15. Benar-benar Sakit

36.1K 6.1K 212
                                    

Hehe😝

🌜🌛

"Tadi tiba-tiba pingsan waktu bersih-bersih."

Leo mendengarkan dengan saksama, Bu Mala yang sedang duduk tepat di sebelahnya.

"Demam kata dokter. Tetep aja Ibu waswas, soalnya selama setahun ini Frisya tinggal sama Ibu, dia nggak pernah sakit sampai pingsan. Paling cuma batuk pilek."

Leo mengangguk. "Sekarang udah sadar, Bu?"

"Sudah. Ibu baru mau kabarin kakaknya tapi nggak boleh sama Frisya. Kakaknya baru terbang tadi pagi bulan madu, jadi Ibu juga bingung mau ngabarin atau nggak. Tapi nanti Ibu tetap kabarin adiknya."

Leo menghela napas lelah. Ia juga menyadari Bu Mala tidak sepanik tadi saat ia baru datang. "Saya boleh jenguk Frisya?"

Bu Mala mengangguk kuat. "Boleh boleh. Kebetulan juga. Ibu mau balik sebentar ke asrama, ada yang belum keurus tadi. Nanti ke sini lagi. Nitip Frisya sebentar ya, Leo."

"Iya, Bu. Ibu istirahat dulu aja, baliknya sesempatnya Ibu. Saya yang jagain Frisya."

Bu Mala langsung berdiri. Leo tersenyum sebelum memperhatikan langkah Bu Mala yang menjauhinya. Baru beberapa langkah, tiba-tiba terhenti.

"Ibu harus tanya Frisya dulu mau dijenguk Nak Leo atau nggak," ucap Bu Mala yang membuat Leo terkekeh. Pasti Bu Mala takut terjadi apa-apa. "Ibu dititipin anak gadis cantik begitu jadi harus dijaga dengan baik."

"Saya sekalian ikut masuk aja kalau boleh."

Bu Mala berhenti di pintu. Melihat Leo yang tersenyum sopan membuatnya mengangguk. "Boleh."

Pintu terbuka dan hal pertama yang Leo lihat adalah Frisya yang sedang berbaring menghadap pintu. Ada ponsel di tangan kanannya yang langsung diletakkan di meja saat melihat Bu Mala masuk.

"Masih panas begini malah mainan hp," ujar Bu Mala setelah mengecek suhu tubuh Frisya yang masih belum turun.

"Bosen, Bu," jawab Frisya dengan suara yang sedikit serak. "Nanggung, drakornya kurang episode terakhir."

Bu Mala berdecak sambil geleng-geleng kepala. "Ibu pulang dulu. Ada Leo yang mau jenguk, nggak apa-apa?"

Frisya sudah tahu kehadiran Leo yang diam di pintu sana. "Iya, Ibu pulang nggak apa-apa."

Bu Mala tersenyum. Tangannya mengusap puncak kepala Frisya dengan pelan. "Jangan lupa buburnya dimakan."

Frisya hanya mengangguk. Ia meneliti tiap langkah Bu Mala yang menjauh. Sebelumnya sempat berbicara dengan Leo—entah apa Frisya tidak tahu. Tapi saat pintu tertutup lagi, Frisya langsung membalikkan tubuh dengan ponsel di tangannya. Ia tidak mau darah tinggi lihat Leo di sana. Lebih baik lihat om-om yang tidak kelihatan om-om di drakor.

Sebenarnya bisa saja ia menjawab tidak saat Bu Mala tanya apa Leo boleh menjenguk atau tidak. Tapi hal itu akan membuat Bu Mala tidak jadi pulang ke asrama padahal Frisya tahu pekerjaan Bu Mala bukan hanya mengurusnya saja.

"Fris."

"Ngapain ke sini sih?" tanya Frisya dengan nada sebal yang tidak disembunyikan. Ia mendengar derap langkah yang makin mendekat di belakangnya.

"Cuma mau jenguk."

"Ini udah jenguk, Pak. Kurang apa lagi?" tanya Friya tanpa berniat membalikkan tubuh ke arah Leo.

"Ya udah, jangan banyak bicara dulu. Suara kamu serak banget. Udah minum belum?"

Astaga, katanya disuruh jangan banyak ngomong tapi malah ditanya! Maumu apa sih, Om?

Duda Ting TingWhere stories live. Discover now