31. Gila (?) 2

34.6K 5.6K 333
                                    

Akhirnya bisa update di tengah ... di tengah ... apa yak wkwkw.
Btw, part ini cukup panjang. Happy reading.

🌜🌛

"Website Air Bad diretas, Pak. Semua data penjualan bocor dan sekarang CS sedang kewalahan menerima komplain dari customer."

Leo mengobrak-abrik kertas di meja. Entah apa yang ia cari. Karena ia bahkan tidak tahu harus mengambil langkah apa di awal.

Mencoba menetralkan emosi, Leo menatap seseorang di hadapannya. "Selain kebocoran data, ada kerugian apa lagi?"

Sebuah print out terpapar di hadapan Leo. Ada banyak transaksi dengan nominal tidak main-main di sana.

"Semua penjualan yang telah dibayar otomatis dibatalkan. Mereka protes untuk refund. Tapi anehnya transaksi mereka tidak masuk ke Air Bad."

Astaga. Fenita benar-benar membuat Leo gila di pagi hari. Ia masih mencoba tenang.

"Mereka menuntut pengembalian dana hari ini juga, Pak. Padahal Air Bad tidak menerima pemasukan apa pun sejak kemarin."

"Sejak kemarin?!" Tanpa sadar nada Leo meninggi.

Leo tidak percaya ini benar terjadi. Nominal miliaran harus ia kembalikan sedangkan Air Bad tidak menerima sepeser pun. Bukan masalah uang bagi Leo. Pihaknya akan senang hati mengembalikan dana jika kesalahan ada pada Air Bad. Itu pun dalam sebulan bisa dihitung jari.

Tapi ini ... ratusan transaksi dengan nominal tidak main-main yang entah sudah masuk ke mana. Mereka tidak tahu karena website Air Bad bahkan tidak bisa lagi dikendalikan oleh tim IT-nya.

"Kenapa bisa? Komputernya kena virus? Atau ada aplikasi yang belum diperbarui?" tanya Leo tanpa bisa menyembunyikan keresahannya. Wajahnya sudah pucat pasi sekarang.

"Developer-nya nggak masuk hari ini, Pak. Nggak bisa dikabarin juga. Mungkin beliau baru mengganti sesuatu di sana makanya ada error, jadi rencana mau saya tanyakan. Tapi orangnya nggak bisa dihubungi."

Sial. Sangat tertebak. Leo bukan anak kecil yang mudah dibohongi. Mungkin developer-nya sudah disuruh Fenita untuk melakukannya, entah dengan iming-iming apa. Sistem keamanan website Air Bad tidak pernah mampu diretas semudah itu kalau bukan dari tim IT-nya sendiri yang teledor.

"Tim IT kita nggak bisa benerin?" tanya Leo dengan mengintimidasi. Ia sungguh berharap sudah merekrut karyawan dengan loyalitas dan kecerdasan yang tinggi agar tidak terjadi hal begini.

"Kami sudah coba dari pagi tadi, Pak."

Leo mengurut pelipisnya. Rasa pening menderanya begitu hebat. Nominal yang tidak sedikit itu berkeliaran di hadapannya. Ya Tuhan, harus apa ia setelah ini?

"Le! Leo!"

Suara dari pintu makin membuat Leo waswas. Aldri dengan wajah panik menghampirinya. Tim IT-nya segera pamit, hanya ada Leo dan Aldri di sana. Leo tahu kabar ini bahkan mungkin lebih buruk.

"Ada surat gugatan dari Finecy. Katanya lo batalin kontrak?"

"Apa?!" Lagi-lagi Leo terkejut. "Mana mungkin gue gegabah gitu, Dri?"

Aldri tahu bosnya tidak gegabah. Hanya saja aneh di saat seperti ini ada surat dilayangkan ke Air Bad mengenai denda yang harus dibayar.

"Ya Tuhan," keluh Leo, menyadari bahwa ganti rugi yang ini bahkan puluhan kali lipat dari kerugian customer. Ia bisa bangkrut hanya dalam waktu sehari kalau menuruti kegilaan Fenita.

Duda Ting TingWhere stories live. Discover now