14. Terus Memikirkan Dia

160 53 223
                                    

"Bayang-bayang dirimu, seolah tak mau menjauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bayang-bayang dirimu, seolah tak mau menjauh. Walau kau bersama dia."

~Gavin Sanjaya Putra

Selamat membaca semua, semoga suka dengan ceritaku ini.

.
.

Satu Minggu sudah Naila menjalin hubungan dengan Samuel. Biasanya tepat satu Minggu, Naila selalu putus dengan pacarnya. Namun, karena perjanjian kontrak itu selama satu bulan, mau tidak mau, yakin tidak yakin Naila harus bisa menepatinya.

Buktinya saat ini, Naila tengah menyaksikan event sepak bola antar sekolah, dan kebetulan bertepatan di sekolahnya. Padahal biasanya antar kelas saja Naila malas untuk menonton hal seperti ini, beda lagi kalau ada perlombaan atau event basket, dan disitu ada Gavin. Pasti dia mendukungnya digaris terdepan.

"Bosen banget gue nonton ginian," dumel Naila yang melihat Samuel dengan keahliannya menggiring bola, bahkan sudah beberapa kali mencetak gol.

Sedari tadi beberapa cewek di sebelahnya selalu meneriakkan nama Samuel. Membuat telinga Naila panas, tetapi bukan cemburu melainkan mengganggu pendengarannya saja. Bisa saja Naila pergi dari tempat yang sesak ini, hanya saja Samuel akan menambah jangka waktu kontrak perjanjian itu.

Gara-gara Samuel juga, Naila jarang bersama Gavin ketika di sekolah. Paling-paling ketika malam tiba, baru Naila melipir ke rumah Gavin, atau bahkan sebaliknya.

Tepat pukul 16.00 WIB, event itu akhirnya berakhir juga. Naila segera menghampiri Samuel dengan tangan membawa handuk, dan minuman dingin untuk dia berikan kepada Samuel. Banyak sekali cewek yang melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan, tetapi Samuel hanya menerima itu darinya, dan menolak secara halus pemberian dari yang mereka.

Samuel mengajak Naila ke tepi tribun. "Nai, lo cemburu 'kan sama cewek-cewek tadi?" tanya Samuel.

"Gak!" jawab Naila singkat.

"Nah, tuh buktinya lo singkat banget jawabnya. Tenang walaupun ada jutaan cewek yang ngantri sama gue, tapi di hati gue cuma ada lo, Nai." Samuel menatap lekat wajah Naila sambil menarik tangan Naila lalu diletakkan tepat dibagian dadanya, yang saat ini berdegup kencang.

Naila tiba-tiba mengembangkan senyumnya, walau hatinya menolak untuk tidak melakukan hal itu. Lalu dia melepaskan tangannya yang dipegang oleh Samuel, dan mengalihkan pandangannya.

Gak! Gue gak baper! Batin Naila memberontak seperti itu, hingga tak sadar dia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Baru gitu dah baper."

"Ka-kata siapa? Em ... lo ka-kali yang baper." Kok jadi gugup gini, sih?

"Seorang Naila, play girl-nya Nusa Indah, cerewet, tukang makan, banyak gaya, ternyata bisa gugup juga, ya? Baru tahu gue," ujar Samuel sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya pada dagunya.

Ganai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang