#37 Ulang tahun [2]

594 134 17
                                    

Kakiku bergerak-gerak gelisah, tidak sabar menunggu kedatangan Mama yang akan menjemputku untuk pesta ulang tahunnya. Sebuah kotak berwarna merah muda aku dekap dengan hati-hati, seperti yang Mama minta aku benar-benar mempersiapkan kado super spesial untuknya.

Langit sore itu benar-benar cerah, seolah mendukung mood ku yang sedang sangat baik. Membayangkan ekspresi Mama ketika menerima kado yang aku bawa bahkan tanpa sadar membuat aku senyum-senyum sendiri. Bahkan saking baiknya suasana sore itu, aku benar-benar tidak mengira hariku yang beberapa jam berjalan baik harus hancur hanya karena kedatangan sebuah mobil Jeep hitam milik sosok yang sama sekali tidak pernah aku harapkan untuk datang ke hadapanku lagi.

Aku bisa melihat dari sudut mataku ketika sosok Jaehyun turun dari mobil milik Johnny itu, tiga buah tangan melambai pada sosoknya sebelum mobil itu maju perlahan mendekat ke arahku dan dengan menyebalkan mengganguku dengan suara klaksonnya yang memekakan telinga. Wajah Johnny muncul setelah itu, tersenyum mengejek dan bertanya bagaimana bisa aku tidak terkejut dengan apa yang dilakukannya.

Sebuah lirikan sinis aku berikan padanya, berharap dengan demikian Johnny dan teman-temannya yang ada dalam mobil itu lekas pergi dari hadapanku. Tapi itu tidak mempan, laki-laki itu kelihatannya sama sekali tidak merasa bersalah setelah kejadian foodfest yang menjadikan aku bisa menunjukkan rasa tidak senangku padanya secara terang-terangang seperti sekarang.

"Lo mau pergi? Lagi nunggu jemputan dari cowok lo yang mana?" tanyanya masih setia dengan nada mengejek. "Daripada kelamaan mending gue anterin aja, yuk."

Aku yang jengah mendengar Johnny terus mengoceh mendekatkan diriku padanya dan membuat gestur seolah sedang melihat sesuatu pada wajah laki-laki setengah bule itu, "Lo kaya gini nggak takut?" aku bertanya pada Johnny untuk balas mengejeknya, laki-laki itu mengangkat sebelah alis matanya mendengar pertanyaanku itu.

"Lo bilang tatapan mata gue nyeremin, apalagi Papa gue kan psikopat. Nggak takut?" Terdengar Johnny tertawa sinis setelahnya, tapi belum dia sempat membalas kata-kataku, Jaehyun dari tempatnya berdiri berteriak untuk menyuruh Johnny pulang saja.

Johnny melirik pada Jaehyun, awalnya terlihat tidak ingin mengikuti ucapan laki-laki itu tapi entah dorongan dari mana Johnny akhirnya menyalakan mesin mobilnya dan bersiap untuk pergi. Tapi sebelum benar-benar meninggalkan aku sendirian, tangan Johnny terulur keluar dari mobilnya dan memukul kado yang aku pegang hingga membuat itu terjatuh.

Aku tidak mengucapkan apa-apa meskipun diam-diam kesal karena tingkahnya. Dari jauh Jaehyun yang melihat itu kelihatannya merasa tidak enak, tapi tetap tidak mengatakan apa-apa. Sebagai gantinya ia berbasa-basi, menanyaiku mau kemana aku sore itu. "—Jangan pulang malem-malem, Dit." Katanya memperingati. Aku diam saja, tidak menanggapi apapun kata-katanya, membuat suasana canggung datang tanpa bisa dihindari.

Diam-diam aku merasa gelisah, berharap Mama segera datang sehingga aku tidak perlu berlama-lama ada disana, terjebak diantara Jaehyun dan suasana tidak mengenakkan yang dibawanya. Dan untunglah harapanku terwujud begitu tak lama kemudian mobil milik Mama segera terlihat mendekat ke arahku dari ujung jalan.

Mobil itu berhenti tepat di depanku, membuat baik perhatianku maupun Jaehyun terpusat padanya, "Wahh, beneran nyiapin kado nih?" Mama dari dalam mobil mengatakan hal itu dengan semangat setelah menurunkan kaca mobilnya, aku mengangguk sambil tersenyum.

"Tapi Maaf bungkusnya rada kotor, tadi nggak sengaja jatuh." Kataku sambil mendekat, berniat untuk masuk kedalam mobil. Tapi sosok lain yang keluar dari sana mengejutkan aku.

"Lah, kak Doyoung kok bareng Mama. Nggak sama Kak Yuta?"

Dia tertawa sebelum menanggapi pertanyaanku, "Yuta kelamaan, katanya masih nungguin Airin sama Gina dandan. Kebetulan tante lewat, terus ngajakin gue sekalian." Jelasnya.

Mama yang keliatannya sudah tidak sabar meminta kami berdua masuk kedalam mobil, Kak Doyoung membukakan pintu depan untukku bertingkah sok menjadi gentleman membuat aku dan Mama tertawa. Setelahnya, ketika Mobil berbalik, dari dalam mobil aku melirik pada spion dan bisa aku lihat sosok Jaehyun masih berdiri di tempatnya mengamati kepergian kami. Dia baru beranjak setelah kami cukup jauh, Jaehyun yang masuk kedalam rumahnya mengibaskan jaketnya dengan kasar sampai mengenai tanaman mawar putih yang ada di pekarangan rumahnya sebelum pergi. Membuat beberapa kelopaknya berguguran ke tanah.

.

.

.

Tbc

[✔] BF ▪Jaehyun▪Where stories live. Discover now