavi melihat barang dagangannya yang lain dan bertanya, "Di saat pasar tutup, kau membawa semua barang-barang ini sendirian? Ke mana kau membawanya?"

"Orang tua ini tidak mungkin membawanya sendirian. Aku biasa menitipkannya di gudang toko itu," jawab penjual itu dengan suaranya yang tua sambil menunjuk suatu tempat. "Dan membayar biaya sewa."

"Berapa biaya sewanya?" tanya Lavi penasaran.

Penjual itu berkata bahwa biaya sewanya tinggi, jika dia tidak sanggup membayar maka pemilik gudang akan mengambil barang dagangannya sebagai denda. Meskipun cerita itu sangat memprihatinkan untuk didengar, wajah tuanya tidak terlihat marah dan kesal, bahkan sangat berterimakasih kepada pemilik gudang itu.

Namun bagi Lavi, ini adalah penindasan yang sesungguhnya.

"Apakah masih lama obrolan kalian?" tegur Arsen yang berdiri angkuh dengan topi di tangannya.

Lavi menghela napas. "Berapa harga topi ini?"

Setelah penjual itu menyebutkan harga, Lavi akan membayarnya, tapi Arsen berkata, "Ambil satu lagi untukmu, motifnya harus sama."

Lavi, "..."

Arsen, "Sekarang berita tentang aku dekat denganmu telah tersebar di langit dan bumi, meskipun aku tidak dikenali, tapi beberapa orang mengenalmu, dan setiap orang akan berpikir bahwa orang bertopeng ini adalah aku!"

Struktur kalimat itu kacau dan tergesa-gesa, namun Lavi bisa memahaminya dan merasa itu cukup masuk akal. Memang tidak mungkin semua orang tahu tentang kedekatan mereka, tapi presentasi bagi orang yang tahu tentang ini pasti mencapai 90 persen.

Lavi dengan mudah mengambil topi dengan model yang sama.

Arsen segera mengeluarkan kantung emasnya. "Apakah uang ini cukup?"

Melihat kantung itu dilempar ke arahnya, penjual itu tercengang. Apa yang dipegangnya cukup berat, tanpa melihat isinya itu pasti batu emas yang banyak jumlahnya. "Anak muda ... ini ...."

BLACK MASK [Dalam Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang