T I G A P U L U H S A T U

6.9K 645 133
                                    

HALOOOOO SELAMAT DATANG LAGI DI CERITA HAZEL- RAJA!

YUKKKK VOTE SAMA COMMENTNYA DI SERBUUUUU!!

Selamat membacaa semogaa sukaakk!!

HAPPY NEW YEAR!!

✨✨✨

Raja melangkah dengan lemas menuju kamarnya. Ia memberhentikan langkahnya saat tangannya ditahan oleh Natalia. Raja menoleh dengan lesu. Pelukan Natalia menjadi penyambutnya membuat Raja menunduk dan membalas pelukan itu sama eratnya. Ia sebisa mungkin menahan air matanya meskipun kini tubuhnya sudah bergetar.

"Raja kuat," ucap Natalia sembari mengusap punggung Raja.

Raja mengangguk lalu ia melepaskan pelukan Mamanya itu. Ia memalingkan wajah mendapat tatapan sendu itu. Raja paling tidak suka dikasihani.

"Raja ke kamar dulu,"

Ia langsung melangkah menuju kamarnya. Sesampainya di kamar, ia mendapati foto dirinya dan Hazel saat gadis itu masih SD terpampang di nakas samping tempat tidurnya. Raja menghela napas lalu menunduk. Ia mendudukkan dirinya di kasurnya. Bahkan ia belum berganti baju dan noda darah Hazel masih tercetak jelas pada seragam sekolahnya.

Raja menunduk. Mengepalkan tangannya dengan erat. Merasa emosi dan marah pada dirinya sendiri yang lalai menjaga gadisnya, perempuan yang ia sayangi. Betapa bodohnya Raja bahkan membiarkan gadis itu merasakan sakit yang begitu dalam.

Dering ponsel membuat Raja memalingkan wajahnya. Mengambil ponselnya dan berkerut saat nama Safarez muncul sebagai pemanggil. Jantungnya langsung otomatis berdegup kencang. Tangannya mendingin. Bahkan ia tidak bisa menetralkan tangannya yang bergetar kala mengangkat panggilan dari Safarez.

"Hazel kritis,"

✨✨✨

Raja berlari menuju ruang ICU. Di depan ruang tersebut sudah ada Safarez beserta keluarganya. Bahkan Raja tidak mengganti pakaiannya. Begitu mendapat kabar dari Safarez, Raja langsung berlari bahkan membuat Natalia bingung. Ia juga mengendarai motornya dengan cepat seakan-akan ia takut kehilangan sedetikpun pada Hazel.

"Rez," panggil Raja saat sampai di depan ruang ICU.

Tubuh Raja berkeringat akibat ia lari dari gedung parkir hingga ruang ICU dengan cepat. Napasnya juga tak beraturan.

Safarez menoleh lalu kembali memalingkan wajahnya. Raja melihat wajah ketuanya itu yang menegang. Safarez begitu khawatir. Tentu saja, siapa yang tidak khawatir jika melihat adiknya sedang di posisi seperti itu?

"Gimana Rez?" tanya Raja tidak sabar. Raja bahkan tidak lagi mempedulikan tatapan tajam dari Rezvan padanya. Ia mendekati Safarez.

"Udah balik normal. Tapi kita tetap gatau kapan Hazel bisa sadar,"

Raja menghembuskan napas lega meskipun dirinya tetap gusar. Setidaknya Hazel tidak meninggalkannya.

"Kita belom boleh masuk?" tanya Raja lirih pada Safarez.

Pemimpin CASTOR itu menggeleng. "Besok baru boleh,"

Raja mengangguk lalu berjalan menuju bangku di sudut ruang tunggu khusus pasien ICU. Ia menyenderkan badannya. Memejamkan matanya. Sesungguhnya Raja lelah. Bahkan seharian ini dirinya belum memakan apapun. Meskipun badannya lelah, otaknya seperti tidak ingin ia istirahat. Padahal rencananya tadi ia pulang untuk bersih-bersih dan akan kembali lagi ke rumah sakit untuk ikut menjaga Hazel.

Faktanya, kabar yang baru saja ia terima dari Safarez tadi membuat dirinya bahkan tidak sempat sedetikpun membaringkan diri di kasur kamarnya.

Raja merasakan bangku di sampingnya bergoyang. Ia membuka matanya lalu menoleh pada Safarez yang ikut duduk di sebelahnya. Lelaki itu pasti juga sama lelahnya. Apalagi, entah sudah berapa kali Safarez rutin ke rumah sakit demi menemani Xavera pengobatan.

Hold Me While You WaitWhere stories live. Discover now