Part 23; Bangunlah!

1.8K 245 23
                                    


~jangan lupa beri Vote & komen
.
.
.
.

Pesawat yang gadis itu tumpangi sudah sampai di tempat tujuannya. Ia mulai berjalan keluar pesawat dengan earphone yang masih tersangkut di telinganya dan ponsel yang ia pegang di tangan kirinya. Ia segera meraih kopernya dan bergegas mencari transportasi untuk pulang ke rumahnya.

Saat ia baru saja akan memasuki taksi, ada seorang lelaki berbaju putih dan bercelana jeans pendek yang menghampirinya. Awalnya gadis itu bingung, karena ia sama sekali tak mengenali pria tersebut. Namun sepertinya pria itu kenal dengan dirinya sebagaimana lelaki itu memanggilnya dengan begitu akrab.

"Jisoo- sshi" sapa pria itu

"Nee! Nuguseoyo?"

"Ah, perkenalkan Aku mark! Kau baru pulang dari jeju? Bukankah seharusnya kau pulang minggu depan? Atau bahkan jauh lebih lama. Orangtuamu baru saja dikuburkan bukan?"

"Oh heol– bagaimana bisa kau tahu semua itu? Bukankah kita baru saja bertemu, dan aku belum bicara tentang apapun sedari tadi" ujar jisoo bingung

"Jadi memang benar. Gadis ini—–. Ini kesempatan besar bagiku untuk mempengaruhinya dan menjadikan dia umpanku" ujar mark dalam hati sembari tertawa jahat.

"Sebenarnya aku tidak tau pasti, tapi orang-orang disini banyak yang membicarakan rumor itu" kilah mark

"Aku mengerti. Dan alasanku untuk pulang kembali ke seoul hanya karna— Aku tidak bisa! Aku tidak bisa tinggal lebih lama disana, nantinya aku akan semakin lemah. Aku tidak mau kembali terpuruk, bagaimana pun aku harus bisa ikhlas!" usai mengucapkan kalimat terakhir, setetes air bening meluncur begitu saja dipipinya walaupun dia sudah berusaha mungkin menahannya. Ia berkata seperti itu, namun nyatanya dia masih sulit menerimanya, ia belum bisa. Itu sangatlah menyakitkan.

"Baiklah, aku duluan Mark- sshi" final jisoo sambil memasukkan kopernya ke dalam bagasi mobil.

"Tunggu!" ujar mark seraya menahan tangan kiri jisoo.

"Ada apalagi? Aku sedang buru-buru"

"Apa kau tidak mau membalaskan dendam terhadap orang yang telah menghabisi nyawa kedua orang tuamu"

"Apa? Jadi kedua orang tuaku tiada itu karena dibunuh. Bukan kecelakaan?" tanya jisoo sarkas dan mendesak. Ia bahkan menggoyang-goyangkan lengan pria itu untuk segera memberikan kejelasan padanya.

"Benar sekali, dan aku tahu siapa pelakunya!" sahut Mark dengan nada santai, karena ia tau gadis dihadapannya itu sudah berhasil masuk ke dalam rencana busuknya.

"Kalau begitu beritahu aku, siapa orangnya!!" ujar jisoo mulai meninggikan suaranya.

"Ayo kita bicara sebentar"

*

Kini jisoo dan mark berakhir di sebuah cafe dengan perasaan yang saling bertolak belakang.

Mark tampak tersenyum sinis, sembari menyesap kopi hangatnya, sementara jisoo semakin geram dan dikendalikan oleh amarah setelah mengetahui satu fakta yang ada. Ia bahkan membiarkan coklat panas didepannya jadi dingin.

Between Love Or Revenge [VSOO] ✔Where stories live. Discover now