Kegilaan

3.9K 575 56
                                    

Tatara, Mohon kerja samanya ya, setidaknya menyempatkan 1 detik untuk vote tak membuat anda miskin😎, wokeh sayang👍.

Author Pov.

Perjalanan terasa sangat lama, mereka baru sampai setelah 4 jam perjalanan dan selama itu Milky hanya diam walau mereka berulang kali mengajaknya bicara.

"Jalan perlahan, awas jatuh" Ucap Jhonson lembut, Milky mendecih mendengar ucapan Jhonson, Milky menatap sekelilingnya. Rumah atau lebih pantas disebuat Mansion tua menjulang di depannya.

Mereka tadi masuk ke tengah hutan dan tak ada pemukiman di sepanjang jalan. Dipastikan tempat ini tak terjangkau sinyal juga.

Milky mengikuti langkah Judith yang berjarak 5 langkah darinya, di belakang Milky ada Derlon, Harvy dan Jhonson. Milky akui mereka semakin tampan dan menawan, tapi sayang mereka gila.

"Jangan mencoba kabur, atau kakimu patah" Ucap Derlon santai, kedua tangannya berada di kepala belakangnya. Dia menatap hangat Milky, berbeda dengan apa yang dia katakan.

"Gila ya.." Bisik Milky teramat pelan.

Mansion tua yang kental dengan aksen Eropa, nampak tua dan tak terawat. Ada 6 tingkat dan sekelilingnya hanya pohon cemara yang menjulang.

"Ayo masuk" Ucap Judith lembut pada Milky, Milky memutar malas matanya. Apaansih mereka ini, munafik sekali.

Milky berjalan perlahan ke dalam Mansion, tak seperti penampilan luar, penampilan dalamnya sangat elegan dan mewah. Bersih, rapi dan indah.

"Tunggu Milky" Milky berhenti berjalan dan melirik datar Harvy yang memanggilnya. "Mn?" Gumamnya.

Harvy tersenyum manis dan berdiri di depan Milky. "Ini untuk kamu" Ucapnya riang dan memberikan 3 batang permen Milkyta, dia bawa langsung dari Indonesia.

Milky menatap permen itu datar, ingin dia tepis dan injak. Tapi nyawanya bisa melayang karena yang dihadapannya bukan Harvy yang dulu dia kenal.

Perlahan Milky mengambil permen batangan itu dan menyimpannya di saku coat. Tak mengatakan terima kasih namun itu sudah membuat Harvy bahagia tak terkira.

Wajahnya sangat cerah, dan senyum manisnya tak pudar. Melihat Harvy berhasil memberikan sesuatu pada Milky membuat yang lain tak mau kalah.

Sret!

Jhonson menarik Milky mendekat dan menatapnya lekat, senyum lebar sampai menunjukan gigi putihnya terlihat. "Ini untuk kamu, kita bisa main game sama-sama" Ucap Jhonson semangat dan memberikan Nintendo baru pada Milky.

Milky mau tak mau menerimanya, Derlon mau memberikan sesuatu, tapi barangnya ada di Apartemennya di Belanda. Masa dia harus terbang ke sana sih.

Sedangkan Judith mendekat dan memakaikan kalung yang sama dengan kalung yang dia beri 7 tahun lalu. "Simpan, jangan dilepas lagi" Ucapnya lembut. Milky tak menjawab.

Mereka mengantar Milky ke kamarnya yang ada di lantai 6, "Ini kamar kamu, nanti malam kita makan bersama di bawah. Istirahat dan jangan mencoba untuk kabur" Ucap Derlon hangat.

Milky diam, dia menunggu semuanya keluar dan langsung terdengar bunyi kuncian dari luar. Begitu hening dia langsung menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur.

"Haaah..gila.." Gumamnya lelah. Dia memejamkan matanya sejenak dan berdoa agar Jilbert dan yang lainnya bisa menolongnya segera.

"Gabisa gini, aku harus kabur." Bisik Milky, dia memikirkan cara melarikan diri yang aman terlebih dahulu. Dia bangun dan berjalan menuju balkon kamar.

Pemandangan gelapnya hutan langsung terlihat dari sana, gelap, sunyi dan berbahaya.

"Kalau aku lompat dari lantai 6, kemungkinan aku mati. Paling ringan kalau gak patah kaki ya mati" Gumam Milky seraya menatap ke bawah.

Deg! Deg!

Milky memandang shock kejadian di bawah, ada seorang Pria berpakaian serba hitam tengah memotong daging dari tubuh mayat laki-laki. Dan melemparnya ke kandang buaya yang berada tepat di bawah balkon kamar Milky.

"Gila, gitu lompat langsung masuk mulut buaya" Gumam Milky. Dia mual melihat isi perut mayat itu terlihat jelas, dan anggota tubuh yang tak lengkap lagi.

Dari arah kanan ada Judith yang berjalan mendekati Pria itu. Milky beruntung punya pendengaran yang tajam. Dia mendengarkan dengan seksama apa yang akan mereka bicarakan.

"Jidan, Milky sudah disini"

"Haha, bagus. Ayo bawa dia ke ruang gantung, ada yang harus aku tanyakan"

"Tapi, apa harus ruang gantung?"

"Tentu saja!! jika tidak dia akan lari..lalu..lalu pergi meninggalkan kita lagi!!"

"Cari jalan lain, aku gamau kalau harus melukai Milky"

Jidan nampak menatap gelap Judith, dia mengambil pisau berkaratnya dan menyerang Judith. Namun dengan mudahnya Judith menghindari serangan itu.

"Aku tau, diantara kita yang paling gila adalah kau!" Seru Judith geram. Jidan tertawa remeh mendengarnya.

"Haha, ya aku memang gila. Lalu kenapa!?"

"Hey, kalian bertengkar lagi?"

Ternyata Harvy datang dan bergabung bersama mereka berdua "Tidak, hanya saja dia mau Milky dibawa ke ruang gantung. Dia gila" Ucap Judith kemudian berjalan meninggalkan keduanya.

Harvy menatap dingin Jidan. "Apa yang mau kau lakukan?" Tanya nya dingin. Jidan memainkan pisaunya dan mengiris daging si mayat tadi.

"Hanya ingin memukul kepalanya, dan membuatnya lupa pada semuanya" Bisik Jidan.

"Apa yang dia bilang? Anjir aku gak denger" Gumam Milky, sialan sekali dia melewatkan informasi penting itu. Tak mau berlama-lama akhirnya Milky kembali masuk dan langsung menutup pintu balkon.

Kenapa dia harus terjebak disini sih!?.

Sedangkan itu, di rumah masing-masing, ketiganya sudah mengamuk dan sampai menembak mati 2 pelayan disana. Orang tua mereka sudah melacak keberaan Milky.

Setelah titik hijau yang mereka pasang di ponsel Milky lenyap tak bersisa, mereka tau jika Kekasih mereka kini menghilang alias diculik.

Tak lerlu berpikir lama, mereka tau siapa yang melakukannya. Cuma mereka tak tau dimana.

"Brengsek, berani mereka menyentuh Milky bahkan sampai melukainya.." Gumam Alki dingin. Tatapannya jatuh pada 2 orang pelayan rumahnya yang sudah tewas dengan kaki dan tangan yang terpisah.

Wajah Alki juga dipenuhi dengan darah, dia harus melacak keberadaan Milky.

Di rumah Jilbert. "Aku akan membunuh mereka semua" Bisik Jilbert yang kini menatap gila tubuh 4 pelayan di dalam kamarnya yang sudah tergeletak lemah dengan kepala yang berlubang.

Sudah lama dia tak bermain dengan pistol dan pisau kesayangannya.

Sedangkan di rumah Jackob. "Bahkan sampai ke neraka, aku akan mengejar mereka" Bisiknya keji, tubuhnya sudah dipenuhi darah. Karena dia baru saja menggergaji tubuh 1 orang pelayan rumahnya.

Sampai membuat tubuh pelayan itu bagai mainan barbie, tangan dimana, kepala dimana, kaki dimana. Semua dimana-mana.












































Tbc..

Udalah, kalian jahat. Males aku jadinya. Tanggal 30 aku Up lagi, mau hiatus aja.

Milky's Harem [Sequel My Alter Ceo] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang