"Mengapa disaat ada jarak diantara kita, hati ini terasa sakit? Seolah ada sesuatu yang menghilang dari asalnya. Namun, apakah itu?"
-Naila Arasya Bastindria
Selamat membaca semua, semoga suka dengan ceritaku ini.
.
.Langit tampak cerah. Suara kicauan burung tetangga terdengar jelas. Gavin sudah bersiap di rumah Naila, pagi-pagi buta sekitar setengah enam pagi. Memang itu terlalu pagi, bahkan Naila saja baru terbangun dari tidurnya.
Setengah jam menunggu, Naila tak kunjung keluar dari kamarnya, entah apa yang dilakukannya. Suara motor berhenti membuat Gavin segera menoleh, tampak di sana Samuel yang tengah membenarkan posisi tasnya. Entah dorongan dari mana, dia tiba-tiba lari menaiki tangga, dan mengetuk pintu kamar Naila.
Pintu itu tak kunjung terbuka. Tiba-tiba saja seperti ada yang mengganjal, atau mungkin terjadi sesuatu pada Naila?
1
2
3
Brak!
Gavin berhasil mendobrak pintu, pandangannya menjelajah ke seisi kamar, tak terlihat seperti ada orang. Namun, begitu melihat pintu kamar mandi yang terbuka, perlahan dia berjalan untuk mengetahui apakah Naila di dalam kamar mandi atau tidak.
"NAILA!" pekik Gavin.
Gavin sangat kaget begitu melihat Naila seperti orang yang kesusahan nafas. Tanpa pikir panjang dia langsung menggendong Naila.
"Tenang, Nai. Gue akan bawa lo ke rumah sakit." Naila hanya diam, mulutnya terasa sulit untuk berucap.
Keringat pun menetes dari pelipis Gavin, dia menggendong Naila hati-hati saat menuruni tangga.
Begitu sampai bawah, ada insiden yang membuat Gavin semakin khawatir kala Naila memejamkan matanya.
"Nai, sadar! Jangan tutup mata lo!"
Berulang kali Gavin mencoba membangunkan Naila. Namun, hasilnya nihil. Naila tak kunjung membuka matanya. Hingga suara ketukan pintu membuatnya menoleh.
"Sam! Bantu gue!" bentak Gavin.
Samuel yang melihat Naila tergeletak dipangkuan Gavin lantas mendekat. Tas yang semula melekat dipundaknya, dia lempar ke sembarang tempat.
"Naila kenapa, Vin?" tanya Samuel kaget.
"Gue gak tahu, Sam. Gue temuin dia di kamar mandi kamarnya. Lebih baik sekarang kita bawa Naila ke rumah sakit, gue takut terjadi apa-apa sama dia." Saat Gavin melangkah keluar, Samuel mencegahnya.
"Segitu khawatirnya lo sama Naila?"
Samuel berkata seperti itu bukan tanpa alasan, melainkan dia sangat melihat dengan jelas wajah Gavin yang ketakutan, di tambah peluh keringat yang membanjiri area wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ganai
Teen FictionKetika kita dipertemukan dengan yang namanya "sahabat" sejak kecil. Hal itulah terjadi pada Gavin dan Naila. Mereka ditakdirkan bersama sejak kecil, suka dan duka sering kali mereka lewatkan bersama. Namun, saat mereka beranjak remaja. Akankah persa...