Sequel

7.4K 761 247
                                    

Kalian beneran mau sequel? Seriusan? Yaudah, kumpulin 100 vote dan 150 komen. See you~

Author Pov.

30 tahun kemudian.

Mansion mewah yang dulunya ramai dan terasa hangat, kini hanyalah seonggok bangunan tua yang tak terpakai. Setelah kematian Nyonya Rumah tersebut, seluruh anak-anaknya pergi dari rumah tersebut.

Ditambah dengan kematian bergilir para Tuan Rumahnya. Rata-rata kematian mereka disebabkan penyakit kronis, ada yang kecelakaan dan ada juga yang bunuh diri.

Ke 15 putra mereka kini sudah berkeluarga dan berumur. Salah satu diantaranya membangun Sekolah dan menjadi Kepala Sekolah.

Sedangkan yang lainnya membangun usaha berbeda. Yang membangun perusahaan bersedia menjadi Donatur tetap di Sekolah milik saudaranya.

Mau tau siapa yang membangun Sekolah?.

"Selamat Pagi Pak Azri"

Pria paruh baya bermata biru yang masih terlihat tampan diusia senjanya. Azri memilih untuk membangun Sekolah selepas lulus Kuliah, semenjak kematian para Daddynya yang lain.

Dia dan saudaranya memilih hidup sendiri-sendiri. Mereka bahkan sudah tak berkomunikasi selama 16 tahun lamanya, walau menjadi Donatur di sekolah miliknya ini.

Azri mengangguk, wajahnya dingin sekali. Tak ada ekspresi bersahaja disana "Pak, hari ini pengucapan untuk para Siswa dan Siswi baru" Ucapan itu hanya diangguki kembali.

Dia sudah tau "Siapkan saja keperluannya" Ujar Azri datar.

Dia berjalan menuju lapangan yang sudah ramai dengan para murid baru. Dengan aura dinginnya dia bisa mendiamkan para siswa yang berisik, tanpa mengeluarkan suara.

Azri naik ke mimbar, dan memukul pelan mic di hadapannya. "Selamat datang di SMA HarMil, ber etiket baiklah selama disini. Kami tak mentolerir siswa ataupun siswi manapun yang menyakiti sesama, berteman baiklah dan tuntut ilmu sebanyak mungkin disin-"

Ucapan Azri terhenti saat suara gaduh dari arah belakang terdengar. Para guru berlarian ke belakang guna menghentikan perkelahian itu. Azri menghela napas jengkel seketika.

"Yak sialan!!" Umpat salah seorang siswa.

"GUE BUNUH LO BRENGSEK!! BERANI BENER LO NYENTUH BOKONGNYA!!"

"GUE POTONG TANGAN LO SIALAN!! GUE POTONG!!"

"Hiks..kamu gapapa?"

"Gapapa kok, uda ah jangan nangis"

"Dia mesum.."

"SINI LO BABI!! SINI!!"

"AWAS BUK! BIAR SAYA PECAHKAN TELORNYA!!"

Azri terpaku, saat ke 9 remaja yang berusia 16 tahun itu berjalan ke arahnya. Seorang gadis berambut hitam kecoklatan sepunggung yang amat dia kenal.

Dan seorang remaja lainnya. Hati Azri terasa bergetar melihat mereka, terlebih untuk 2 orang itu. Kedua tangannya mengepal erat guna menahan euforia kebahagiaan ini.

Mereka sudah berdiri berjejer di sebelah Azri. "Siapa nama kalian?" Tanya Azri berusaha tenang.

Mereka belum menjawab, dan masih sibuk memeriksa keadaan satu-satunya gadis disana. "Yak! Kalau ditanya tuh dijawab!" Sentak seorang guru. Mereka mendengus kesal kemudian menatap Azri bersamaan.

Dimulai dari yang paling ujung "Nama saya Jackob Julian" Ketusnya dan menepuk bahunya yang berdebu.

Azri terpaku, sangat terpaku.

"Saya Jidan Abigael.." Ucapnya pelan seraya menghapus air matanya yang hendak jatuh.

Azri tak kenal siapa Jidan, dulu tak pernah ada yang mengungkit nama itu. "Nama saya Jilbert Amdras" Kali ini Azri mengepalkan kedua tangannya.

Jilbert...Daddy Jilbertnya yang jahat itu terlahir kembali ternyata.

"Saya Judith Xavier" Ucapan datar nan tenang itu malah membuat emosi Azri memuncak. Tapi dia berusaha menenangkan dirinya.

"Lo sekarang" Ucap Judith yang berdiri di sebelah remaja yang masih menangis itu. Gadis di sebelahnya menyeka air mata si remaja tadi dan mengelus kepalanya.

"Tenanglah, sekarang katakan nama kamu" Bisiknya.

"Na-..hiks..nama saya...Alki Geraldian..hiks.." Azri sedikit terenyuh, Daddy Alki...dia dulunya meninggal sehari setelah kematian Mommynya.

Akibatnya karena gagal jantung yang dialaminya. Baru saja gadis itu mau memperkenalkan dirinya, tapi sudah di potong oleh 3 orang di sebelahnya.

"Saya Jhonson Fauzan" Ah Daddy Jhonson...dia gantung diri malam setelah pemakaman Mommynya dulu.

"Saya Delta Qenzio" Delta adalah Paman mereka, sayangnya pria itu tewas tertabrak truk saat hendak pergi ke pernikahannya sendiri.

Dan yang terakhir dan paling Azri tunggu. "Saya Harvy Theodore"

Azri mendongak, berusaha menahan air mata yang hendak jatuh. Itu Daddy Harvynya, benar...itu Daddy terdekatnya. Harvy menyenggol bahu si gadis "Sekarang lo Ky" Bisiknya.

Gadis itu mengangguk, dan memberikan senyum manisnya. "Selamat Pagi, nama saya Milky Aprillina" Azri merasa kakinya tak lagi memijak tanah.

"M-mommy.." lirihnya teramat pelan, dan akhirnya dia limbung. Karena serangan kebahagiaan yang tak terkira.

DIA HARUS MEMBERITAHU INI PADA SUADARANYA YANG LAIN!!

Bruk!

"PAK KEPSEK!?"

"MILKY SENYUMAN LO BERACUN!!"

"KOK LO MALAH NYALAHIN GUE SIH HARPI!!"
























Oke guys, sekian kilasan cerita untuk Sequel.

Baaaaay~

🎉 Kamu telah selesai membaca Milky's Harem [Sequel My Alter Ceo] [End] 🎉
Milky's Harem [Sequel My Alter Ceo] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang