27. Ancaman Lagi

97 16 25
                                    

(Selamat Membaca Semua)-Azka-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Selamat Membaca Semua)
-Azka-

Tak terasa PAS sudah selesai diselenggarakan. Semua murid SMA Nusa Indah bernapas lega kala bel pulang sekolah telah dibunyikan. Dengan senyum yang mengembang mereka keluar dari ruang ujian masing-masing.

Namun, berbeda dengan Naila. Dia merasa belum puas dengan hasil pekerjaannya. Padahal dia sudah berandai-andai bisa masuk lima besar dan akan dia tunjukkan pada sahabatnya, tetapi sepertinya harapan itu akan sirna. Banyak sekali soal yang sulit baginya, apalagi tak ada Gavin yang mengajarinya.

Hari ini Gavin akan pulang dengan membawa piala kebanggaan untuk SMA Nusa Indah, karena berhasil memenangkan olimpiade dan meraih predikat juara dua. Tentu saja hal itu membuat Naila senang, sahabatnya itu memanglah pintar berbeda dengan dirinya.

"Nai, hari ini lo pasti mau nyambut kedatangan Gavin 'kan?" tebak Vanda.

"Iya, Van. Cuma ya gue bingung mau ngapain."

"Ya, tinggal sambut biasa aja di rumah atau gak lo bikin apa gitu." Vanda mengedikkan bahunya, "gue tinggal duluan ya, Nai. Dimas ngajakin gue pulsek buat nemenin dia ke makam almarhum kembarannya."

"Oke, Van. Hati-hati."

Sepeninggal Vanda, Naila merasa bingung sendiri. Apa yang akan dia lakukan setelah ini, tetapi kedatangan Samuel membuat dia berteriak kaget.

"Nai, ke kafe, yuk! Gue traktir," ajak Samuel sambil merangkul Naila.

Nail melepas rangkulan itu. "Gak dulu deh, Sam. Soalnya hari ini Gavin udah pulang, rencananya gue mau sambut dia di rumah. Gak papa 'kan?"

Ketika hendak bersuara, seseorang dari arah samping menepuk pundak Samuel.

"Sam lo di panggil Pak Irwan di ruangannya. Katanya ada yang mau diomongin bentar," ujar siswa bertopi hijau.

Samuel melirik ke arah Naila. Seakan tahu maksud dari lirikan itu. Naila berkata. "Udah, Sam. Temuin aja dulu, gue bisa pulang sendiri."

Samuel menggeleng cepat. "Gak! Lo tunggu bentar, pokoknya lo pulang bareng gue!"

"Oke, gue tunggu di parkiran."

Naila berjalan gontai menuju parkiran sekolah, tetapi dia tak sengaja menendang sebuah batu kecil. Batu itu terbang melayang mengenai Raka yang kebetulan lewat.

"Lo yang nendang nih batu, Nai?" tanya Raka lalu mendekati Naila.

"Iya, Rak. Maaf gue gak sengaja tadi, lo gak papa 'kan?" Naila menyentuh kening Raka yang terkena batu tadi.

"Gak papa, Nai. Santai aja. Lo ini mau pulang? Kalau iya, gue anterin deh sekali-kali."

"Gue lagi nunggu Samuel, Rak. Lo duluan aja."

Ketika Raka berbalik badan dan berniat untuk pergi, Naila justru mencegahnya.

"Kenapa, Nai? Berubah pikiran?"

Ganai Where stories live. Discover now