40. Nyicil

41.1K 4.1K 354
                                    

Padahal belom 2 minggu masa udah nikah awokwok.

🌜🌛

Eiit, tiati skip skip🤫

****

"Aku nggak pernah nyesel," bisik Frisya. Suaranya terdengar bergetar dan parau. "Sampai detik ini aku nggak nyesel."

Hati Leo terasa menghangat. Lega sekaligus sesak. Ia turunkan kepala untuk mendekat ke wajah Frisya yang mendongak. Ia labuhkan bibirnya di atas bibir Frisya, mengecupnya beberapa kali sebelum melumat sampai desah Frisya keluar dari bibirnya. Kecup yang berbalas memang selalu terasa mendebarkan.

Mendadak suasana makin panas. Frisya menarik belakang kepala Leo agar makin mendekat. Ia bergerak gelisah di tengah ciuman Leo yang terus-menerus mencipta gelenyar di seluruh tubuhnya. Tapi anehnya ia tidak mau berhenti kali ini. Jika ciuman sebelum-sebelumnya masih bisa ia kendalikan dengan logikanya sendiri, sekarang justru ia begitu rela, kalau saja Leo mau merenggut apa pun darinya.

Leo merasa hal serupa. Hasratnya melambung tinggi tanpa bisa dicegah. Ia selalu percaya diri dengan pertahanannya selama ini. Walau bentengnya hampir roboh sejak sentuhan pertamanya dengan Frisya, namun selama ini logikanya tidak pernah kalah dengan hawa nafsu.

Sekarang keduanya tidak perlu merasa ketakutan. Dengan begitu Leo tak henti mengerahkan tangannya untuk mengusap apa pun yang bisa membuat keduanya merasa semakin gila. Usapan tangan Leo sudah makin menjalar. Jemarinya melepas kancing kemeja Frisya dari atas, satu per satu.

Setengah mati Leo berusaha pelan-pelan, meraih sesuatu yang selama ini ingin ia sentuh, membuatnya penasaran sekaligus berdebar. Tiap kali benda itu bergesekan dengan dadanya saat mereka berciuman, atau sekadar berpelukan. Tangan Leo makin turun setelah kancing ketiga. Ia raba dada Frisya dan meremasnya lembut.

Oh, jadi begini rasanya. Leo kecanduan, suka melakukannya, terus menerus tanpa berhenti.

Tubuh Frisya makin bergetar. Ia merasa kacau dan berantakan. Sentuhan Leo benar-benar memabukkan. Ia mendesah pasrah, hanya bertumpu pada cekalan di leher Leo agar mereka tak saling melepas ciuman.

"Mau sekarang?" tanya Leo dengan napas terengah. Ia amati wajah Frisya yang memerah. God, cantik banget. Dalam keadaan begini, Frisya terlihat hilang pengendalian, tersesat, tapi tatapnya yang menyorot sendu membuatnya terlihat sangat mendambakan Leo. Lelaki selalu suka perasaan seperti itu.

"Yah," desah Frisya sebagai jawaban. Ia bahkan tidak mengenal suaranya sendiri.

=====================================

BAGIAN AKHIR DIHAPUS

=====================================

🌛🌜

Pendek ya? 😄



Duda Ting TingWhere stories live. Discover now