Part 27; Maafkan aku

1.8K 234 17
                                    


Vote!

Waktu telah menunjukkan pukul 22.30 malam dan jisoo sama sekali tidak dapat terlelap. Pikirannya masih sedikit kacau setelah mengetahui kebenaran yang terkubur selama 4 tahun lamanya.

Suga melangkah mendekati jisoo yang masih duduk di kursi di tepi ranjang. Hari ini sudah hari ketujuh sejak Taehyung tidak sadarkan diri. Dan jisoo masih setia menunggu dengan cemas. Suga berdiri di dekat jisoo dan menatapnya berganti-ganti.

"Taehyung bahkan rela mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkanmu" suga menghela nafas panjang. "Sama dengan beberapa tahun yang lalu" lanjutnya.

Jisoo tidak dapat membendung airmatanya lagi, ditambah saat mendengar perkataan pria dingin disampingnya.

"Tapi sampai sejauh ini kau hanya menyakiti hatinya" suga melangkah santai ke sofa coklat disudut ruangan.
"Apakah kau sudah puas sekarang? Apakah semua yang dialami Taehyung belum cukup, atau kau menginginkan-Taehyung lenyap dari kehidupanmu?" suga menyeringai menatap jisoo tajam.

"Tidak... Aku tidak ingin itu terjadi" teriak jisoo. "Aku memang salah, tapi saat ini aku hanya ingin dia bangun, aku akan mengatakan semuanya- kalau aku juga sangat mencintainya. Aku juga ingin minta maaf karena dengan mudah melupakan cinta dan kenangan kita.." ujar jisoo mengusap air matanya.

*

Malam semakin larut, angin berhembus dan membuat jisoo terusik dari tidurnya, kepalanya menelungkup ditepi ranjang. Sebuah tangan bergerak-mengelus rambutnya dengan lembut.

Jisoo langsung terjaga dan mengangkat kepalanya waspada. "Tae?" lirihnya, sedangkan sorot mata itu membalas tatapannya masih tampak berkabut.

"Ji-soo?"

Jantung jisoo tiba-tiba berdegup kencang. "Taehyung?" jisoo mendekatkan wajahnya ke arah lelaki itu dan memeluknya erat. "Akhirnya kau sadar juga.."

Taehyung mengernyitkan matanya, menatap jisoo lama lalu menganggukkan kepalanya. "Jangan menangis lagi. Aku sudah disini... Untukmu dan calon bayi kita" ujar Taehyung begitu lirih. Suaranya belum sepenuhnya pulih.

"Aku akan memanggil dokter" jisoo mengusap airmatanya, lalu memencet tombol disebelah ranjang, menunggu dengan cemas. Tak berapa lama seorang suster datang, "suster, tolong periksa kondisi suami saya. dia sudah sadar"

Taehyung memegang kepalanya yang berdenyut dengan tangannya yang tidak diinfus. Jisoo menggengam tangan Taehyung lembut "tahan sebentar yah, rasa sakitnya pasti hilang"

*

"Jadi kau sudah tahu semuanya"
pagi itu Taehyung setengah terduduk di ranjangnya, masih memakai infus dan perban di beberapa bagian tubuhnya.

Jisoo menatap Taehyung dengan sedih. "Maaf, karena aku sama sekali tidak mengingatmu" jeda jisoo. "Aku bahkan melupakan pernikahan kita. Hal yang paling sakral di dunia ini, aku tidak mengingatnya dan itu adalah penyesalanku yang paling dalam..." jisoo berhambur kepelukan Taehyung dengan isak tangisnya.

Taehyung menggelengkan kepalanya-kemudian tak sengaja manik jelaganya menangkap presensi jari mungil jisoo yang telah mengenakan sebuah cincin ditangannya.

"Kau mengenakan cincin ini, darimana kau mendapatkannya?" tanya Taehyung masih tak percaya sekaligus bahagia.

"Jimin yang memberikannya padaku, Tae" balas jisoo tersenyum manis. Taehyung meraih kedua tangan jisoo-mengenggamnya kelewat erat, kemudian mengecupnya begitu lembut.

"Aku sangat bahagia mengetahui bahwa kau sudah mengingat semuanya"

Kata-kata Taehyung membuat jisoo tersenyum lebar "Aku juga senang saat tau kamu itu adalah suamiku, dan merasa beruntung karena telah menjadi istrimu" Taehyung langsung meraih jisoo kedalam pelukannya-perlahan mengelus surai panjang jisoo dengan sebelah tangannya yang tidak diinfus.

"Tae... Sekali lagi jichu minta maaf. Maafkan jichu untuk segala hal yang telah membuatmu menderita selama ini.."

*

Setelah dirawat intensif beberapa lama, Taehyung akhirnya boleh pulang dari rumah sakit. Dia masih belum pulih total, luka-lukanya masih dalam proses penyembuhan. Jalannya masih agak pincang dan beberapa jahitannya masih belum dilepas. Tetapi kondisi Taehyung sudah jauh lebih baik daripada setelah kecelakaan itu. Ia bahkan sudah bisa berjalan meskipun terkadang masih harus berhenti untuk menarik napas.

Dokter menyuruhnya menggunakan kursi roda dulu selama tubuhnya masih lemah, akan tetapi Taehyung menolaknya mentah-mentah. Ia tidak mau. Menurutnya justru sebaliknya; kakinya tidak akan lemas dan membaik jika dia menggantungkan dirinya kepada kursi roda. Dengan tekad yang kuat, lelaki itu akhirnya bisa berjalan meskipun kadang masih meringis menahan sakitnya.

Hari ini Taehyung sudah diperbolehkan pulang. Jisoo merangkul Taehyung, membantunya berjalan memasuki rumah, menaiki tangga menuju kamar mereka. Dengan langkah pelan, jisoo membimbing Taehyung dan mendudukkanya di atas ranjang.

"Apakah kau ingin sesuatu sebelum tidur?" tanya jisoo lembut sambil membaringkan tubuh Taehyung ke kasur.

"Tidak, aku hanya ingin memelukmu. Kemarilah..." Taehyung mengulurkan tangannya- membawa tubuh jisoo kedalam pelukannya. Mereka berdua berbaring dan berpelukan bersama.

"Aku mencintaimu jisoo" ucap Taehyung merengkuh tubuh jisoo semakin erat kedalam pelukannya, dan mengecup dengan lembut kening istrinya itu.

"Aku juga Taehyung"

"Maukah kau bercinta denganku, sayang? Rasanya sudah lama sekali, dan aku sangat merindukanmu" ujar Taehyung setelah menimang-nimang respon yang akan diberikan istrinya tersebut.

Dan tepat saja seperti yang diduganya "Tapi Taehyung kondisi badanmu..." jisoo menatap Taehyung tak yakin.


















****

Vote!!




Between Love Or Revenge [VSOO] ✔Where stories live. Discover now