L I M A B E L A S

5.9K 690 98
                                    

HALOOO semuanyaaa apa kabar? Balik lagi sama ceritanya Hazel...

btw,

SELAMAT 1M PEMBACA UNTUK SAFAREZ!!

komen dong menurut kalian gimana cerita-cerita aku?

YUUKKK budayakan untuk vote selalu sebelum membaca cerita ini!

Selamat membaca semoga sukaaakk

✨✨✨

Raja melempar kunci motornya kembali di meja ruang tamu rumah Azgar. Ia membanting tubuhnya di sofa dengan keras membuat Azgar yang berada di sofa tersebut mendecak sebal.

Safarez mengerutkan keningnya. "Cepet banget lo jemput Hazel,"

Raja memejamkan matanya. Mengusap wajahnya kasar dan mengacak rambutnya.

"Telat," ucapnya pelan.

"Telat jemput?" tanya Aldo. Raja menggeleng pelan.

"Telat jadi cowoknya,"

Aldo membenarkan duduknya. Menghadap sempurna ke arah Raja, begitu pula Safarez dan Azgar.

"Maksudnya gimana?" tanya Safarez.

"Dia udah jadi cewek orang,"

Safarez memelototkan matanya. "Dia jadian?"

Raja mengangguk lalu menghela napasnya. Kesal tapi ia tidak bisa berlaku apapun. Safarez benar, sejak awal Hazel hanya menganggapnya seperti gadis itu menganggap Safarez.

Sudah seharusnya Raja sadar diri dan berhenti mencintai gadis itu jika tidak ingin berujung seperti ini. Tetapi keegoisan perasaannya membuat Raja selalu ingin berada di samping gadis itu, bahkan memilikinya secara utuh.

"Duh jadi sadboy dong Abang Raja," ledek Aldo.

"Lo ye Do, gak ada akhlak banget. Temen lagi sedih malah diledekin," ucap Azgar menoyor kepala Aldo.

Raja mendengus lalu memilih mendiamkan sahabatnya itu. Ia mengepalkan tangannya sembari memejamkan matanya. Bayangan akan Hazel menerima lelaki yang ia ketahui bernama Dietro sebagai pacar gadis itu sangat mengusiknya. Bayangan ketika Hazel tersenyum sangat manis pada lelaki lain menari-nari di otaknya.

Raja membuka matanya saat merasakan ponselnya yang berada di saku celana bergetar. Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan ponselnya. Matanya menyipit mendapati nama Hazel yang berada di layar ponselnya.

"Siapa?" tanya Safarez pada Raja yang terdiam.

"Hazel," balas Raja pelan.

Raja meletakkan ponselnya di meja. Kembali menyandarkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Tak mempedulikan ponselnya yang kembali berdering.

"Duh Ja, angkat aja sih!" geram Azgar. Aldo mengangguk membenarkan.

"Denger ya Ja, meskipun lagi jadi sadboy, anti banget cowok keren kayak lo nunjukkin kesedihannya. Apalagi cuma karena cewek,"

Safarez menyela. "Heh adek gue gak pantes dibilang 'cuma' ya!"

Azgar mengangguk setuju. "Kayak selera lo tinggi aja sampe bilang sekelas Hazel pake kata 'cuma',"

Deringan ponsel yang kembali berbunyi membuat ketiganya menatap Raja. Raja yang merasakan itu kemudian menghela napasnya. Mengambil ponselnya dan berdiri menuju taman belakang rumah Azgar.

Raja berhenti di gazebo samping kolam renang. Mendudukan dirinya lalu menjawab panggilan gadis itu.

"Halo?"

Hold Me While You WaitOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz