21. Jogging Bersama Samuel

129 33 104
                                    

Selamat membaca semua semoga suka dengan ceritaku ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat membaca semua semoga suka dengan ceritaku ini.

.
.

Gelap. Satu kata yang mampu menjelaskan keadaan di sekeliling Naila. Di mana hanya terdengar suara gemercik air. Dia tidak bisa melihat apa pun di sekitarnya, tiba-tiba ada celah cahaya di ujung sana yang membuat dia berjalan menuju arah itu. Namun, semakin dekat cahaya itu justru menghilang.

Suara orang berjalan terdengar di telinga, membuat Naila menoleh dan tidak mendapati apa pun di belakangnya. Berulang kali dia mengucek matanya, bahkan keringat dingin pun tak henti-hentinya menetes.

Krek!

Naila menginjak sesuatu, dia tidak langsung menoleh ke bawah. Dikumpulkannya segenap niat untuk berani melihat apa yang terinjak. Dengan sebelah mata yang tertutup, dia bisa melihat sesuatu yang berwarna putih kusam dan keras, seperti tulang.

Tulang? Naila segera bangkit dan berlari meninggalkan tempat menyeramkan ini, tetapi baru beberapa detik justru jatuh tersungkur. Dagunya menyentuh tanah yang basah. Dia melirik sebelahnya, muncul sosok mengerikan dengan mata yang keluar darah, serta terdapat banyak robekan di wajah dan sekitarnya. Dia menelan ludahnya sendiri, sekujur tubuhnya kaku seketika.

Dalam sekali kedipan mata, sosok itu menghilang dari pandangan. Hal itu menjadi kesempatan Naila untuk kembali berlari. Tak lama setelah dia merasakan seperti ada yang menarik pundaknya dengan kuat. Sosok berbaju putih kusam, kini yang dilihatnya. Semakin dekat, semakin jelas, dan ....

"Tolong!"

Naila tersadar dari mimpinya. Dia mengambil segelas air sisa semalam di meja, lantas meneguknya sampai tak tersisa. Dia melirik jam yang terpampang jelas itu, bahwa sudah menunjukkan pukul lima lewat lima belas menit.

"Tumben gue mimpi buruk? Terakhir kayaknya waktu SD? Entahlah," ujar Naila pada dirinya sendiri.

Ternyata kejadian tadi, hanyalah bunga tidur saja. Naila bernapas lega, dan langsung menunaikan ibadahnya.

Hari Minggu ini, membuat Naila malas untuk mandi. Bahkan sekarang dia kembali merebahkan tubuhnya. Mengambil ponsel dan menyalakan data internet. Deretan pesan mulai muncul.

Naila tertarik untuk membaca pesan dari Samuel. Entah kenapa semenjak kejadian malam itu, saat dimana ulang tahunnya. Dia merasa hari-harinya ada yang berbeda.

Samuel
Pagi, Nai. Udah shalat belum? (04.47)
Nai? Masih tidur? (04.50)
Ngebo mulu! Awas jangan sampai ngiler atau ngompol. (04.58)
Beneran masih tidur? (05.17)

Naila:
Udah, Sam. (05.39)
Enak aja, gue gak ngiler apalagi ngompol. (05.40)

Samuel:
Bagus!!! (05.41)
Udah sarapan? (05.42)

Naila:
Bentar, malas turun ke bawah, lagi rebahan. (05.42)
Lagian masih kepagian. (05.43)

Samuel:
Gue udah di depan rumah lo. Keluar gih. (05.45)

Ganai Where stories live. Discover now