#41 Hujan Sore

583 120 6
                                    

Seharian Airin dan Gina sama sekali tidak membahas prihal apa yang mereka dengar kemarin malam. Mereka berusaha bersikap biasa saja, tapi sejujurnya sikap Gina dan cara bicaranya yang kedengaran terlalu berhati-hati membuat aku bisa menebak jika keduanya memang sengaja tidak ingin membuatku merasa tidak nyaman.

"Ta, kita berdua duluan ya?" Gina berpamitan di sampingnya Airin ikut tersenyum. Keduanya lalu meninggalkan aku yang mendapat jatah piket bersama beberapa teman sekelas yang lain—termasuk Jaehyun.

Aku yang beberapa saat kemudian merasa ada hal janggal pergi sebentar meninggalkan pekerjaanku yang belum sepenuhnya selesai untuk mengecek sesuatu di tas setelah mendengar teman-teman yang lain ramai mengeluh karena langit yang kelihatannya sudah mendung. Dan sialnya, payung milikku tidak ada di dalam sana.

Tepat ketika aku menyadari ketidakberadaan payung milikku, hujan deras turun dengan begitu terburu-buru. Seolah sedang mengejekku jika aku harus pulang sambil hujan-hujanan. Ya, semoga saja aku tidak terkena flu nantinya.

Satu-persatu dari kami menyelesaikan bagian piket kami hari ini, meninggalkan Jaehyun yang masih sibuk dengan bagiannya sendiri.

"Gue duluan," aku berucap padanya—berpamitan sebagai basa-basi, mencoba menyadarkan Jaehyun yang semula sedang menghapus tulisan di papan tulis sambil melamun.

Sosok itu menoleh sebentar, ia melihat seisi kelas yang sudah kosong dan hanya tersisa dirinya lalu mengangguk kikuk. Kelihatannya masih terkejut setelah terbangun dari lamunannya. Setelahnya aku pergi, meninggalkan Jaehyun di kelas kami seorang diri.

Jika diingat-ingat kami sudah begini sejak Jaehyun dekat dengan Tasya. Tidak lagi saling menunggu. Tapi entah bagaimana hari ini aku merasa begitu emosional ketika berjalan di koridor sekolah seorang diri. Ingatan mengenai kami yang jalan berdua untuk pulang bersama di koridor ini berlari-larian.

"Ta," sebuah panggilan terdengar, disusul suara langkah kaki yang terburu-buru. Aku menoleh ke belakang dan mendapati Jaehyun berjalan cepat ke arahku dengan senyum kecil di wajahnya.

Sampai di hadapanku Jaehyun membuka jas hujan berwarna hitam miliknya yang terlipat, kemudian memakaikannya padaku. Dia tidak berhenti bahkan ketika aku sudah melotot sambil menolak perlakuannya yang tiba-tiba itu dengan tegas. "lo sebenernya ngapain sih?" aku berujar ketus.

"Makein elo jas hujan? Sore ini hujan, dan lo nggak bawa payung, kan?" tanyanya sambil dengan mulus menaikkan resleting jas hujan yang aku pakai.

Aku tidak menurut dengan mudah, karena perlu diingat jika aku dan Jaehyun tidak lagi dalam hubungan yang bisa membuatku menerima segala pemberian laki-laki itu dengan mudah. Kami tidak lagi bersahabat seperti dulu.

Aku berniat membuka jas hujan itu, niatnya ingin menarik turun kembali resleting yang sudah dipasang Jaehyun dengan apik. Tapi baru turun beberapa senti bisa aku rasakan jika resleting jas hujan itu macet. Aku tidak lagi bisa menariknya turun lebih rendah, bahkan ketika aku sudah berusaha keras.

"Kalo dipaksa terus nanti jas hujan gue rusak." Katanya memperingati. Aku yang mendengarnya refleks menjauhkan tanganku dari resleting itu, takut jika berakhir merusaknya. Bisa aku lihat ujung-ujung bibir milik Jaehyun tertarik ke atas. "Kalo gitu gue balik ke kelas dulu," Jaehyun berpamitan.

"Kalo jas hujan lo gue pake, terus lo pulangnya gimana?" aku bertanya, menghentikan Jaehyun yang semula sudah mengambil beberapa langkah untuk pergi.

"Gue pulangnya nanti, masih mau nongkrong dulu. Paling pulang-pulang juga udah reda." Kata Jaehyun santai, dia kemudian melanjutkan langkahnya sambil melambai, "Btw, senin depan udah ujian. Semangat ya."

Aku memaksa menarik sudut bibirku untuk menanggapi ucapannya. Yah, tanpa kalimat penyemangatpun aku akan tetap mengerjakan ujian semester dengan maksimal.

Setelahnya aku pulang dengan memakai jas hujan milik Jaehyun, dan sangat bersyukur karena sampai di rumah tanpa harus basah kuyup dan khawatir akan terkena flu karenanya.

Jas hujan itu aku gantung sehingga air yang ada padanya bisa menetes kemudian kering karena diangin-angin. Hingga setelahnya sadar jika jas hujan itu adalah jas hujan yang sama yang aku berikan pada Jaehyun sebagai kado ulang tahunnya yang ke enambelas satu tahun yang lalu.

.

.

.

Tbc

[✔] BF ▪Jaehyun▪Where stories live. Discover now