D U A B E L A S

5.9K 701 52
                                    

HALOO kembali lagi sama bab baru HOLD ME WHILE YOU WAIT!

Sedih bangett yang baca banyak tapi yang vote dan comment dikit....

gapapa aku tetep update buat kalian..

YUK BUDAYAKAN UNTUK VOTE SEBELUM MEMBACA CERITA INI!!

Selamat membaca, semoga sukaaakk!!

✨✨✨

Hazel mengerutkan keningnya bingung. Saat ini ia sedang berada di lokasi syutingnya. Beberapa orang mengelilinginya hanya untuk merapikan penampilannya sedangkan ia tak henti-hentinya menatap layar ponsel.

Ia mendecak sebal. Seharian kemarin Raja tidak ada menghubunginya sama sekali dan hari ini hingga malam di waktu setempat pun Raja masih belum menghubunginya.

Tak hanya Raja, Safarez pun berlaku hal yang sama. Entah mengapa kedua lelaki itu seperti kompak menjauh darinya.

"Tumben diem aja," Hazel mendongak dan menatap Kavra, pengawalnya yang memberikan minuman padanya.

Hazel menggeleng pelan. Tidak menerima air mineral yang diberikan oleh pengawalnya.

"Bang Farez gak ada hubungin aku sama sekali, Bang Raja juga! Kok mereka kompak sih jauhin aku?!" tanya Hazel pada Kavra yang lebih terdengar seperti protesan.

Kavra mengerutkan keningnya. Mengambil kursi lalu duduk di hadapan Hazel yang masih melakukan riasannya.

"Kamu gak tau kalau Farez semalam mabuk?"

Pandangan Hazel yang tadinya menatap layar ponsel langsung spontan menatap pengawalnya tersebut.

"Apa?"

"Safarez mabuk. Lumayan merepotkan empat pengawal untuk jemput dia sama Ayah kamu," ucap Kavra dengan santai.

"Kok Hazel gak dikasih tau?"

Kavra mendengus. "Emang apa yang bisa kamu lakuin sekarang kalau kamu dikasih tau?"

Hazel diam. Kavra benar. Tidak ada yang bisa Hazel lakukan selain mungkin memarahi Safarez melakui sambingan telepon.

"Terus kenapa Bang Raja ikutan gak kabarin aku?"

Kavra mengangkat kedua bahunya. "Aku bukan cenayang Haz. Mungkin aja Raja sibuk nanganin Safarez karena emang yang hubungi Ayah kamu kemarin Raja dan yang nyelesain semua kekacauan Safarez ya Raja,"

Hazel menghela napasnya. "Tapi kan itu gak bisa dijadiin alasan dia gak kabarin aku," lirih Hazel pelan.

"Kamu aja yang terlalu sibuk nungguin kabar dari kedua abang kamu sedangkan mereka juga punya kehidupan sendiri,"

✨✨✨

"Mana sih si Bos? Udah dua jam ini kita nunggu tanpa kepastian," ucap Aldo.

Azgar mendengus. "Najis," jawabnya keras.

Raja terdiam. Memainkan bola tenis yang ada di tangan kanannya sedangkan tangan kirinya menggenggam erat ponselnya. Sedari tadi sudah tak terhitung berapa banyak pesan masuk dari Hazel yang ia abaikan.

Hazel menanyakan keadaannya dan Safarez. Sepertinya lelaki keras kepala itu juga tidak ada menghubungi adiknya sampai-sampai Hazel harus bertanya padanya.

Sekali lagi Raja memantulkan bola tenisnya. Pikirannya bercabang mengenai perasannya pada Hazel. Kalau bisa memilih pun Raja akan memilih memiliki perasaan kepada gadis asing dibanding adiknya sendiri.

"Banyak beban hidup lo?"

Raja menoleh menatap Azgar lalu menggeleng. Diletakkannya ponselnya yang tak berhenti berdering dengan nama Hazel terpampang di layarnya.

Hold Me While You WaitWhere stories live. Discover now