30. Firasat Aneh Naila

87 15 10
                                    

-Happy Reading-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


-Happy Reading-

Naila memasuki kelasnya ditemani dengan Samuel di belakangnya. Dia lantas duduk di bangkunya lalu menelungkupkan kepalanya di atas meja, sebelumnya dia sempat menguap karena mengantuk.

"Nai, masih pagi juga udah ngantuk lo!" celetuk Samuel sambil merangkul Naila.

Naila lantas melepaskan rangkulan itu. "Apaan sih, Sam. Jangan ganggu deh lo! Udah sana ke kelas."

"Gue gak bakalan ke kelas, sebelum bel masuk."

"Ya udah lo di sini aja gak papa, tapi jangan ganggu waktu tidur gue."

"Ngantuk banget, ya, Nai? Emangnya lo semalem bergadang sampai jam berapa?"

"Dua belas!"

"Ngapain sampai jam segitu, Nai?"

"Gue makan-makan di rumah sama Gavin. Udah deh stop! Lo ngomong lagi gue siram lo pake air."

Setelah itu Naila kembali pada tujuan awalnya yakni memejamkan matanya, rasa kantuknya sudah tak bisa ditahan lagi. Padahal dua puluh menit lagi bel masuk berbunyi.

Sementara Samuel melangkahkan kakinya keluar, lagi-lagi Gavin selalu hadir dalam hidup seseorang yang sekarang menjadi pacarnya. Jika ditanya apakah Samuel cemburu? Jawabannya adalah iya. Namun, mau bagaimana lagi persahabatan mereka berdua sangatlah erat dan sulit untuk terpisahkan.

Terkadang Samuel merasa jika sebenarnya Naila mencintai Gavin, bukan dirinya. Walau setiap kali dia tanya soal itu pada Naila, Naila selalu saja mengelaknya.

Kembali lagi dengan Naila yang sudah memejamkan matanya. Vanda yang datang lantas meletakkan tasnya di bangku sebelah Naila dan mengagetkan saudaranya itu.

"Bangun, Nai! Gurunya udah dateng! teriak Vanda tepat di sebelah Naila. 

Spontan Naila pun bangun dari tidurnya dan menjawab salam. Padahal tak ada yang mengucapkan salam, terlebih guru yang mengajar juga belum memasuki kelas.

Mata yang melirik tajam, Naila menarik kesal telinga kanan Vanda. Bisa-bisanya dia membohonginya. Namun, saat Naila beralih ke telinga kiri Vanda untuk menariknya terhenti kala guru yang mengajar akhirnya masuk ke kelas, dengan setumpuk buku di tangannya.

"Naila! Bagikan buku-buku ini ke teman-teman kamu," ujar Bu Ani memerintahkan Naila untuk membagikan buku tugas yang waktu itu dikumpulkan.

"Baik, Bu." Langkahnya yang gontai membuat hampir saja Naila terjatuh. Beruntung Raisa mencegahnya.

Kala Naila berucap terima kasih kepada Raisa, dia justru memalingkan wajahnya. Tak habis pikir, seberapa lama lagi sahabatnya itu akan marah padanya. Bahkan sampai saat ini pun, Naila belum mengetahui penyebab Raisa yang menghindar dan seolah membencinya.

Ganai Where stories live. Discover now