T U J U H B E L A S

5.6K 695 50
                                    

HALOOOO welkambek! Apa kabar kalian??

TIM GERCEP DAPET NOTIF LANGSUNG BACA MANA SUARANYAAAA??

YUKKK budayakan untuk vote selalu sebelum membaca cerita ini!

Selamat membaca semoga sukaaakk!!

✨✨✨

Hazel bersiap untuk ke sekolah. Ia memandang pantulan dirinya di cermin lalu mendecak pelan saat mendapati mata sembabnya yang tak bisa tertutupi. Ia menghela napas memandangi dirinya sendiri yang terlihat sangat menyedihkan.

Hazel tertawa miris. Bisa-bisanya belum genap 24 jam ia memiliki pacar, ia malah menangisi lelaki lain yang mirisnya merupakan Abang sepupunya.

Hazel menghela napas. Mengambil tas sekolah dan ponselnya lalu berjalan keluar kamarnya.

Langkah Hazel terhenti saat dekat dari meja makan. Seluruh keluarganya berkumpul lengkap. Ayah dan Safarez sudah duduk di meja makan, sedangkan Giani dan Bundanya sedang menyiapkan sarapan untuk kedua lelaki itu.

Hazel menghela napasnya. Sebenarnya moodnya sedang tidak baik. Tetapi, semakin Hazel menghindari keluarganya, semakin jauh terasa hubungannya dengan kedua orang tuanya. Tentu saja Hazel tidak menginginkan hal itu terjadi.

"Haz? Ngapain diem di situ? Sini duduk,"

Hazel mengangguk sembari tersenyum tipis mendengar ajakan Safarez. Ia berjalan pelan dan mengambil duduk di kursi biasanya, tepat di hadapan Safarez dan di antara Giani dan Bundanya.

"Gimana project kamu di Paris, lancar?"

Hazel menegakkan duduknya ketika mendengar Ayahnya berbicara. Hazel mengangguk mendengarnya.

"Lancar Yah," jawabnya pelan.

Hazel merasakan usapan di puncak kepalanya saat Bundanya lewat dan akhirnya duduk di sampingnya. Bundanya dengan telaten menyiapkan sarapan untuk keluarganya.

"Hazel mau makan apa?" tanya Bundanya.

Hazel tersenyum kecil. "Hazel bisa ambil sendiri Bunda,"

Bundanya mengangguk membiarkan, dan memilih menuangkan susu coklat kesukaan Hazel.

"Bang, kapan kamu mau bawa Xavera ke rumah?"

Semua menoleh pada Giani yang tiba-tiba terbatuk. Hazel dengan cepat tanggap memberikan susu coklatnya pada Giani berbarengan dengan Safarez yang memberikan air mineralnha pada Giani.

Giani tanpa kata menerima air mineral dari Safatez. Membiarkan tangan Hazel menggantung di udara akibat penolakan Giani.

"Kamu kan tau kalau aku alergi coklat Haz, kenapa kamu kasih aku susu coklat?"

Hazel terdiam seakan baru mengingat fakta itu. Matanya menatap satu persatu anggota keluarganya lalu ia mengangguk.

"Lupa," jawab Hazel seadanya.

"Bang serius kapan kamu mau ajak Xavera kenalan sama Bunda?" tanya Acacia mengalihkan pembicaraan agar suasana meja makannya kembali normal.

Safarez berdeham. Lelaki itu mengangguk. "Nanti malan Farez bawa Xavera,"

Hazel tersenyum memandang Bundanya yang langsung bertepuk tangan dengan semangat. Matanya melirik ke arah tangan Giani yang mencengkram erat sendok dan garpunya.

"Berarti Ayah gak boleh pulang malam ya! Hazel juga gak ada jadwal kan hari ini?"

Hazel menoleh saat namanya disebut oleh Bundanya. Hazel mengangguk.

"Pokoknya semuanya udah harus ada di rumah sebelum jam makan malam!"

Hazel kembali melirik ke arah Giani. Wajah gadis itu kentara sekali kalau tidak menyukai ide makan malam hari ini. Pandangan Hazel beralih ke arah Safarez yang hanya diam dan memakan sarapannya dengan santai.

Hold Me While You WaitWhere stories live. Discover now