3. Orang Gila

343 87 318
                                    

"Setiap sisi mempunyai keindahan masing-masing, termasuk sisi kegelapan, banyak keindahan di baliknya, termasuk senyum yang terbit dari bibir manisnya."

~Gavin Sanjaya Putra

Selamat membaca semua, semoga suka dengan cerita ini.

.
.

Matahari memancar tepat mengenai mata Naila, kala dia berusaha kok mendongak ke atas. Melihat sahabatnya itu tengah mengambil mangga muda, dari pohon belakang rumahnya. Entah kenapa cuaca panas seperti ini, membuatnya ingin memakan mangga itu.

Lima menit kemudian, Gavin menjatuhkan beberapa mangga yang berhasil ditangkap oleh Naila. Hari ini adalah hari pertama mereka berdua mendapat hukuman berupa skorsing. Namun, hal itu justru menjadi kebahagiaan mereka.

"Nai, buruan lo kupas sekalian buatin gue es teh," titah Gavin.

"Yoi, lo tunggu aja di balkon."

"Oke, Nai."

Usai mencuci kedua tangannya, Gavin berjalan ke arah balkon kamar Naila. Sementara, Naila berjalan ke arah dapur rumahnya.

Hal pertama yang dilihat Gavin begitu memasuki kamar Naila adalah rapi, semua barang tertata pada tempatnya masing-masing. Tiba-tiba dia tersenyum tatkala melihat bingkai foto di atas meja itu, di mana memperlihatkan dua anak kecil yang berpelukan, meskipun wajah anak perempuan terlihat jutek di foto itu. Sekelebat kenangan muncul dalam ingatannya.

"Avin curang! Masa iya dali tadi Nai telus yang kalah," ujar Naila kecil.

"Kalo, Nai mau menang coba sekalang tangkap Avin. Ntal Avin kasih hadiah deh," sambung Gavin kecil.

Kedua anak kecil yang masih berusia lima tahun itu, berlari-larian mengelilingi taman. Hingga akhirnya mama dari salah satu mereka menghampirinya.

"Gavin, Naila. Sini Mama Gina foto kalian berdua."

"Ah, nggak mau. Nai nggak mau foto, muka Nai kan jelek."

"Muka Nai nggak jelek kok, bagi Avin Nai itu cantik."  Naila kecil tersenyum tatkala mendengar pujian itu. Namun, seketika senyumannya luntur.

"Kalo diliat pake sedotan."

"AVIN!"

"Sudah-sudah jangan lari-larian gitu, sini Mama Gina foto kalian berdua."

Gavin kecil merangkul Naila dari belakang, sementara yang dirangkul sama sekali tidak menunjukkan ekspresi cerianya.

"Lo lagi flashback nih ceritanya?" celetuk Naila yang datang dengan nampan berisi potongan mangga dan dua gelas es teh.

Dia tidak sengaja melihat Gavin yang meraba-raba bingkai foto itu.

"Bisa dibilang."

"Oh ...."

"Cuma oh doang?"

"Ya terus gue harus ngapain? Udah lah ke balkon, gue kan nyuruhnya ke sana."

Ganai Where stories live. Discover now