E N A M

6.5K 786 69
                                    

Haiii balik lagi sama aku di ceritanya Hazel!

Maaf kalau aku terlalu lama update karena lagi bener-bener sibuk dan banyak tugas bangettt..

Semoga kangen kalian terobati dengan baca part ini!

YUK budayakan untuk vote sebelum membaca cerita ini...

Selamat membaca, semoga suka!

✨✨✨

Arya menghela napasnya melihat Hazel yang kini menangis dipelukan istrinya. Sudah sejam lebih keponakannya itu menangis namun tak ada tanda-tanda gadis remaja itu akan berhenti. Arya melirik ponselnya mendapati pesan singkat yang merupakan balasan dari Acacia saat Arya memberitahukan kalau putri dari adiknya itu sedang berada di rumahnya dan mungkin saja menginap.

Arya mendengus mengingat rumahnya selalu menjadi pelarian bagi anak-anak Rezvan dan Acacia apabila memiliki masalah dengan keluarganya. Tiga hari yang lalu Safarez juga mendatangi rumahnya hanya untuk menghindari Acacia karena pulang dengan wajah yang babak belur.

"Haz, udah tengah malem loh. Gak mau tidur?" tanya Natalia dengan lembut.

Arya paham dan sudah sangat mengerti tipikal keponakannya ini. Hazel dan Safarez adalah anak yang sangat tidak bisa dikasari. Arya melirik Raja yang hanya diam dan menatap tajam pada Hazel yang masih memeluk Natalia. Jaket milik Raja masih melingkar di pinggang gadis itu. Arya tersenyum lega. Raja benar-benar bisa melindungi adik-adiknya.

"Om, Hazel nginep ya?" pinta Hazel sembari menoleh pada Arya. Arya mengangguk kecil.

"Satu bulan," lanjut Hazel membuat Arya memelototkan matanya.

"Gak," ucap Arya tegas. Bibir Hazel mulai mengerucut dengan mata yang kembali berkaca-kaca. Arya menghela napasnya sebal. Ini lah akibat dari Rezvan yang dulu terlalu memanja Hazel.

"Haz, kamu harus pulang," ucap Arya melembut. Arya mengelus rambut Hazel pelan. Mengabaikan aroma alkohol yang benar-benar tercium jelas dari tubuh gadis itu. Arya meringis, kalau sampai Rezvan tahu, bisa diseret pulang gadis ini.

"Kalau ada masalah itu dihadapi. Bukan dihindari," Hazel menggeleng pelan. Menunduk dan kembali menumpahkan tangisnya.

"Om, Hazel beneran anak Ayah sama Bunda kan ya?"

Arya mengerutkan keningnya. "Kamu ini ngomong apa sih?"

Hazel menggeleng. "Kok keluarga Hazel lebih perhatian sama Kak Gia ya?"

Arya menghela napasnya. Ingatkan Arya untuk menjedodkan kepala Rezvan dan Acacia mengenai masalah ini. Sedari awal Rezvan dan Acacia mengenalkan Giani padanya, satu hal yang keluar dari ucapan Arya ialah untuk memastikan adik dan sahabatnya itu untuk tetap adil pada anak-anaknya.

"Coba, Hazel selama ini minta apa yang akhirnya enggak diturutin sama Ayah atau Bunda? Ada gak?" tanya Natalia.

Hazel menggeleng.

"Nah itu apa artinya kalau bukan karena mereka sayang sama Hazel?"

"Tapi..."

"Haz, kadang kita gak bisa memaksa orang untuk selalu ngelakuin apa yang kita mau. Ayah sama Bundanya Hazel maupun Bang Farez sekalipun setiap ngelakuin sesuatu pasti ada alasannya," tambah Arya.

Hold Me While You WaitWhere stories live. Discover now