Mereka lemah

4.3K 597 46
                                    

Oh i know~ oh i know~ Loving u is losing game~. UOOOOOOOO...OOOOOOO..OOOO..Oh i know oh i knoooowww loving u is losing game~ Kampret tergiang mulu lagunya:(

Author Pov.

Hening menyapa Derlon dan Milky, mereka bertujuan untuk ke Ruang Osis, karena harus membahas masalah pemindahan Jabatan Derlon.

Tapi dari arah depan keduanya malah bertemu Jhonson dan Jidan. Banyak yang menatap khawatir keduanya, pasalnya jejak darah menetes dari tangan keduanya.

Jhonson menatap pilu Milky, dia menangis. "Milky..maaf..aku minta maaf.." Lirihnya saat berada di depan keduanya. Jhonson nampak terpukul, padahal bukan salahnya. Tapi dia harus mendapat hukuman yang sama seperti mereka.

Jidan yang mendengar nama Milky lantas mendekat. Menatap tenang Milky disertai senyum manisnya "Milky lihat, pisau ini menancap dengan kuat, hihi" Ucapnya riang sambil menunjukan pisau di telapak tangannya.

Milky pucat, kedua tangannya bergetar dan berkeringat. Dia melepas pegangannya dan berdiri di depan keduanya dan memegang bahu Jhonson dan Jidan.

"Ka-kalian..a-apa yang sudah kalian lakukan!?" Milky panik tentu saja, darah mereka mengalir semakin deras. Keduanya tak mengindahkan perkataan Milky, mereka malah memeluk Milky bersamaan.

"Uh- hey! lepaskan! obati luka kalian cepat!!" Milky melepas kasar pelukan yang diterimanya, dia menarik tangan mereka yang tak terluka. Sebelum pergi dia menatap Derlon dulu.

"Der, kamu nyusul aja ke UKS ya. Gapapa kan?" Milky sedikit tak tega meninggalkan Derlon. Derlon sendiri tersenyum jenaka dan mengibaskan tangannya.

"Aku gapapa, cepetan obati mereka. Abis itu kamu harus terus sama aku" Derlon memberikan wink tampannya, Milky tertawa pelan dan mengangguk.

"Ayo cepat!" Ketiganya pergi berlalu, sedangkan Derlon tersenyum lebar menatap mereka "Gak nyangka sih..hehe.." Gumamnya senang kemudian menggerakan roda di kedua sisinya.

Tidak perduli sama sekali dengan pandangan orang yang menatapnya intens. Yang penting Milky Jadi milikny.

.
.

"Kalian gila!? Itu- astaga..kenapa harus lukai diri sendiri sih!?" Milky mengoceh disepanjang jalannya. Jhonson dan Jidan malah tersenyum senang, walau mereka terluka yang penting Milky bicara sama mereka dan masih perduli.

"Eum, karena apa ya~" Ucap Jidan bernada, Milky meliriknya sinis. Tapi bagi Jidan itu sangat lucu dan tak sadar dia tertawa pelan. Mereka sampai di UKS, Milky langsung masuk tanpa permisi.

"Kalian duduk disi- ASTAGA ADA APA LAGI INI!?"

Ingin rasanya Milky menghancurkan kepala seseorang, pasalnya saat dia masuk ke dalam. Ada Judith, Jilbert dan Harvy. Padahal tadi Harvy ada di belalkanya tapi kini malah ada di UKS dengan hidung yang disumpal tisu.

Jilbert duduk dengan tatapan kosong, wajahnya luka-luka. Dahinya lecet, pipinya memar, sedangkan Judith punggung tangannya memar dan mengeluarkan darah.

"Milky?" Judith masih tak percaya jika yang di depannya adalah Milky. Sedangkan Jilbert dan Harvy langsung melakukan hal yang sama dengan Jidan dan Jhonson lakukan tadi.

Ya memeluknya, Milky hampir terhempas ke belakang.

"HEH!? lepasiin!!" Milky memberontak di pelukan. Namun langsung berhenti begitu merasakan sesuatu yang basah di bahunya.

Dan tubuh keduanya bergetar di pelukannya "Em..kalian-"

Bruk!

Milky hampir meloncat kaget saat ke 5 nya jatuh berlutut di lantai. Kepala mereka tertunduk penuh rasa bersalah "Maaf..Milky maaf..kumohon maaf.." Lirih Judith teramat sedih.

"Milky maaf..maaf.." Lirih Jilbert dengan air mata yang berjatuhan ke lantai putih UKS. Rasa ngilu di wajahnya tak sebanding dengan rasa sakit akibat penolakan Milky.

"Aku gak ikutan..hiks..gak ikutan..tapi-tapi kenapa aku juga di hukum..huaaaaa Milkyyy maaaaaf" Jhonson langsung nangis kejer, dia tak sanggup. Baru setengah hari dicuekin dia sudah seperti ini.

"Milky maafin aku kan? apa-apa aku perlu mati baru dimaafin? Ha..haha Milky maafin aku kan..maafin kan.." Racau Jidan dengan tatapan paniknya.

Milky kan bingung harus bereaksi yang bagaimana, hal ini seakan pernah terjadi tapi gatau kapan. "T-tunggu dulu, luka kalia-"

"Maaf..." Milky menoleh ke arah Harvy, tatapan mereka beradu. Milky biasanya melihat tatapan cerah penuh kehidupan di mata itu. Tapi kini kosong dan redup.

Walau seperti itu, air mata masih mengalir sempurna "Kamu..benci banget sama aku..Hahaha..haha..ya..aku emang pantas dibenci," Ucap Harvy datar dan sedikit pilu.

"Cowok penyakitan seperti aku ini, memang pantas dibenci.." Cicitnya teramat pelan, bahkan sampai tak ada yang mendengarnya. Milky masih marah, tapi dia tak bisa egois. Padahal baru 1 hari dia membalas tapi mereka sudah seperti ini.

Bagaimana jika suatu saat nanti Milky mati. Milky menggelengkan kepalanya berusaha mengenyah pikiran buruk itu "Berdirilah dan duduk, biar aku obati luka kalian" Ucap Milky tenang dan berjalan menuju lemari obat.

Mereka tak beranjak, masih berlutut dilantai. Terlebih dahulu Milky menelepon Dokter keluarganya guna datang ke sekolah, tentu saja pengobatan mereka tak bisa sembarangan.

Milky tak mau, jika luka-luka itu membekas "Aku gabakal maafin kalian, kalau kalian masih nge jogrok di lantai" Dalam hitungan detik mereka langsung berdiri dan duduk di tempat masing-masing.

Karena luka Judith yang paling ringan, maka dia mengobati Judith. Sebelumnya dia menekan luka Jhonson agar darahnya tak semakin keluar. Sedangkan Jidan, darahnya tertahan dengan pisau yang masih menancap.

"Akan lebih baik, kalian menjelaskan maksud dari tindakan kalian.." Mereka kira, semua sudah selesai.



























Tbc...

Syalala

Milky's Harem [Sequel My Alter Ceo] [End]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt