E N A M B E L A S

5.8K 698 44
                                    

Halooo selamat datang kembali di ceritanya Hazel-Raja!

YUKKK budayakan untuk vote sebelum membaca cerita ini... spam komen juga diperbolehkan hehe...

Selamat membaca, semoga sukaaaaa!

✨✨✨

"Dan yang pasti... gue juga bakal punya pacar,"

Hazel menahan napasnya. Matanya memandang nanar ke arah Raja. Raja sendiri memilih menunduk mengeratkan genggamannya pada tangan Hazel. Hazel merasakan bahunya mulai bergetar. Tangisnya semakin tak bisa ditahan.

"Emang kalau Bang Raja punya pacar, Hazel bukan adiknya Bang Raja lagi?" tanya Hazel lirih.

Raja menggeleng pelan masih menunduk.

"Emang kalau Bang Raja punya pacar, pacarnya bakal marah kalau Hazel hubungin Bang Raja?" Raja terdiam.

"Hazel kan adiknya Bang Raja!" pekik Hazel tanpa sadar.

Hazel menepis dengan kasar genggaman tangan Raja membuat Raja terduduk. Lelaki itu bahkan tak mengangkat pandangannya menatap Hazel. Hazel berdiri, mengusap air matanya dengan kasar.

"Hazel gak ngerti Hazel salah apa sampai Bang Raja kayak gini tiba-tiba ke Hazel. Hazel juga gak ngerti kenapa Bang Raja minta Hazel jauhin Bang Raja dengan alasan gak logis,"

Hazel mengatur napasnya. Memandang Raja dengan sengit meskipun lelaki itu terus saja menunduk. Hazel membuang pandangannya. Mendongak menatap langit yang berbintang guna menghalau airmatanya yang semakin menyeruak.

"Gak ada pacar yang bakal cemburu sama adik dari pacarnya,"

Hazel menarik napasnya. "Jadi kalau Bang Raja minta Hazel jauhin Bang Raja, tolong pakai alasan yang logis,"

Hazel berjalan menjauhi Raja yang masih terduduk dalam diam. Belum lima langkah, Hazel memberhentikan langkahnya. Matanya membiarkan air mata jatuh mewakili perasaannya saat ini.

"Pulang. Rumah Hazel gak pernah menerima Bang Raja yang kayak gini," ucap Hazel tanpa menoleh ke arah Raja.

Hazel kembali melanjutkan langkahnya menuju kamarnya. Mengusap air matanya dengan kasar. Langkah Hazel terhenti ketika mendapati Safarez yang baru saja pulang. Hazel menatap Safarez sebentar lalu kembali melanjutkan langkahnya.

"Haz,"

Hazel terpaksa menghentikan langkahnya saat tangan kanannya ditahan oleh Safarez. Ia melirik sedikit ke arah Abangnya itu.

"Kenapa?" tanya Safarez dengan lembut.

Tanpa bisa ditahan, air mata itu semakin meluruh saat nada lembut Safarez yang sirat akan kekhawatiran itu terdengar olehnya. Ia menunduk membiarkan air matanya jatuh menetes hingga lantai.

Hazel mendongak menatap Safarez. Ia mengerutkan keningnya ketika pandangan Safarez tertuju pada belakangnya. Hazel ikut menoleh dan langsung bersitatap oleh mata Raja yang memerah.

Hazel membuang pandangannya. Melepaskan tangannya dari Safarez lalu berjalan dengan cepat ke arah kamarnya. Bahkan tak peduli ketika Giani yang baru saja keluar dari kamarnya dan memanggil-manggil nama Hazel.

✨✨✨

Safarez melempar minuman kalengnya pada Raja yang ditangkap dengan baik oleh sepupunya itu. Setelah melihat Hazel yang tak berhenti menangis dan Raja yang nampak sama kacaunya atau bahkan lebih, ia menyeret Raja menuju balkon kamarnya.

Safarez menatap Raja yang menunduk dan mencengkram erat kaleng sodanya. Safarez duduk di samping lelaki itu. Seumur mengenal Raja, ia tidak pernah melihat Raja sefrustasi ini. Safarez menghela napasnya. Menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi di balkon kamarnya.

Hold Me While You WaitWhere stories live. Discover now